Selasa, 14 Mei 2024

Breaking News

  • Bupati Alfedri lepas 21 Calon Jamaah Haji Asal Sungai Apit Kabupaten Siak   ●   
  • Aparat Desa Gondai Diduga Bagikan Ayam Terjangkit Penyakit Kepada Warga   ●   
  • Bupati Sukiman Hadiri Perayaan Milad IKJR ke-18 di Sabak Auh Kabupaten Siak   ●   
  • Disinyalir Selewengakan Dana Desa Kades Pangkalan Gondai Bungkam   ●   
  • Sekwan Setya Hendro Wardhana, Hadiri Peringatan Hari Jadi IKJR Ke-18 Kabupaten Siak   ●   
Kapolri Tindaklanjuti Kasus Pelecehan Seksual Gubri
WD Tantang Annas Maamun Diuji Menggunakan Alat Deteksi Kebohongan
Kamis 04 September 2014, 04:05 WIB
Poto int

JAKARTA. Riaumadani. com  - Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan, pihaknya akan lebih dulu mengumpulkan Barang Bukti [BB] sebelum memeriksa Gubernur Riau Annas Maamun yang telah dilaporkan Wide Wirawaty [38] dan Dwi Siswati [47] atas dugaan pelecehan seksual.

"Kita tunggu dulu buktinya, seperti apa laporan itu [sebelum memeriksa Gubernur Riau, red]. Pak Gubernur itu kan umurnya sudah 75 tahun. Saya kenal beliau dan pernah ketemu sekali. Masa 75 tahun begitu? Tapi, nanti kita cek. Kita tidak tahu persis," terang Sutarman, di Mabes Polri, Rabu [3/9/2014].

Sementara, Wide Wirawaty rencananya akan diperiksa penyidik Mabes Polri pada Kamis [4/9/2014] hari ini. Pemeriksaan nantinya menjadi pintu  masuk bagi pengungkapan kasus pelecehan seksual Gubernur Riau Annas Maamun yang telah menghebohkan publik di tanah air ini.

Wide merupakan putri kelima dari Soemardi Taher, tokoh pendidikan Riau yang cukup disegani, mantan Sekjen DPP Persatuan Guru Republik INdonesia [PGRI] dan mantan anggota Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia [DPD-RI].

Perempuan yang dinilai berani mempolisikan Annas Maamun, sang Ketua DPD I Partai Golkar Riau itu untuk mewakili para perempuan yang diduga sudah dizalimi serta ternodai oleh Annas, kini mendapat dukungan masyarakat luas dari berbagai kalangan di Indonesia.

Seperti diketahui, Wide Wirawaty telah melapor ke Bareskrim Mabes Polri pada 27 Agustus 2014 lalu, dengan Laporan Polisi Nomor: LP/797/VIII/2014/Bareskrim dengan terlapor Gubernur Riau Annas Maamun.

Perkara yang dilaporkan adalah Tindak Pidana Dengan Kekerasan atau dengan ancaman kekerasan memaksa seseorang untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, diancam karena melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan.

Sedangkan Soemardi Taher membeberkan, setelah kejadian tindakan asusila yang telah mencoreng marwah Bumi Melayu Riau, muncul pula berbagai bentuk tindakan dari Annas Maamun sebagai upaya untuk menutupi kasus pelecehan seksualnya.

"Namun, apapun bentuknya yang bertujuan menutupi kasus tersebut justru kini malah semakin memperkuat bukti-bukti bahwa tindakan asusila Annas Maamun benar faktanya," ungkap Soemardi.

Mantan Ketua PGRI Provinsi Riau ini pun menegaskan, bahwa putri kandungnya Wide Wirawaty memiliki bukti berupa rekaman pembicaraan telepon dengan Gubernur Riau Annas Maamun.

"Kasus pelecehan seksual ini juga dibiaskan menjadi kasus pemerasan dan dibuat mereka opini ada unsur politisnya untuk menjatuhkan gubernur. Tapi, masyarakat kan sudah tahu kalau dalih itu hanya akal-akalan dia (Annas Maamun, red) saja," pungkas Soemardi.

Ia juga menantang Gubernur Riau, jika dirinya atau anaknya melakukan pemerasan seperti yang ditudingkan Annas Maamun, kenapa tidak dilaporkan saja ke polisi.

"Kalau saya yang meminta uang itu, ya laporkan saya kepada polisi. Atau kalau Wide yang meminta, silahkan polisi kan dia. Jadi, jangan hanya mengumbar akal-akalan saja untuk mendapat simpati masyarakat bahwa dia seolah-olah di peras," tegas Soemardi.

Hal senada ditegaskan Wide Wirawaty, tidak ada motif pemerasan maupun kepentingan politik yang melatarbelakangi laporannya ke Mabes Polri. "Ini murni, jadi tak ada sedikitpun unsur-unsur politik dan pemerasan," tandasnya.

Ia mengaku berani mempolisikan Gubernur Riau Annas Maamun sebagai bentuk mewakili para perempuan yang sudah dizalimi dan ternodai oleh kakek lanjut usia itu.

"Perjuangan saya murni didasari nurani seorang wanita agar tidak ada lagi korban-korban kebejatan seorang Annas Maamun kedepannya," tegas Wide.

Untuk mempertanggungjawabkan tindakan laporan Wide ke Mabes Polri, jangankan hanya bersumpah diatas Alquran, namun dirinya siap diuji dengan menggunakan alat pendeteksi kebohongan paling canggih sekalipun.

Bahkan, Wide menantang Gubernur Riau Annas Maamun apakah juga berani diuji dengan alat deteksi kebohongan.

Sebab, tidak ada korelasinya jika Annas Maamun sekedar 'cuap-cuap' lewat Kabiro Humas Pemprov Riau Yoserizal Zein mengatakan telah bersumpah diatas Alquran dihadapan istrinya Latifah Hanum.

"Saya juga siap melakukan sumpah dan saya tantang Pak Annas untuk bersumpah bersama-sama diatas Alquran didalam Masjid Istiqlal Jakarta, dengan dihadiri para ulama terkemuka, Menteri Agama serta tokoh-tokoh Riau," pungkas Wide Wirawaty.

Nah, beranikan Annas Maamun menerima tantangan Wide Wirawty, terlebih lagi jika diuji dengan alat deteksi kebohongan?

Tampaknya, masyarakat Riau pun sudah tahu seperti apa jawaban atas tantangan Wide ini. **



Editor : TIS/PR
Kategori : Hukum
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top