Pemprov. Riau Resmi Tetapkan Status Siaga Darurat Banjir dan Longsor
Jumat 20 Desember 2019, 23:31 WIB
Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Yan Prana
Jaya memimpin Rapat Penetapan Status Siaga Darurat Banjir dan Longsor,
di Ruang Kenanga Kantor Gubernur Riau, Jumat (20/12/2019).
PEKANBARU. RIAUMADANI. COM - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Yan Prana Jaya memimpin Rapat Penetapan Status Siaga Darurat Banjir dan Longsor, di Ruang Kenanga Kantor Gubernur Riau, Jumat (20/12/2019).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor Jumat (20/12/2019) hingga Selasa (31/12/2019).
Adapun penetapan status siaga ini mengacu kepada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 tahun 2017 tentang Penanggulangan Bencana Alam dan berdasarkan hasil rapat persiapan penetapan status siaga darurat banjir dan longsor yang digelar pada Kamis (19/12/2019) kemarin.
Dalam sambutannya Sekdaprov Riau, Yan Prana Jaya mengatakan bahwa dengan situasi dan kondisi terkini, termasuk yang dilaporkan BPBD dan BMKG, maka status siaga darurut penanggulangan bencana banjir dan longsor ditetapkan.
Ia melanjutkan, selain kebakaran hutan dan lahan, Provinsi Riau juga rawan bencana banjir dan longsor. Di mana terdapat empat sungai besar yang membelah daerah Riau.
"Seiring dengan musim hujan yang terjadi dua kali dalam setahun, bencana banjir pun terjadi dua kali setahun yaitu periode awal tahun dan periode akhir tahun. Sedangkan untuk longsor merupakan isidentil di beberapa wilayah dan waktu tertentu," ungkap Yan.
Ia menjelaskan, bencana banjir tahun ini yang terjadi pada kurun Oktober hingga Desember telah menggenangi 216 desa/kelurahan di 43 kecamatan dari 6 kabupaten, yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Pelalawan, Kuansing, dan Indragiri Hulu. Dampak yang ditimbulkan yaitu terendamnya 8.798 rumah, 11 TK/PAUD, 47 SD/MDA, 19 SMP, dan 17 SMA, serta menelan korban jiwa 3 orang.
"Sedangkan bencana longsor di Rokan Hulu telah menelan 2 korban jiwa serta mengancam mengisolir 8 desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu dan Kampar Kiri, yang mana longsor menutupi ruas jalan akses utama yang menghubungkan 8 desa tersebut dengan wilayah luar," jelasnya.
Selain curah hujan yang tinggi, lanjut dia, bencana banjir dan longsor juga disebabkan oleh perusakan dan penggundulan hutan atau kawasan tangkapan hujan di hulu.
"Air hujan banyak yang tidak terserap sehingga air tersebut akan turun menuju sungai. Jika air dalam jumlah besar maka sungai tidak dapat menampung air yang sangat berlebih tersebut sehingga air meluap ke daerah-daerah yang rendah dan akan mengakibatkan banjir," terang Yan.
Penyebab lainnya adalah perubahan sistem drainase pembuangan air. Suatu daerah yang biasanya tidak banjir akan jadi langganan banjir jika sistem drainase yang ada diubah tanpa AMDAL.
Sementara bencana longsor terjadi akibat dari penebangan hutan di hulu yang menjadikan tanah mudah longsor sehingga jadi bencana bagi penduduk terdekat. (Tis)
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau resmi menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor Jumat (20/12/2019) hingga Selasa (31/12/2019).
Adapun penetapan status siaga ini mengacu kepada Peraturan Daerah (Perda) Nomor 9 tahun 2017 tentang Penanggulangan Bencana Alam dan berdasarkan hasil rapat persiapan penetapan status siaga darurat banjir dan longsor yang digelar pada Kamis (19/12/2019) kemarin.
Dalam sambutannya Sekdaprov Riau, Yan Prana Jaya mengatakan bahwa dengan situasi dan kondisi terkini, termasuk yang dilaporkan BPBD dan BMKG, maka status siaga darurut penanggulangan bencana banjir dan longsor ditetapkan.
Ia melanjutkan, selain kebakaran hutan dan lahan, Provinsi Riau juga rawan bencana banjir dan longsor. Di mana terdapat empat sungai besar yang membelah daerah Riau.
"Seiring dengan musim hujan yang terjadi dua kali dalam setahun, bencana banjir pun terjadi dua kali setahun yaitu periode awal tahun dan periode akhir tahun. Sedangkan untuk longsor merupakan isidentil di beberapa wilayah dan waktu tertentu," ungkap Yan.
Ia menjelaskan, bencana banjir tahun ini yang terjadi pada kurun Oktober hingga Desember telah menggenangi 216 desa/kelurahan di 43 kecamatan dari 6 kabupaten, yaitu Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Pelalawan, Kuansing, dan Indragiri Hulu. Dampak yang ditimbulkan yaitu terendamnya 8.798 rumah, 11 TK/PAUD, 47 SD/MDA, 19 SMP, dan 17 SMA, serta menelan korban jiwa 3 orang.
"Sedangkan bencana longsor di Rokan Hulu telah menelan 2 korban jiwa serta mengancam mengisolir 8 desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu dan Kampar Kiri, yang mana longsor menutupi ruas jalan akses utama yang menghubungkan 8 desa tersebut dengan wilayah luar," jelasnya.
Selain curah hujan yang tinggi, lanjut dia, bencana banjir dan longsor juga disebabkan oleh perusakan dan penggundulan hutan atau kawasan tangkapan hujan di hulu.
"Air hujan banyak yang tidak terserap sehingga air tersebut akan turun menuju sungai. Jika air dalam jumlah besar maka sungai tidak dapat menampung air yang sangat berlebih tersebut sehingga air meluap ke daerah-daerah yang rendah dan akan mengakibatkan banjir," terang Yan.
Penyebab lainnya adalah perubahan sistem drainase pembuangan air. Suatu daerah yang biasanya tidak banjir akan jadi langganan banjir jika sistem drainase yang ada diubah tanpa AMDAL.
Sementara bencana longsor terjadi akibat dari penebangan hutan di hulu yang menjadikan tanah mudah longsor sehingga jadi bencana bagi penduduk terdekat. (Tis)
| Editor | : | Tis |
| Kategori | : | Pekanbaru |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 29 Oktober 2025, 14:26 WIB
Bertemu Menteri Imigrasi, Ketua IWO Riau Tegaskan Komitmen Jadi Mitra Strategis Imigrasi dan Lapas
Jumat 17 Oktober 2025
Rohul Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Riau, Bukti Kepemimpinan Visioner Bupati Anton dan Wabup Syafaruddin Poti
Minggu 05 Oktober 2025
Tim Gabungan Avsec dan Lanud RSN Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jenis Sabu Seberat Hampir 1Kg
Rabu 27 Agustus 2025
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Nasional

Senin 03 November 2025, 22:19 WIB
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
PT. Tunggal Perkasa Plantations Giat Sosial, Fogging Permukiman Warga Cegah DBD
Jumat 24 Oktober 2025
Pemerintah Indonesia Resmi Bolehkan Umroh Mandiri Tanpa Biro Travel
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 

Pekanbaru

Senin 20 Oktober 2025, 07:04 WIB
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Senin 20 Oktober 2025
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Selasa 07 Oktober 2025
Dugaan Adanya SPPD fiktif di DPRD Kota Pekanbaru, Sekwan Hambali Diperiksa Kejari
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau