AS Blokir Penumpang Pesawat Muslim
AS Blokir Penumpang Pesawat Muslim Tujuan Bandara John F Kennedy
Minggu 29 Januari 2017, 23:18 WIB
Sejumlah penumpang diblokir saat hendak melakukan
penerbangan ke Bandara AS Blokir Penumpang Pesawat Muslim Tujuan Bandara
John F Kennedy (JFK), New York, Amerika Serikat (AS)
KAIRO, RIAUMADANI. com - Sejumlah penumpang diblokir saat hendak melakukan penerbangan ke Bandara AS Blokir Penumpang Pesawat Muslim Tujuan Bandara John F Kennedy (JFK), New York, Amerika Serikat (AS). Hal itu dilakukan sesaat setelah Presiden Donald Trump menandatangani kebijakan eksekutif yang melarang warga dari tujuh negara mayoritas Muslim untuk memasuki AS.
Pejabat Bandara Kairo, Mesir, mengkonfirmasi tujuh migran, terdiri atas enam imigran Irak dan satu imigran Yaman, telah diblokir saat hendak menuju AS, pada Sabtu (28/1). Mereka dicegah naik ke penerbangan EgyptAir menuju New York, dalam beberapa jam setelah Trump mengumumkan kebijakan baru itu.
Ketujuh migran itu dikawal ke bandara oleh pejabat dari badan pengungsi PBB, UNHCR. Namun mereka dihentikan saat hendak naik pesawat, setelah pihak berwenang di bandara Kairo dihubungi oleh rekan-rekan mereka di Bandara JFK.
Para pejabat mengatakan, pemblokiran itu adalah insiden pertama sejak Trump memberlakukan larangan pemberian visa selama tiga bulan untuk tujuh negara mayoritas Muslim, yaitu Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman. Larangan itu juga berlaku untuk pengungsi dari negara-negara tersebut.
Seorang warga Iran pemegang kartu hijau yang tinggal permanen di AS, Ali Abdi, mengatakan sekarang ia tinggal di Dubai. Dia mengaku tidak bisa pergi ke Iran karena ia telah blak-blakan menentang pelanggaran hak asasi manusia di sana. Ia juga tidak dapat kembali ke AS karena adanya larangan visa, dan tidak bisa tinggal lebih lama di Dubai karena visanya akan habis.
"Saya seorang mahasiswa PhD antropologi di Amerika Serikat asal Iran. Saya meninggalkan New York pada 22 Januari, dua hari setelah ia (Trump) dilantik," kata Abdi dalam akun jejaring sosial Facebook, dikutip The Guardian.
"Sekarang di Dubai, saya sedang menunggu penerbitan visa saya untuk masuk Afghanistan, untuk melakukan penelitian etnografi. Bahasa perintah eksekutif rasis Trump terdengar ambigu, tetapi kemungkinan besar ia ingin mencegah penduduk tetap seperti saya untuk kembali ke negaranya, tempat saya harus mempertahankan tesis saya," ungkapnya.
"Sementara itu, itu belum jelas apakah konsulat Afghanistan di Dubai akan mengeluarkan visa yang saya butuhkan untuk tinggal di Kabul selama satu tahun. Saya tidak bisa tinggal di Dubai karena visa UEA saya akan berakhir. Tidak bijaksana untuk kembali ke Iran," tambah Abdi.
Sementara itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia dan LSM mengatakan, mereka telah dibanjiri keluhan dari orang-orang yang khawatir mereka tidak akan dapat kembali ke AS. National Iran America Council (NIAC) menyarankan warga yang terkena dampak kebijakan Trump untuk mempertimbangkan rencana meninggalkan AS.
"Kami sangat menyarankan pemegang kartu hijau Iran tidak meninggalkan negara itu sampai kejelasan lebih lanjut tercapai," tulis NIAC di situs resminya.
American-Arab Anti-Discrimination Committee (ADC) mengatakan, mereka telah menerima laporan bahwa pemegang kartu hijau dan pemegang visa lainnya telah ditolak masuk ke AS di berbagai bandara.
"Saya mendengar laporan dari seseorang yang baru saja kembali ke AS dan sedang ditahan. Kami mulai mendapatkan pertanyaan dari orang-orang yang memiliki kartu hijau dan sedang berada di luar negeri. Apakah mereka akan diizinkan kembali ke AS. Kami mendapatkan pertanyaan dari orang-orang muda yang akan pergi ummas [ziarah Muslim]," kata Direktur Komunikasi Council on American-Islamic Relations (CAIR) Ibrahim Hooper.(ROL)
Pejabat Bandara Kairo, Mesir, mengkonfirmasi tujuh migran, terdiri atas enam imigran Irak dan satu imigran Yaman, telah diblokir saat hendak menuju AS, pada Sabtu (28/1). Mereka dicegah naik ke penerbangan EgyptAir menuju New York, dalam beberapa jam setelah Trump mengumumkan kebijakan baru itu.
Ketujuh migran itu dikawal ke bandara oleh pejabat dari badan pengungsi PBB, UNHCR. Namun mereka dihentikan saat hendak naik pesawat, setelah pihak berwenang di bandara Kairo dihubungi oleh rekan-rekan mereka di Bandara JFK.
Para pejabat mengatakan, pemblokiran itu adalah insiden pertama sejak Trump memberlakukan larangan pemberian visa selama tiga bulan untuk tujuh negara mayoritas Muslim, yaitu Irak, Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman. Larangan itu juga berlaku untuk pengungsi dari negara-negara tersebut.
Seorang warga Iran pemegang kartu hijau yang tinggal permanen di AS, Ali Abdi, mengatakan sekarang ia tinggal di Dubai. Dia mengaku tidak bisa pergi ke Iran karena ia telah blak-blakan menentang pelanggaran hak asasi manusia di sana. Ia juga tidak dapat kembali ke AS karena adanya larangan visa, dan tidak bisa tinggal lebih lama di Dubai karena visanya akan habis.
"Saya seorang mahasiswa PhD antropologi di Amerika Serikat asal Iran. Saya meninggalkan New York pada 22 Januari, dua hari setelah ia (Trump) dilantik," kata Abdi dalam akun jejaring sosial Facebook, dikutip The Guardian.
"Sekarang di Dubai, saya sedang menunggu penerbitan visa saya untuk masuk Afghanistan, untuk melakukan penelitian etnografi. Bahasa perintah eksekutif rasis Trump terdengar ambigu, tetapi kemungkinan besar ia ingin mencegah penduduk tetap seperti saya untuk kembali ke negaranya, tempat saya harus mempertahankan tesis saya," ungkapnya.
"Sementara itu, itu belum jelas apakah konsulat Afghanistan di Dubai akan mengeluarkan visa yang saya butuhkan untuk tinggal di Kabul selama satu tahun. Saya tidak bisa tinggal di Dubai karena visa UEA saya akan berakhir. Tidak bijaksana untuk kembali ke Iran," tambah Abdi.
Sementara itu, kelompok-kelompok hak asasi manusia dan LSM mengatakan, mereka telah dibanjiri keluhan dari orang-orang yang khawatir mereka tidak akan dapat kembali ke AS. National Iran America Council (NIAC) menyarankan warga yang terkena dampak kebijakan Trump untuk mempertimbangkan rencana meninggalkan AS.
"Kami sangat menyarankan pemegang kartu hijau Iran tidak meninggalkan negara itu sampai kejelasan lebih lanjut tercapai," tulis NIAC di situs resminya.
American-Arab Anti-Discrimination Committee (ADC) mengatakan, mereka telah menerima laporan bahwa pemegang kartu hijau dan pemegang visa lainnya telah ditolak masuk ke AS di berbagai bandara.
"Saya mendengar laporan dari seseorang yang baru saja kembali ke AS dan sedang ditahan. Kami mulai mendapatkan pertanyaan dari orang-orang yang memiliki kartu hijau dan sedang berada di luar negeri. Apakah mereka akan diizinkan kembali ke AS. Kami mendapatkan pertanyaan dari orang-orang muda yang akan pergi ummas [ziarah Muslim]," kata Direktur Komunikasi Council on American-Islamic Relations (CAIR) Ibrahim Hooper.(ROL)
Editor | : | TIS_RE |
Kategori | : | Internasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Selasa 07 Mei 2024, 06:14 WIB
Abdul Wahid Serahkan formulir pendaftaran calon Gubernur Riau 2024 ke PDIP
Rabu 17 April 2024
MK Tegaskan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Diumumkan 22 April
Jumat 12 April 2024
Bupati Kasmarni Langsung Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Senin 08 April 2024
Koperasi Bunsur Pesisir Cemerlang Salurkan Pinjaman ke Dua Kepada 476 Pemilik SHM Lahan TORA
Nasional
Rabu 15 Mei 2024, 06:40 WIB
Dewan Pers Tolak RUU Penyiaran, Ancaman Independensi dan Profesionalisme
Rabu 15 Mei 2024
Dewan Pers Tolak RUU Penyiaran, Ancaman Independensi dan Profesionalisme
Sabtu 11 Mei 2024
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari: Caleg Terpilih di Pileg 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada
Senin 06 Mei 2024
Miris! Mahkamah Agung Diduga Terindikasi Kuat sebagai Pasar Gelap Jual-beli Perkara
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 06:11 WIB
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 15 Mei 2024
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 08 Mei 2024
H.Endang Sukarelawan dan Lahmuddin Rambe Kembalikan Berkas Pendaftaran ke Partai PKB
Rabu 08 Mei 2024
Rahmansyah Kembalikan Formulir Pendaftaran Bacalon Walikota Pekanbaru ke PKB dan Nasdem