Presiden JOKOWI
Jokowi Dinilai Tak Mampu Kontrol Partai Politik di KIH, Termasuk PDI-P
Selasa 09 Desember 2014, 09:19 WIB
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat merilis hasil survei mengenai split ticket voting dan karakteristik personal capres memengaruhi massa pemilih, di kantor Indikator Jakarta Pusat, Selasa (13/5/2014). Hasil survei
JAKARTA, Riaumadani.com - Pengamat politik Burhanuddin Muhtadi menilai, Presiden Joko Widodo tak mampu mengontrol partai politik yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan, Koalisi Indonesia Hebat. Bahkan, menurut Burhanuddin, Jokowi juga tak mampu mengontrol partai asalnya, PDI Perjuangan.
"Tidak ada satu pun partai yang dapat dikontrol oleh Jokowi. Sekali pun PDI-P, yang ngontrol bukan Jokowi, tapi pemilik kontrakannya, Megawati. Kalau Jokowi cuma ngontrak saja," ujar Burhanuddin, seusai mengisi diskusi di Kantor Indonesia Corruption Watch [ICW], Kalibata, Jakarta Selatan, Senin [8/12/2014].
Ia mencontohkan, dalam pemilihan dan penempatan menteri-menteri dalam Kabinet Kerja. Dengan posisinya di PDI-P hanya sebagai kader biasa, hal ini memengaruhi ruang gerak Jokowi. Menurut Burhanuddin, realitas politik membuat Jokowi susah melakukan manuver.
"Placing menteri dalam kabinet, Presiden sesuci apa pun dia tidak bisa mengabaikan partai politik. Bidang hukum diisi orang parpol itu mengenaskan. Ini tantangan Jokowi, berhadapan dengan parpol, termasuk pendukungnya sendiri," kata Burhanuddin.
Di sisi lain, menurut Burhan, partai politik seringkali menjadi penyokong terjadinya praktek korupsi. Oleh karena itu, dia berharap Jokowi memiliki keberanian untuk melakukan kontrol terhadap partai politik, terutama partai-partai pendukung pemerintah. **
"Tidak ada satu pun partai yang dapat dikontrol oleh Jokowi. Sekali pun PDI-P, yang ngontrol bukan Jokowi, tapi pemilik kontrakannya, Megawati. Kalau Jokowi cuma ngontrak saja," ujar Burhanuddin, seusai mengisi diskusi di Kantor Indonesia Corruption Watch [ICW], Kalibata, Jakarta Selatan, Senin [8/12/2014].
Ia mencontohkan, dalam pemilihan dan penempatan menteri-menteri dalam Kabinet Kerja. Dengan posisinya di PDI-P hanya sebagai kader biasa, hal ini memengaruhi ruang gerak Jokowi. Menurut Burhanuddin, realitas politik membuat Jokowi susah melakukan manuver.
"Placing menteri dalam kabinet, Presiden sesuci apa pun dia tidak bisa mengabaikan partai politik. Bidang hukum diisi orang parpol itu mengenaskan. Ini tantangan Jokowi, berhadapan dengan parpol, termasuk pendukungnya sendiri," kata Burhanuddin.
Di sisi lain, menurut Burhan, partai politik seringkali menjadi penyokong terjadinya praktek korupsi. Oleh karena itu, dia berharap Jokowi memiliki keberanian untuk melakukan kontrol terhadap partai politik, terutama partai-partai pendukung pemerintah. **
Editor | : | TIS-Kompas |
Kategori | : | Nasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Selasa 07 Mei 2024, 06:14 WIB
Abdul Wahid Serahkan formulir pendaftaran calon Gubernur Riau 2024 ke PDIP
Rabu 17 April 2024
MK Tegaskan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Diumumkan 22 April
Jumat 12 April 2024
Bupati Kasmarni Langsung Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Senin 08 April 2024
Koperasi Bunsur Pesisir Cemerlang Salurkan Pinjaman ke Dua Kepada 476 Pemilik SHM Lahan TORA
Nasional
Sabtu 11 Mei 2024, 19:56 WIB
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari: Caleg Terpilih di Pileg 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada
Sabtu 11 Mei 2024
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari: Caleg Terpilih di Pileg 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada
Senin 06 Mei 2024
Miris! Mahkamah Agung Diduga Terindikasi Kuat sebagai Pasar Gelap Jual-beli Perkara
Sabtu 20 April 2024
Tindak Lanjuti Pelanggaran Internal, KPK Tahan 15 Tersangka Pemerasan di Rutan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Rabu 08 Mei 2024, 07:02 WIB
H.Endang Sukarelawan dan Lahmuddin Rambe Kembalikan Berkas Pendaftaran ke Partai PKB
Rabu 08 Mei 2024
H.Endang Sukarelawan dan Lahmuddin Rambe Kembalikan Berkas Pendaftaran ke Partai PKB
Rabu 08 Mei 2024
Rahmansyah Kembalikan Formulir Pendaftaran Bacalon Walikota Pekanbaru ke PKB dan Nasdem
Jumat 03 Mei 2024
STIH Persada Bunda Taja Seminar Nasional Hukum Pembaharuan Hukum Pidana “Tantangan dan Peluang”