Kamis, 28 Maret 2024

Breaking News

  • DBH Migas Meranti Turun Drastis, Sekda Bambang Sampaikan Keluhan ke Banggar DPR RI   ●   
  • Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Garuda Indonesia Bantai Vietnam 3-0 di Hanoi   ●   
  • DPD Pekat IB Meranti Kecam Keras Oknum Polisi Salah Tangkap Warga Sipil   ●   
  • Bupati Alfedri: Mari Pantau Anak-anak Kita Agar Mereka Tidak Terjerumus Pergaulan Bebas dan Narkoba   ●   
  • Temui Jampidsus, PETIR Laporkan Dugaan Korupsi Embarkasi Setdaprov Riau ke Kejagung   ●   
KOrban Pembunuhan dan Mutilasi
Tiga Bocah Siak ini Nyaris Menjadi Korban Pembunuhan dan Mutilasi
Senin 11 Agustus 2014, 03:04 WIB
poto Ilustrasi

SIAK. Riaumadani. com - Seorang anak inisial DA [10], dan dua orang anak lainnya, yang tinggal di Desa Pinang Sebatang Timur, Kecamatan Tualang, nyaris menjadi korban penculikan, pembunuhan dan mutilasi yang dilakukan oleh tersangka MD Cs, yang dilakukan petengahan Juli 2014 lalu.

Sebagaimana diketahui, tersangka MD [19], dan tiga tersangka lainnya yakni, S [22], DD [19], dan DP [16], terlibat dalam aksi pembunuhan dan mutilasi terhadap enam korbannya, yang diketemukan dalam bentuk tulang belulang, di dua lokasi yakni di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, dan Kecamatan Mandau, Bengkalis.

DA menceritakan, pada waktu itu ia dan tiga orang temannya diajak oleh tersangka untuk berjalan-jalan dengan menaiki kendaraan yang dibawa oleh tersangka itu, dan  dijanjikan uang sebesar Rp.50 ribu

"Dek ayo jalan-jalan kesana, nanti saya kasih uang dan kita beli minuman disana,"ujar DA mengulangi  ucapan tersangka MD waktu itu.

Namun, saat DA akan dibawa dengan menggunakan sebuah sepeda motor yang dibawa kedua tersangkan, sepeda motor itu tidak muat untuk membawa ketiga anak itu.

"Saya tidak jadi dinaikan keatas motor karena tidak muat. Kemudian saya diturunkan dari sepeda motor itu,"katanya.

DA menambahkan, tersangka S saat itu mengatakan kepadanya untuk menunggu ditempat itu, karena ia akan dijemput lagi setelah mengatar kedua anak tersebut.

"Saya bilang, aku ngak mau, aku mau pulang,"kata DA menceritakan.

Saat itu tersangka S dan MD memaksanya untuk menunggu, dan bahkan mengancam DA jika sampai pergi dari tempatnya itu. Namun, DA mengaku, pada waktu itu dia takut dan melihat melihat ada parang di punggung tersangka S.

"DA lantas meneriaki kawannya insial OP, untuk segera turun dari kendaraan itu, karena kedua lelaki itu adalah rampok,"

"Opi segera turun, mereka berdua itu rampok, ada parang aku lihat dipungungnya,"cerita DA.

Saat itu, sambung DA, temannya inisial O dan M, yang memiliki badan sedikit lebih besar darinya itu mencoba berontak untuk lepas dari kedua tersangka itu, hingga akhirnya berhasil lepas.

"Namun, Opi pada waktu itu kenak pukulan dikepalanya oleh tersangka S, namun kami berhasil lari,"katanya.

Sementara itu, seorang anak lainnya bernama Jamal [14], berhasil diketemukan petugas Kepolisian Polres Siak di Kabupaten Rokan Hilir. Jamal merupakan salah satu korban penculikan sekitar setahun yang lalu,yang dibawa pergi oleh tersangka S, tersangka pembunuhan mutilasi.

Jamal dilaporkan hilang oleh keluarganya ke Polsek Tualang setelah keluarga Jamal mendengar berita bahwa S merupakan pelaku pembunuhan dan mutilasi di Perawang. Keluarga Jamal menjadi takut, jika dia menjadi salah satu korban kejahatan S.

Jamal kepada wartawan  menuturkan bahwa dia telah mengenal S dengan cukup baik. Saat itu, Ia mengikuti tersangka S karena diajak untuk bekerja di Duri, kemudian dia Desa Ujung Tanjung, Rohil. Karena sudah cukup dekat dan tanpa pikir panjang, dan tidak berpamitan kepada keluarganya, Jamal pun mengikuti tersangka.

"Saya pergi mengikuti S ke Duri. Katanya mau dibawa kerja. Setelah saya bekerja di Ujung Tanjung, saya tidak ketemu S lagi,"ungkapnya Jamal.

Surianto, orang tua dari Jamal mengaku gembira bahwa anaknya telah pulang dan dalam keadaan sehat-sehat dan tanpa kurang satu apapun. Surianto mengatakan dirinya memang mengenal tersangka S, karena S dan anaknya Jamal selalu sering bersama dan juga masih bertetangga.

"Saya kenal baik dengan keluarga S karena rumah kami tidak jauh,makanya Jamal sering bermain dengan S,"ungkapnya.

Namun, sejak mendengar S sebagai pelaku pembunuhan, hatinya menjadi resah takut anaknya menjadi korban S.

"Saya takut anak saya menjadi korban,karena kabar darinya tidak ada.Lalu saya melaporkan kepada polsek Tualang anak saya pergi dengan S,"jelasnya.**




Editor : TIS/TP
Kategori : Siak
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top