SETELAH 8 TAHUN UPAYA PEMERINTAH RI
Dua TKW Indonesia di Arab Saudi Dibayang-bayangi Hukuman Mati
Sabtu 08 April 2017, 23:22 WIB
Poto Ilustrasi
JAKARTA RIAUMADANI. com - Hukuman mati saat ini membanyangi dua tenaga kerja wanita (TKW) asal Majalengka di Arab Saudi. Keduanya adalah Eti binti Toyib Anwar warga Desa Cidadap, Kecamatan Cingambul dan Tuti Tursilawati warga Desa Cikeusik, Kecamatan Sukahaji. Keluarga keduanya berharap ada jalan keluar yang diupayakan pemerintah.
Menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Herry Syarifudin, selama hampir 8 tahun sudah melakukan berbagai upaya meringankan hukuman. KJRI bahkan mengupayakan untuk membebaskan kedua tenaga kerja Indonesia (TKI) tersebut. Mulai dari menemui kepolisian setempat, gubernur, pengadilan, dan pendekatan pada keluarga majikan.
Namun, hasilnya belum maksimal. Hanya membuahkan penundaan waktu hukuman mati saja. “Kasus ini istilahnya sudah sampai putusan terakhir, artinya tidak ada jalan lain secara hukum. Semua jalur hukum sudah kami tempuh, tapi hasilnya tetap sama, yakni hukuman mati. Bahkan gubernur atau raja sekalipun tidak bisa mengintervensi," katanya kepada Radar Majalengka (Jawa Pos Group), Kamis (6/4/2017).
Di antara solusinya adalah melakukan pendekatan ke keluarga majikan. Dia menyatakan sudah melakukan secara intensif. Misalnya saja beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia berhasil membebaskan seorang TKW asal Cirebon setelah mendapat pengampunan dari keluarga majikan. Namun, pengampunan tersebut harus ada kompensasi atau denda, dan pemerintah mengeluarkan dana Rp21 miliar.
Adapun proses permohonan maaf terhadap keluarga korban terus dilakukan karena sistem hukum Saudi adalah qishos. "Nyawa dibayar dengan nyawa, namun kalau keluarga korban memaafkan ada solusi uang diyat atau uang pengganti darah. Kami juga telah beberapa kali mempertemukan keluarga di Indonesia dan para TKW,” sebutnya.
Pihaknya sendiri saat ini gencar melakukan sosialisasi ke daerah-daerah yang menjadi kantong pemberangkatan TKI agar kasus serupa tak terulang, misalnya di Indramayu, Majalengka, NTT, NTB dan daerah lainnya. Sosialisasi dilakukan ke instasi terkait sampai ke kepala desa.
Harapannya disampaikan langsung kepada masyarakat, terutama yang hendak bekerja ke luar negeri. “Kami di Arab Saudi tiap tahun menangani 1.566 kasus TKI, dari kasus ringan seperti pelanggaran kaidah akhlak, kasus sedang seperti kelengkapan dokumen, sampai yang berat seperti pembunuhan dan dugaan penggunaan sihir yang berakibat vonis hukuman mati,” sambungnya.
Diketahui, Tuti berangkat menjadi TKI ke Arab 5 September 2009 dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan setempat. Tuti dituduh membunuh majikannya Suud Malhak Al Utibi (77). Sedangkan Eti dinyatakan bersalah oleh pengadilan setempat telah berkomplot dengan pekerja lainnya asal India, meracun majikannya hinga meninggal dunia.
Sumber: JPG
Menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Herry Syarifudin, selama hampir 8 tahun sudah melakukan berbagai upaya meringankan hukuman. KJRI bahkan mengupayakan untuk membebaskan kedua tenaga kerja Indonesia (TKI) tersebut. Mulai dari menemui kepolisian setempat, gubernur, pengadilan, dan pendekatan pada keluarga majikan.
Namun, hasilnya belum maksimal. Hanya membuahkan penundaan waktu hukuman mati saja. “Kasus ini istilahnya sudah sampai putusan terakhir, artinya tidak ada jalan lain secara hukum. Semua jalur hukum sudah kami tempuh, tapi hasilnya tetap sama, yakni hukuman mati. Bahkan gubernur atau raja sekalipun tidak bisa mengintervensi," katanya kepada Radar Majalengka (Jawa Pos Group), Kamis (6/4/2017).
Di antara solusinya adalah melakukan pendekatan ke keluarga majikan. Dia menyatakan sudah melakukan secara intensif. Misalnya saja beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia berhasil membebaskan seorang TKW asal Cirebon setelah mendapat pengampunan dari keluarga majikan. Namun, pengampunan tersebut harus ada kompensasi atau denda, dan pemerintah mengeluarkan dana Rp21 miliar.
Adapun proses permohonan maaf terhadap keluarga korban terus dilakukan karena sistem hukum Saudi adalah qishos. "Nyawa dibayar dengan nyawa, namun kalau keluarga korban memaafkan ada solusi uang diyat atau uang pengganti darah. Kami juga telah beberapa kali mempertemukan keluarga di Indonesia dan para TKW,” sebutnya.
Pihaknya sendiri saat ini gencar melakukan sosialisasi ke daerah-daerah yang menjadi kantong pemberangkatan TKI agar kasus serupa tak terulang, misalnya di Indramayu, Majalengka, NTT, NTB dan daerah lainnya. Sosialisasi dilakukan ke instasi terkait sampai ke kepala desa.
Harapannya disampaikan langsung kepada masyarakat, terutama yang hendak bekerja ke luar negeri. “Kami di Arab Saudi tiap tahun menangani 1.566 kasus TKI, dari kasus ringan seperti pelanggaran kaidah akhlak, kasus sedang seperti kelengkapan dokumen, sampai yang berat seperti pembunuhan dan dugaan penggunaan sihir yang berakibat vonis hukuman mati,” sambungnya.
Diketahui, Tuti berangkat menjadi TKI ke Arab 5 September 2009 dan dinyatakan bersalah oleh pengadilan setempat. Tuti dituduh membunuh majikannya Suud Malhak Al Utibi (77). Sedangkan Eti dinyatakan bersalah oleh pengadilan setempat telah berkomplot dengan pekerja lainnya asal India, meracun majikannya hinga meninggal dunia.
Sumber: JPG
Editor | : | Tis-Rp |
Kategori | : | Internasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Selasa 07 Mei 2024, 06:14 WIB
Abdul Wahid Serahkan formulir pendaftaran calon Gubernur Riau 2024 ke PDIP
Rabu 17 April 2024
MK Tegaskan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Diumumkan 22 April
Jumat 12 April 2024
Bupati Kasmarni Langsung Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Senin 08 April 2024
Koperasi Bunsur Pesisir Cemerlang Salurkan Pinjaman ke Dua Kepada 476 Pemilik SHM Lahan TORA
Nasional
Rabu 15 Mei 2024, 06:40 WIB
Dewan Pers Tolak RUU Penyiaran, Ancaman Independensi dan Profesionalisme
Rabu 15 Mei 2024
Dewan Pers Tolak RUU Penyiaran, Ancaman Independensi dan Profesionalisme
Sabtu 11 Mei 2024
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari: Caleg Terpilih di Pileg 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada
Senin 06 Mei 2024
Miris! Mahkamah Agung Diduga Terindikasi Kuat sebagai Pasar Gelap Jual-beli Perkara
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 06:11 WIB
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 15 Mei 2024
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 08 Mei 2024
H.Endang Sukarelawan dan Lahmuddin Rambe Kembalikan Berkas Pendaftaran ke Partai PKB
Rabu 08 Mei 2024
Rahmansyah Kembalikan Formulir Pendaftaran Bacalon Walikota Pekanbaru ke PKB dan Nasdem