Aliran PLN, Penantiaan Tiada Batas Warga Sekapas

PLN

Rabu 04 Februari 2015, 05:21 WIB

Logo PLN

ROHIL. Riaumadani. com - Masuknya PLN masih sebatas harapan saja,"itulah yang saat ini dirasakan warga Kepenghuluan Sekapas kecamatan Rantau Kopar Kabupaten Rokan hilir yang mengharapkan terealisasinya aliran Listrik dari PT Perusahaan Listrik Negara.

Amrizal [25], warga Kepenghuluan Sekapas ketika ditemui di kediamannya,kepada wartawan media Riaumadani Senin [2/2/2015] mengungkapkan bahwa pemerintah Kabupaten Rokan hilir tidak memiliki keseriusan dalam memperjuangkan masyarakat Sekapas begitu juga anggota DPRD yang terhormat yang sekarang duduk di DPRD Rohil, "ujar Amrizal kesal

"Dulu waktu, masa-masa kampanye caleg DPRD Rohil, ada salah seorang caleg dari Partai Golkar [AF] yang menjanjikan jika terpilih menjadi anggota DPRD Rohil akan memperjuangkan masyarakat Sekapas ini. Tapi begitu ia duduk sekarang apa buktinya, janji tinggal 'janji' Meskipun Indonesia sudah 69 Tahun merdeka, masyarakat Sekapas tetap juga belum mardeka karena sampai saat ini PLN belum masuk juga kedesa kami, "Lihat setiap hari kami hanya memangkukan harapan entah sama siapa lagi, "cetus Amrizal

Selama ini, ungkap Amrizal,masyarakat hanya mengandalkan listrik dari tenaga mesin Diesel yang sudah tentu biayanya sangat memberatkan,"Bayangkan saja,dalam sebulan warga sebagai pelanggan pembangkit listrik tenaga Diesel harus mengeluarkan biaya ratusan ribu rupiah hingga jutaan. Ini memang keprihatinan yang luar biasa, dan bagi masyarakat kurang mampu terpaksa memakai lampu pelito [lampu yang di buat dari Kaleng minuman ,red], kasihan anak-anak belajar." Kata Amrizal

Senada juga di sampaikan Ucok [40] ia menagih janji anggota DPRD Rohil dari Partai Golkar [AF] yang masa kampanye pileg dulu berjanji pada masyarakat Kepenghuluan sekapas untuk merealisasikan masuknya PLN sesuai dengan janjinya dulu. Karena kami telah memilih dia, "Ujar Ucok
"Bagaimana ekonomi kita maju,? Untuk biaya penerangan saja sudah sangat berat, terpaksalah gelap-gelapan karena tidak sanggup membeli minyak solar," kata Ucok * TAM