Dugaan Korupsi di Bapenda
Logo
Kejati Terbitkan Dua Sprindik Baru Dugaan Korupsi di Bapenda Riau dan Rokan hilir
Sabtu 25 November 2017, 22:01 WIB
Logo
PEKANBARU. RIAUMADANI. com - Bagian Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau mengeluarkan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) kasus dugaan korupsi di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Riau serta korupsi anggaran di Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil).
Penerbitan Sprindik itu merupakan pengembangan dari kasus Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif dengan tersangka Deyu dan Deliana. Sementara anggaran Bappeda Rohil pengembangan kasus tersangka Wan Amir Firdaus.
"Bapenda Riau dan Bappeda Rohil (dugaan tipikor) penyidikan lanjutan, kita terbitkan Sprindik baru. Untuk mendalami fakta hukum adanya dugaan korupsi hasil kemarin (perkara awal)," ujar Asisten Pidsus Kejati Riau, Sugeng Riyanta SH MH, Kamis, 23 November 2017.
Sugeng memastikan, penetapan tersangka tidak berhenti pada orang-orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka sebelumnya. "Makanya kita minta sabar karena akan ada kelanjutannya," kata Sugeng.
Untuk mengumpulkan bukti-bukti lanjutan, penyidik sudah memanggil sejumlah saksi. Nantinya, bukti yang terkumpul akan digelar.
"Kalau ada fakta hukum keterlibatan atas orang lain kita buka penyidikan baru. Pokoknya ada terkait penyidikan baru, nantilah," tegasnya sambil mengisyaratkan bakal ada tersangka baru dalam dua kasus tersebut.
Dugaan korupsi SPPD fiktif Bapenda Riau ini terjadi pada tahun 2015 hingga 2016 silam di Bapenda Riau. Sebelumnya penyidik telah menetapkan dua tersangka, yakni mantan Sekretaris Bapenda, Deliaya dan Kasubag Keuangan, Deyu.
Kedua terangka diduga membuat SPPD fiktif dan pemotongan anggaran perjalanan tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2015, pemotongan sebesar 5 persen, tahun 2016 sebesar 10 persen. Akibatnya negara dirugikan Rp1,3 miliar.
Sementara itu, dugaan korupsi anggaran Bappeda Rohil tahun 2008-2011, berawal ketika Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan jumlah transaksi yang masuk dan keluar di rekening mantan Kepala Bappeda Rohil, Wan Amir Firdaus. Jumlahnya sebesar Rp17 miliar lebih. Uang itu diduga berasal dari proyek fiktif di Bappeda Rohil.
Dari penyidikan diketahui uang masuk dari praktik korupsi yang ada di rekening sebesar Rp8,7 miliar. Sementara yang masuk dari gratifikasi Rp6,3 miliar. Dari audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ditemukan kerugian negara sebesar Rp1.826.313.633.
Dalam perjalanan penyidikannya, selain Wan Amir Firdaus, penyidik Pidsus Kejati Riau juga menetapkan 3 tersangka lainnya, yakni Pejabat Verifikasi Pengeluaran Bappeda Rohil, Rayudin, Bendahara Pengeluara Bappeda Rohil tahun 2008-2009, Suhermanto dan Hamka, Bendahara pengeluaran tahun 2010-2011.
Sumber: riauonline.co.id
Penerbitan Sprindik itu merupakan pengembangan dari kasus Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) fiktif dengan tersangka Deyu dan Deliana. Sementara anggaran Bappeda Rohil pengembangan kasus tersangka Wan Amir Firdaus.
"Bapenda Riau dan Bappeda Rohil (dugaan tipikor) penyidikan lanjutan, kita terbitkan Sprindik baru. Untuk mendalami fakta hukum adanya dugaan korupsi hasil kemarin (perkara awal)," ujar Asisten Pidsus Kejati Riau, Sugeng Riyanta SH MH, Kamis, 23 November 2017.
Sugeng memastikan, penetapan tersangka tidak berhenti pada orang-orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka sebelumnya. "Makanya kita minta sabar karena akan ada kelanjutannya," kata Sugeng.
Untuk mengumpulkan bukti-bukti lanjutan, penyidik sudah memanggil sejumlah saksi. Nantinya, bukti yang terkumpul akan digelar.
"Kalau ada fakta hukum keterlibatan atas orang lain kita buka penyidikan baru. Pokoknya ada terkait penyidikan baru, nantilah," tegasnya sambil mengisyaratkan bakal ada tersangka baru dalam dua kasus tersebut.
Dugaan korupsi SPPD fiktif Bapenda Riau ini terjadi pada tahun 2015 hingga 2016 silam di Bapenda Riau. Sebelumnya penyidik telah menetapkan dua tersangka, yakni mantan Sekretaris Bapenda, Deliaya dan Kasubag Keuangan, Deyu.
Kedua terangka diduga membuat SPPD fiktif dan pemotongan anggaran perjalanan tahun 2015 dan 2016. Pada tahun 2015, pemotongan sebesar 5 persen, tahun 2016 sebesar 10 persen. Akibatnya negara dirugikan Rp1,3 miliar.
Sementara itu, dugaan korupsi anggaran Bappeda Rohil tahun 2008-2011, berawal ketika Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan jumlah transaksi yang masuk dan keluar di rekening mantan Kepala Bappeda Rohil, Wan Amir Firdaus. Jumlahnya sebesar Rp17 miliar lebih. Uang itu diduga berasal dari proyek fiktif di Bappeda Rohil.
Dari penyidikan diketahui uang masuk dari praktik korupsi yang ada di rekening sebesar Rp8,7 miliar. Sementara yang masuk dari gratifikasi Rp6,3 miliar. Dari audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ditemukan kerugian negara sebesar Rp1.826.313.633.
Dalam perjalanan penyidikannya, selain Wan Amir Firdaus, penyidik Pidsus Kejati Riau juga menetapkan 3 tersangka lainnya, yakni Pejabat Verifikasi Pengeluaran Bappeda Rohil, Rayudin, Bendahara Pengeluara Bappeda Rohil tahun 2008-2009, Suhermanto dan Hamka, Bendahara pengeluaran tahun 2010-2011.
Sumber: riauonline.co.id
| Editor | : | Tis. |
| Kategori | : | Hukum |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 29 Oktober 2025, 14:26 WIB
Bertemu Menteri Imigrasi, Ketua IWO Riau Tegaskan Komitmen Jadi Mitra Strategis Imigrasi dan Lapas
Jumat 17 Oktober 2025
Rohul Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Riau, Bukti Kepemimpinan Visioner Bupati Anton dan Wabup Syafaruddin Poti
Minggu 05 Oktober 2025
Tim Gabungan Avsec dan Lanud RSN Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jenis Sabu Seberat Hampir 1Kg
Rabu 27 Agustus 2025
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Nasional

Senin 03 November 2025, 22:19 WIB
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
PT. Tunggal Perkasa Plantations Giat Sosial, Fogging Permukiman Warga Cegah DBD
Jumat 24 Oktober 2025
Pemerintah Indonesia Resmi Bolehkan Umroh Mandiri Tanpa Biro Travel
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 

Pekanbaru

Senin 20 Oktober 2025, 07:04 WIB
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Senin 20 Oktober 2025
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Selasa 07 Oktober 2025
Dugaan Adanya SPPD fiktif di DPRD Kota Pekanbaru, Sekwan Hambali Diperiksa Kejari
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau