Simbol Komunis
Simbol Komunis
Yusril Ihza Mahendra : Pemunculan Simbol Komunis Seperti Sengaja dan Sistematis
Jumat 10 Februari 2017, 23:33 WIB
Yusril Ihza Mahendra : Pemunculan Simbol Komunis Seperti Sengaja dan Sistematis
JAKARTA RIAUMADANI. com - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra mengingatkan umat Islam agar mewaspadai munculnya simbol palu arit di berbagai tempat. Pemunculan simbol komunis itu tampak seperti sengaja, sistematis, dan makin hari makin meluas.
"Saya menyerukan kepada warga, simpatisan dan pendukung Partai Bulan Bintang khususnya dan umat Islam umumnya agar berhati-hati dan waspada," kata Yusril rewat pesan tertulisnya Republika.co.id, Jumat (10/2).
Simbol palu arit yang merupakan lambang komunis dan Partai Komunis Indonesia (PKI), belum lama ini secara tiba-tiba muncul di Madura, dekat pondok pesantren yang besar dan berpengaruh, Pesantren Banyu Anyar dan Darut Tauhid.
Di daerah-daerah lain, kata Yusril, simbol komunis itu sering pula dimunculkan dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Yusril mengatakan, Munculnya simbol komunis itu bisa benar-benar dilakukan oleh anak cucu dan simpatisan PKI zaman dahulu. Namun, kata dia, bisa pula aksi pancingan agar ada keresahan dan kemudian reaksi dari umat Islam.
"Dalam sejarah politik di negeri kita, warga Bulan Bintang atau keluarga Masyumi adalah sasaran utama PKI untuk dihabisi," katanya.
Baca Juga: Diduga Ada Pihak Tertentu Gambar Loko PKI di Kamar Mandi Masjid Ini.
Pembunuhan dan pembantaian terhadap keluarga Masyumi, kata dia, mulai terjadi sejak Peristiwa Madiun pada 1948. Pembunuhan terus berlanjut secara sporadis sampai Masyumi dibubarkan pada 1960, yang salah satu penyebabnya adalah sikap anti-komunis dan anti-nasakom yang dipaksakan untuk diterima di zaman itu.
Bangsa Indonesia, kata dia, sedang diuji dan diobok-obok dimulai dengan keresahan dan menumbuhkan rasa curiga satu sama lain. Kecurigaan ini nilainya, lama kelamaan bisa memancing bentrokan.
"Inilah yang dinamakan konflik sosial yang mendorong terjadinya perang saudara. Kalau bangsa ini terpecah belah, dengan mudah negara ini jatuh pada kekuatan-kekuatan asing," katanya.
Sejalan dengan amanat ketetapan MPRS tahun 1966 yang hingga kini masih berlaku, kata Yusril, pemerintah seharusnya bersikap tegas menindak penyebar simbol-simbol komunisme yang meresahkan masyarakat.
Arahan seperti itu, kata Yusril, seharusnya datang dari Presiden dan dilaksanakan secara konsisten oleh aparat penegak hukum di seluruh Tanah Air. "Jangan keadaan seperti ini dibiarkan berkembang dalam masyarakat kita," katanya.
Kepada segenap warga, pendukung, dan simpatisan Bulan Bintang, Yusril menyerukan, agar meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, warga PBB dan keluarga besar Masyumi diimbau tetap sabar dan berhati-hati, serta mewaspadai ancaman yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Yusril menyebut, dengan memperkuat keimanan dan ketakwaan serta keyakinan kepada ajaran Islam, umat Islam dapat menghindari provokasi yang bertujuan memecah belah masyarakat. Begitu juga, dengan pemahaman yang sungguh terhadap makna Pancasila, bangsa Indonesia akan terhindar dari provokasi PKI.
"Pancasila dapat menyatukan seluruh komponen bangsa, sebaliknya komunisme tidak mendapat tempat di negara yang berlandaskan kepada Pancasila," katanya.
"Saya menyerukan kepada warga, simpatisan dan pendukung Partai Bulan Bintang khususnya dan umat Islam umumnya agar berhati-hati dan waspada," kata Yusril rewat pesan tertulisnya Republika.co.id, Jumat (10/2).
Simbol palu arit yang merupakan lambang komunis dan Partai Komunis Indonesia (PKI), belum lama ini secara tiba-tiba muncul di Madura, dekat pondok pesantren yang besar dan berpengaruh, Pesantren Banyu Anyar dan Darut Tauhid.
Di daerah-daerah lain, kata Yusril, simbol komunis itu sering pula dimunculkan dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Yusril mengatakan, Munculnya simbol komunis itu bisa benar-benar dilakukan oleh anak cucu dan simpatisan PKI zaman dahulu. Namun, kata dia, bisa pula aksi pancingan agar ada keresahan dan kemudian reaksi dari umat Islam.
"Dalam sejarah politik di negeri kita, warga Bulan Bintang atau keluarga Masyumi adalah sasaran utama PKI untuk dihabisi," katanya.
Baca Juga: Diduga Ada Pihak Tertentu Gambar Loko PKI di Kamar Mandi Masjid Ini.
Pembunuhan dan pembantaian terhadap keluarga Masyumi, kata dia, mulai terjadi sejak Peristiwa Madiun pada 1948. Pembunuhan terus berlanjut secara sporadis sampai Masyumi dibubarkan pada 1960, yang salah satu penyebabnya adalah sikap anti-komunis dan anti-nasakom yang dipaksakan untuk diterima di zaman itu.
Bangsa Indonesia, kata dia, sedang diuji dan diobok-obok dimulai dengan keresahan dan menumbuhkan rasa curiga satu sama lain. Kecurigaan ini nilainya, lama kelamaan bisa memancing bentrokan.
"Inilah yang dinamakan konflik sosial yang mendorong terjadinya perang saudara. Kalau bangsa ini terpecah belah, dengan mudah negara ini jatuh pada kekuatan-kekuatan asing," katanya.
Sejalan dengan amanat ketetapan MPRS tahun 1966 yang hingga kini masih berlaku, kata Yusril, pemerintah seharusnya bersikap tegas menindak penyebar simbol-simbol komunisme yang meresahkan masyarakat.
Arahan seperti itu, kata Yusril, seharusnya datang dari Presiden dan dilaksanakan secara konsisten oleh aparat penegak hukum di seluruh Tanah Air. "Jangan keadaan seperti ini dibiarkan berkembang dalam masyarakat kita," katanya.
Kepada segenap warga, pendukung, dan simpatisan Bulan Bintang, Yusril menyerukan, agar meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, warga PBB dan keluarga besar Masyumi diimbau tetap sabar dan berhati-hati, serta mewaspadai ancaman yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Yusril menyebut, dengan memperkuat keimanan dan ketakwaan serta keyakinan kepada ajaran Islam, umat Islam dapat menghindari provokasi yang bertujuan memecah belah masyarakat. Begitu juga, dengan pemahaman yang sungguh terhadap makna Pancasila, bangsa Indonesia akan terhindar dari provokasi PKI.
"Pancasila dapat menyatukan seluruh komponen bangsa, sebaliknya komunisme tidak mendapat tempat di negara yang berlandaskan kepada Pancasila," katanya.
| Editor | : | TIS_RE |
| Kategori | : | Nasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 29 Oktober 2025, 14:26 WIB
Bertemu Menteri Imigrasi, Ketua IWO Riau Tegaskan Komitmen Jadi Mitra Strategis Imigrasi dan Lapas
Jumat 17 Oktober 2025
Rohul Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Riau, Bukti Kepemimpinan Visioner Bupati Anton dan Wabup Syafaruddin Poti
Minggu 05 Oktober 2025
Tim Gabungan Avsec dan Lanud RSN Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jenis Sabu Seberat Hampir 1Kg
Rabu 27 Agustus 2025
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Nasional

Senin 03 November 2025, 22:19 WIB
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
PT. Tunggal Perkasa Plantations Giat Sosial, Fogging Permukiman Warga Cegah DBD
Jumat 24 Oktober 2025
Pemerintah Indonesia Resmi Bolehkan Umroh Mandiri Tanpa Biro Travel
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 

Pekanbaru

Senin 20 Oktober 2025, 07:04 WIB
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Senin 20 Oktober 2025
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Selasa 07 Oktober 2025
Dugaan Adanya SPPD fiktif di DPRD Kota Pekanbaru, Sekwan Hambali Diperiksa Kejari
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau