
PLN
PLN
Ganti Rugi Lahan Tak Jelas, Warga 2 Desa Di Rohul Ancam Robohkan Tower Milik PLN
Kamis 01 Februari 2018, 00:08 WIB

Ganti Rugi Lahan Tak Jelas, Warga 2 Desa Di Rohul Ancam Robohkan Tower Milik PLN
ROKAN HULU. RIAUMADANI. com - Pemasangan jaringan saluran udara tegangan tinggi (SUTET) 150 Kilo Volt milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) tuai kontroversi. Karena, tiang tower yang dipasang di atas lahan kebun milik masyarakat masih ada yang belum diganti rugi.
Seperti ganti rugi lahan masyarakat di dua Desa di Kecamatan Ujung Batu, yakni Desa Ujung Batu Timur dan Desa Pematang Tebih. Sedikitnya ada 29 tower atau tiang jaringan SUTET 150 KV yang melewati lahan milik warga. Dan belum satu pun diganti rugi oleh pihak terkait.
Sebagai pemilik lahan yang dilalui jaringan SUTET 150 KV milik PT PLN itu, puluhan warga mengeluh karena merasa hanya mendapatkan janji manis dari pihak PLN, bahwa lahan yang dilalui akan diganti rugi. Tetapi hingga sekarang tidak ada kejelasan perihal ganti rugi itu.
Kemudian, keluhan puluhan warga pemilik lahan disampaikan ke Kepala Desa Pematang Tebih, Kecamatan Ujung Batu, Selamat. Menurut Selamat, sudah ada sekitar 10 warga pemilik lahan yang menyampaikan keluhan kepadanya.
Sebut Selamat, untuk Desa Pematang Tebih ada 20 tiang tower SUTET dan jaringannya melewati lahan milik masyarakat. Dimana, lokasi berdirinya tower itu merupakan lahan perkebunan warga yang sudah ditumbang oleh pelaksana. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan ganti rugi oleh pihak PLN. Oleh karena itu, warga sangat dirugikan.
"Seperti salah satu warganya yang belum dibayarkan ganti rugi pemasangan jaringan SUTET adalah Sugito, dana ganti rugi mencapai Rp70 juta. Dia selalu mempertanyakan kepada saya," kata Selamat, Selasa (30/1/2018).
Menjawab apa yang menjadi keluhan masyarakatnya, dia sudah pernah berkomunikasi dengan juru bayar ganti rugi SUTET, Sahrum di bulan Juli tahun 2017 lalu. Namun dari percakapan yang dilakukan via telepon seluler, Sahrum mengaku akan membayarnya.
"Namun janji tinggal janji, ketika dipertanyakan lagi melalui handpone tidak mendapat respon," keluh Selamat, dan dirinya berharap ada ganti rugi, karena pohon karet warga sudah ditumbang untuk melancarkan pembangunan tower SUTET itu.
Kondisi yang sama juga terjadi di lahan milik warga Desa Ujung Batu Timur. Di sana ada 9 tiang tower SUTET 150 KV yang melalui lahan kebun karet dan kelapa sawit milik warga. Dan hingga kini belum satu pun mendapatkan ganti rugi. Oleh karena belum mendaptkan ganti rugi, warga sempat mengancam akan meroboh tower yang diberdiri di lahan miliknya itu.
Keluhan warga pemilik lahan ini dibenarkan Kepala Desa Ujung Batu Timur Harde Yanto. Menurutnya, sudah 8 orang warga pemilik lahan yang mengeluhkan belum adanya ganti rugi lahan dalam pembangunan tower dan jaringan SUTET 150 KV ini.
"Selama beberapa bulan terakhir silih berganti warga mendatangi saya meminta solusi ganti rugi. Bahkan ada beberapa yang mengancam akan merobohkan tower di lahannya itu jika tidak ada kejelasan ganti rugi. Namun kita larang, kita akan tetap carikan solusi untuk hal ini," tegas Harde Yanto.
Sebut Harde Yanto, dirinya bersama warga pernah mempertanyakan perihal ganti rugi itu PLN Ranting Ujung Batu, dan mendapat jawaban kalau wewenang belum dialihkan ke pihak PLN dan berdalih pelaksanaan dilakukkan pihak ketiga, dalam hal ini kontraktor.
"Masyarkat hanya berharap ganti rugi kebun sawit dan karet yang ditumbangkan untuk pembanguan tiang tower itu. Kalau tidak ada kejelasan dari pihak terkait, kami tidak bisa menahan amarah masyarakat ini," ucap Harde.
Sementara itu, Menejer PLN Pasir Pangaraian David Sibarani ketika dikonfirmasi melalui selulernya, Rabu (31/1) mengatakan kalau perihal ganti rugi lahan masyarakat yang dilalui jaringan SUTET itu bukanlah domainnya, melainkan tanggungjawab Unit Induk Pembangunan Pekanbaru.
"Itu bukan urusan kita pak, karena sudah beda divisi. Kalau mau jelas tanyakan ke Unit Induk Pembangunan Pekanbaru," jelas David. *(Alfian)
Seperti ganti rugi lahan masyarakat di dua Desa di Kecamatan Ujung Batu, yakni Desa Ujung Batu Timur dan Desa Pematang Tebih. Sedikitnya ada 29 tower atau tiang jaringan SUTET 150 KV yang melewati lahan milik warga. Dan belum satu pun diganti rugi oleh pihak terkait.
Sebagai pemilik lahan yang dilalui jaringan SUTET 150 KV milik PT PLN itu, puluhan warga mengeluh karena merasa hanya mendapatkan janji manis dari pihak PLN, bahwa lahan yang dilalui akan diganti rugi. Tetapi hingga sekarang tidak ada kejelasan perihal ganti rugi itu.
Kemudian, keluhan puluhan warga pemilik lahan disampaikan ke Kepala Desa Pematang Tebih, Kecamatan Ujung Batu, Selamat. Menurut Selamat, sudah ada sekitar 10 warga pemilik lahan yang menyampaikan keluhan kepadanya.
Sebut Selamat, untuk Desa Pematang Tebih ada 20 tiang tower SUTET dan jaringannya melewati lahan milik masyarakat. Dimana, lokasi berdirinya tower itu merupakan lahan perkebunan warga yang sudah ditumbang oleh pelaksana. Namun hingga saat ini belum ada kejelasan ganti rugi oleh pihak PLN. Oleh karena itu, warga sangat dirugikan.
"Seperti salah satu warganya yang belum dibayarkan ganti rugi pemasangan jaringan SUTET adalah Sugito, dana ganti rugi mencapai Rp70 juta. Dia selalu mempertanyakan kepada saya," kata Selamat, Selasa (30/1/2018).
Menjawab apa yang menjadi keluhan masyarakatnya, dia sudah pernah berkomunikasi dengan juru bayar ganti rugi SUTET, Sahrum di bulan Juli tahun 2017 lalu. Namun dari percakapan yang dilakukan via telepon seluler, Sahrum mengaku akan membayarnya.
"Namun janji tinggal janji, ketika dipertanyakan lagi melalui handpone tidak mendapat respon," keluh Selamat, dan dirinya berharap ada ganti rugi, karena pohon karet warga sudah ditumbang untuk melancarkan pembangunan tower SUTET itu.
Kondisi yang sama juga terjadi di lahan milik warga Desa Ujung Batu Timur. Di sana ada 9 tiang tower SUTET 150 KV yang melalui lahan kebun karet dan kelapa sawit milik warga. Dan hingga kini belum satu pun mendapatkan ganti rugi. Oleh karena belum mendaptkan ganti rugi, warga sempat mengancam akan meroboh tower yang diberdiri di lahan miliknya itu.
Keluhan warga pemilik lahan ini dibenarkan Kepala Desa Ujung Batu Timur Harde Yanto. Menurutnya, sudah 8 orang warga pemilik lahan yang mengeluhkan belum adanya ganti rugi lahan dalam pembangunan tower dan jaringan SUTET 150 KV ini.
"Selama beberapa bulan terakhir silih berganti warga mendatangi saya meminta solusi ganti rugi. Bahkan ada beberapa yang mengancam akan merobohkan tower di lahannya itu jika tidak ada kejelasan ganti rugi. Namun kita larang, kita akan tetap carikan solusi untuk hal ini," tegas Harde Yanto.
Sebut Harde Yanto, dirinya bersama warga pernah mempertanyakan perihal ganti rugi itu PLN Ranting Ujung Batu, dan mendapat jawaban kalau wewenang belum dialihkan ke pihak PLN dan berdalih pelaksanaan dilakukkan pihak ketiga, dalam hal ini kontraktor.
"Masyarkat hanya berharap ganti rugi kebun sawit dan karet yang ditumbangkan untuk pembanguan tiang tower itu. Kalau tidak ada kejelasan dari pihak terkait, kami tidak bisa menahan amarah masyarakat ini," ucap Harde.
Sementara itu, Menejer PLN Pasir Pangaraian David Sibarani ketika dikonfirmasi melalui selulernya, Rabu (31/1) mengatakan kalau perihal ganti rugi lahan masyarakat yang dilalui jaringan SUTET itu bukanlah domainnya, melainkan tanggungjawab Unit Induk Pembangunan Pekanbaru.
"Itu bukan urusan kita pak, karena sudah beda divisi. Kalau mau jelas tanyakan ke Unit Induk Pembangunan Pekanbaru," jelas David. *(Alfian)
Editor | : | Tis. |
Kategori | : | Rohul |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan