Kamis, 2 Oktober 2025

Breaking News

  • Pembukaan Bulan PRB 2025 di Mojokerto, Bupati Rohul : Bulan PRB Momentum Perkuat Sinergi Mitigasi Bencana   ●   
  • Ini Tanggapan Pemerintah Kabupaten Bengkalis Terkait Pj. Kepala Desa   ●   
  • Ledakan Guncang Kilang Pertamina Dumai, Warga Panik   ●   
  • Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau   ●   
  • Dua Warga Desa Teluk Lancar Tewas Disambar Petir Saat Mencari Kepah di Pantai Parit Panjang   ●   
Simbol Komunis
Yusril Ihza Mahendra : Pemunculan Simbol Komunis Seperti Sengaja dan Sistematis
Jumat 10 Februari 2017, 23:33 WIB
Simbol Komunis
Yusril Ihza Mahendra : Pemunculan Simbol Komunis Seperti Sengaja dan Sistematis
JAKARTA RIAUMADANI. com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengingatkan umat Islam agar mewaspadai munculnya simbol palu arit di berbagai tempat. Pemunculan simbol komunis itu tampak seperti sengaja, sistematis, dan makin hari makin meluas.

"Saya menyerukan kepada warga, simpatisan dan pendukung Partai Bulan Bintang khususnya dan umat Islam umumnya agar  berhati-hati dan waspada," kata Yusril rewat pesan tertulisnya Republika.co.id, Jumat (10/2).

Simbol palu arit yang merupakan lambang komunis dan Partai Komunis Indonesia (PKI), belum lama ini secara tiba-tiba muncul di Madura, dekat pondok pesantren yang besar dan berpengaruh, Pesantren Banyu Anyar dan Darut Tauhid.

Di daerah-daerah lain, kata Yusril, simbol komunis itu sering pula dimunculkan dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Yusril mengatakan, Munculnya simbol komunis itu bisa benar-benar dilakukan oleh anak cucu dan simpatisan PKI zaman dahulu. Namun, kata dia, bisa pula aksi pancingan agar ada keresahan dan kemudian reaksi  dari umat Islam.

"Dalam sejarah politik di negeri kita, warga Bulan Bintang atau keluarga Masyumi adalah sasaran utama PKI untuk dihabisi," katanya.

Baca Juga: Diduga Ada Pihak Tertentu Gambar Loko PKI di Kamar Mandi Masjid Ini.

Pembunuhan dan pembantaian terhadap keluarga Masyumi, kata dia, mulai terjadi sejak Peristiwa Madiun pada 1948. Pembunuhan terus berlanjut secara sporadis sampai Masyumi dibubarkan pada 1960, yang salah satu penyebabnya adalah sikap anti-komunis dan anti-nasakom yang dipaksakan untuk diterima di zaman itu.

Bangsa Indonesia, kata dia, sedang diuji dan diobok-obok dimulai dengan keresahan dan menumbuhkan rasa curiga satu sama lain. Kecurigaan ini nilainya, lama kelamaan bisa memancing bentrokan.

"Inilah yang dinamakan konflik sosial yang mendorong terjadinya perang saudara. Kalau bangsa ini terpecah belah, dengan mudah negara ini jatuh pada kekuatan-kekuatan asing," katanya.

Sejalan dengan amanat ketetapan MPRS tahun 1966 yang hingga kini masih berlaku, kata Yusril, pemerintah seharusnya bersikap tegas menindak penyebar simbol-simbol komunisme yang meresahkan masyarakat.

Arahan seperti itu, kata Yusril, seharusnya datang dari Presiden dan dilaksanakan secara konsisten oleh aparat penegak hukum di seluruh Tanah Air. "Jangan keadaan seperti ini dibiarkan berkembang dalam masyarakat kita," katanya.

Kepada segenap warga, pendukung, dan simpatisan Bulan Bintang, Yusril menyerukan, agar meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, warga PBB dan keluarga besar Masyumi diimbau tetap sabar dan berhati-hati, serta mewaspadai ancaman yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

Yusril menyebut, dengan memperkuat keimanan dan ketakwaan serta keyakinan kepada ajaran Islam, umat Islam dapat menghindari provokasi yang bertujuan memecah belah masyarakat. Begitu juga, dengan pemahaman yang sungguh terhadap makna Pancasila, bangsa Indonesia akan terhindar dari provokasi PKI.

"Pancasila dapat menyatukan seluruh komponen bangsa, sebaliknya komunisme tidak mendapat tempat di negara yang berlandaskan kepada Pancasila," katanya.




Editor : TIS_RE
Kategori : Nasional
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top