
DEMO GEDUNG DPR RI
Aparat Kepolisian menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa
aksi yang berada di sekitar Kampus Atma Jaya. Padahal, kampus tersebut
dijadikan sebagai titik posko evakuasi bagi korban luka-luka.
Aparat Tembakkan Gas Air Mata ke Posko Evakuasi Korban
Senin 30 September 2019, 22:47 WIB

JAKARTA. RIAUMADANI. COM - Aparat kepolisian masih terus memukul mundur massa pengunjuk rasa dari depan gedung DPR hingga ke kawasan Semanggi, Jakarta Pusat.
Bahkan, aparat menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa aksi yang berada di sekitar Kampus Atma Jaya. Padahal, kampus tersebut dijadikan sebagai titik posko evakuasi bagi korban luka-luka.
"Massa aksi mengarah ke kampus, namun polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan massa yang mengarah ke arah kampus," ujar mahasiswa Fakultas Hukum Atma Jaya, Natado, saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/9/2019).
"Serta-merta tembakan itu mengarah ke kampus, yang seharusnya menjadi titik netral dan sudah ada posko evakuasi," kata Natado dikutip dari Kompas.
Menurut Natado tembakan gas air mata berlangsung sejak pukul 18.50 WIB.
Sementara, korban pingsan yang membutuhkan bantuan oksigen jumlahnya sudah mencapai lebih dari 50 orang.
Natado mengatakan, sebagian massa aksi mencari jalan pulang secara bersama-sama, namun tetap menjadi target tembakan gas air mata oleh polisi.
"Massa aksi yang bergerak mundur dari DPR dan mengarah ke Posko Evakuasi di ruas jalan samping Unika Atma Jaya, masih dikejar polisi dan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa aksi yang sudah mengarah ke Kampus Unika Atma Jaya," kata Natado.
Tidak hanya itu, sekitar pukul 21.00 polisi masih menembakkan gas air mata ke sekitar kampus.
"Sehingga ada satu tembakan yang masuk ke pekarangan kampus," ujar Natado.
Tim Advokasi untuk Demokrasi mendesak Kepolisian Daerah Metro Jaya (Polda Metro) untuk segera menghentikan tindakan represif pasca penanganan aksi hari ini, termasuk masih dilangsungkannya serangan gas air mata diarahkan ke Universitas Atma Jaya yang berfungsi sebagai posko medis untuk merawat korban aksi. (**)
Bahkan, aparat menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa aksi yang berada di sekitar Kampus Atma Jaya. Padahal, kampus tersebut dijadikan sebagai titik posko evakuasi bagi korban luka-luka.
"Massa aksi mengarah ke kampus, namun polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan massa yang mengarah ke arah kampus," ujar mahasiswa Fakultas Hukum Atma Jaya, Natado, saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/9/2019).
"Serta-merta tembakan itu mengarah ke kampus, yang seharusnya menjadi titik netral dan sudah ada posko evakuasi," kata Natado dikutip dari Kompas.
Menurut Natado tembakan gas air mata berlangsung sejak pukul 18.50 WIB.
Sementara, korban pingsan yang membutuhkan bantuan oksigen jumlahnya sudah mencapai lebih dari 50 orang.
Natado mengatakan, sebagian massa aksi mencari jalan pulang secara bersama-sama, namun tetap menjadi target tembakan gas air mata oleh polisi.
"Massa aksi yang bergerak mundur dari DPR dan mengarah ke Posko Evakuasi di ruas jalan samping Unika Atma Jaya, masih dikejar polisi dan menembakkan gas air mata ke arah kerumunan massa aksi yang sudah mengarah ke Kampus Unika Atma Jaya," kata Natado.
Tidak hanya itu, sekitar pukul 21.00 polisi masih menembakkan gas air mata ke sekitar kampus.
"Sehingga ada satu tembakan yang masuk ke pekarangan kampus," ujar Natado.
Tim Advokasi untuk Demokrasi mendesak Kepolisian Daerah Metro Jaya (Polda Metro) untuk segera menghentikan tindakan represif pasca penanganan aksi hari ini, termasuk masih dilangsungkannya serangan gas air mata diarahkan ke Universitas Atma Jaya yang berfungsi sebagai posko medis untuk merawat korban aksi. (**)
Editor | : | Tis |
Kategori | : | Nasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan