JAKARTA. RIAUMADANI. COM - WAKIL Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fahmi Salim " />
Jumat, 3 Oktober 2025

Breaking News

  • Wabup Bagus Santoso dampingi Kapolda Riau, Buka Muswil Ke-VI Hima Persis.   ●   
  • Pemkab Bengkalis Sambut Tim BPK RI Dalam Pemeriksaan Kepatuhan Belanja   ●   
  • Pembukaan Bulan PRB 2025 di Mojokerto, Bupati Rohul : Bulan PRB Momentum Perkuat Sinergi Mitigasi Bencana   ●   
  • Ini Tanggapan Pemerintah Kabupaten Bengkalis Terkait Pj. Kepala Desa   ●   
  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
Kecewa Nadiem Makarim Jadi Mendikbud, Muhammadiyah: Pendidikan Bukan Hanya Persoalan Teknologi
Senin 28 Oktober 2019, 00:24 WIB
Kecewa Nadiem Makarim Jadi Mendikbud, Muhammadiyah: Pendidikan Bukan Hanya Persoalan Teknologi
JAKARTA. RIAUMADANI. COM - WAKIL Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fahmi Salim mengkritisi langkah pemerintah yang tidak memilih kadernya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

Fahmi menyebut pihaknya kecewa tidak mendapatkan jatah Mendikbud, bukan karena kepentingan pragmatis.

"Yang penting bagi kami, kalau ada kekecewaan, kami kecewa bukan dalam urusan pragmatis."

"Karena Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis."

"Tidak terlibat dalam dukung mendukung Pilpres kemarin, hingar bingar, tarik menarik, seperti misalnya kawan-kawan PA 212," ujar Fahmi di D consulate, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2019).

Menurut Fahmi, masalah pendidikan memiliki kaitan erat dengan Muhammadiyah.

Ada empat aspek yang menjadi concern Muhammadiyah selama ini, salah satunya mengenai pendidikan.

"Yang jelas kalau urusan keagamaan pendidikan, sosial, kesehatan, kan sangat berkait erat dengan Muhammadiyah," jelas Fahmi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih Mendikbud pada Kabinet Indonesia Maju bukan dari kalangan Muhammadiyah.

Jokowi justru mengangkat mantan CEO Go-Jek Nadiem Makarim sebagai Mendikbud.

Terkait hal tersebut, menurut Fahmi persoalan pendidikan tidak melulu terkait persoalan teknologi, namun juga terkait persoalan moral bangsa.

"Jadi bukan hanya persoalan teknologi. Karena inti dari pendidikan itu adalah moralitas bangsa."

"Nah, yang jelas jangan sampai nanti di masyarakat lalu akan muncul persepsi bahwasanya penyusunan kabinet ini dilakukan agak serampangan," tegas Fahmi.

Nadiem Makarim menggantikan Muhadjir Effendy yang ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dalam Kabinet Indonesia Maju.

Alasan Jokowi

Presiden Jokowi melihat sosok Nadiem Makarim dapat membuat sebuah terobosan yang besar di dunia pendidikan.

Awalnya, Jokowi menjelaskan, ada 300 ribuan sekolah dari tingkatn Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) di ribuan pulau di Indonesia, dengan jumlah sekitar 50 juta pelajar.

"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, memanajemeni guru yang sebanyak itu dan dituntut oleh sebuah standar yang sama," ucap Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Namun, setelah masuknya teknologi, Jokowi berharap akses ke pendidikan semakin mudah.

Dan, Kemendikbud dapat membuat sebuah lompatan besar, yang dulunya dirasa tidak mungkin menjadi mungkin.

"Oleh sebab itu kenapa dipilih Mas Nadiem Makarim, beliau sudah bercerita pada saya apa yang akan dikerjakan," kata Jokowi.

"Sehingga, kita harapkan lompatan kualitas sumber daya manusia nanti betul-betul bisa terjadi."

"Ada peluang besar, ada terobosan untuk melakukan itu," terang Jokowi.

Perubahan Strategi

Sementara, Muhadjir Effendy menilai Presiden Joko Widodo melakukan perubahan strategi dalam penyusunan menteri Kabinet Indonesia Maju.

Hal tersebut disampaikan Muhadjir ketika diminta tanggapannya, terkait sosok Nadiem Makarim yang menggantikan posisinya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud).

"Presiden kan menurut saya, setiap Presiden seperti manajer sepak bola."

"Ketika melihat kondisi lapangan dan menetapkan strategi, ketika menetapkan strategi menentukan siapa pemainnya," ulas Muhadjir di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

Muhadjir menjelaskan, perubahan strategi yang telah dilakukan Presiden, pasti diikuti perubahan pemainnya atau para menterinya.

"Kalau misalnya, oh ini kita harus melakukan permainan bertahan, dipasanglah pemain-pemain yang memiliki karakter bertahan."

"Kalau disiapkan menyerang, yang disiapkan tim yang menyerang," ucap Muhadjir.

Ketika ditanya sosok Nadiem, apakah sosok penyerang atau bertahan. Muhadjir tidak menjawabnya.

"Wartawan yang menilai," jawab Muhadjir.

Digitalisasi

Nadiem Makarim berencana memanfatkan digitalisasi ke dunia pendidikan.

Akan tetapi, bentuknya seperti apa, Nadiem mengaku belum mengetahui penerapannya, sebab fokusnya saat ini masih belajar.

"Yang terpenting kita ini mulai bukan dengan aksi."

"Tapi belajar dulu dengan semua stakeholder yang ada," katanya saat acara pisah sambut di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).

Dirinya mengaku sebagai murid yang belajar cepat. Terutama dalam hal 100 hari jabatannya sebagai Mendikbud.

"Cepat, saya cepat belajarnya," ujarnya.

Begitu juga dengan urusan kebudayaan, Nadiem masih belum mau mengatakan terobosan apa yang akan dilakukan di ranah tersebut.

"Tapi yang jelas berhubungan karena saya milenial dan backgroundnya teknologi. Sudah pasti perubahan yang terjadi ke sana."

"Tapi saya belum bisa mention apa rencana saya yang saya lakukan apa."

"Yang sudah jelas kita ingin memfokuskan kepada manusia yang keluar dari sistem pendidikan seperti apa," paparnya.

Nadiem membantah dirinya membuang waktu dalam memikirkan penerapan teknologi.

"Step pertama jangan selalu memberikan solusi dulu."

"Pertama, harus seperti murid yang baik, belajar dulu, kondisi lapangan seperti apa, kondisi guru seperti apa, kondisi murid seperti apa, dan kondisi birokrasi dan administrasi seperti apa."

"Dari situlah, baru kita menemukan solusi-solusi baik teknologi maupun nonteknologi yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan kita," urainya. (*red)



Editor : Tis
Kategori : Nasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top