PEKANBARU. RIAUMADANI. COM - Setiap kali hujan deras mengguyur kota Pekanbaru, sudah pasti Marno dan keluarga tidak bisa tid" />
Sabtu, 4 Oktober 2025

Breaking News

  • Wabup Bagus Santoso dampingi Kapolda Riau, Buka Muswil Ke-VI Hima Persis.   ●   
  • Pemkab Bengkalis Sambut Tim BPK RI Dalam Pemeriksaan Kepatuhan Belanja   ●   
  • Pembukaan Bulan PRB 2025 di Mojokerto, Bupati Rohul : Bulan PRB Momentum Perkuat Sinergi Mitigasi Bencana   ●   
  • Ini Tanggapan Pemerintah Kabupaten Bengkalis Terkait Pj. Kepala Desa   ●   
  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
Bakti Sosial Rumah Yatim Riau
Tinggal di Rumah Atapnya Bocor, Marno Dan Keluarga Bersyukur Dapat Bantuan Rumah Yatim
Minggu 21 Juni 2020, 05:06 WIB
 Rumah Yatim Riau, memberikan sejumlah sembako berupa kebutuhan pokok, kepada bapak Marno Sabtu (20/6/2020). 

PEKANBARU. RIAUMADANI. COM - Setiap kali hujan deras mengguyur kota Pekanbaru, sudah pasti Marno dan keluarga tidak bisa tidur semalaman. Pasalnya, rumah yang ia tinggali atapnya sudah hampir roboh serta dinding rumah penuh dengan tambalan seadanya, sehingga menyebabkan air merembes masuk. 

"Kebetulan tadi malam hujan deras sampai pagi dan saya pegang kasur yang Bapak Marno duduki itu betul saja  basah," tutur Kepala Cabang Rumah Yatim Riau, Ramdan,"kepada Riaumadani. Com.

Rumah tua yang sudah terlihat seperti gubuk itu, berlokasi di Jl. Tenggiri No. 29 RT 003 RW 007, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau. Rumah itu menjadi satu-satunya tempat berteduh Marno beserta istri dan kedua anaknya.

Marno, pria berusia 70 tahun itu memiliki seorang istri yang sakit, kedua kakinya lumpuh sehingga menyebabkan sang istri tidak mampu berjalan lagi. Nahas, anak pertamanya Rahmat Haryono (25) juga mengalami sakit gangguan jiwa. Sehingga di usia yang sudah dewasa sama sekali tidak bisa membantu mencukupi kebutuhan keluarga. 

Nasib tak menguntungkan rupanya setia berkawan dengan Marno, sudah setahun ini kedua matanya sakit sehingga menyebabkan penglihatannya menjadi buram. Karena kondisi itulah, dalam setahun terakhir ia terpaksa berhenti bekerja menjadi pengepul sampah.

"Saya tidak mau berhenti kerja walaupun kondisi mata saya kurang jelas karna kalau saya tidak kerja siapa yang menafkahi keluarga tapi akhirnya saya terpaksa harus berhenti karna banyak warga yang protes dengan pekerjaan yg saya kerjaakan ternyata tidak bersih dan masih berserak sampah," akunya kepada Rumah Yatim. 

Belum lama ini, anak kedua Marno juga sudah tidak lagi bekerja menjadi buruh serabutan. Pasalnya ditengah pandemi Covid-19, jarang sekali orang yang membutuhkan tenaganya. Akibatnya, kondisi Marno dan keluarga semakin terpuruk. Kini untuk memenuhi makan sehari-hari, Marno hanya mengandalkan pemasukan 4 pohon sukun yang ia miliki.

"Buah sukunya bisa mereka jual, 1 buah sukun di hargai Rp.6.000 satu kali panen menghasilkan 100 rb sampai 200 rb. Tapi dalam 1 tahun hanya 3 kali panen," tambah Ramdan.

Namun beruntung, Marno mempunyai tetangga yang mengasihi ia dan keluarganya. Pada saat pohon sukunnya belum panen, mereka kerap kali mendapat bantuan berupa sembako dari para tetangga.

Melihat kondisinya tersebut, Rumah Yatim Cabang Riau memberikan sejumlah sembako berupa kebutuhan pokok, Sabtu (20/6/2020). Meski tak seberapa, namun diharapkan bisa sedikit membantu dan bisa memenuhi kebutuhan Marno dan Keluarga.

"Raut wajah Pak Marno dan keluarga begitu bahagia saat menerima bantuan, mereka mengaku begitu senang dan bersyukur," imbuh Ramdan.(**)



Editor : Tis
Kategori : Pekanbaru
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top