Aulia Memilih Mundur dari Kejuaraan Karate
Aulia menolak patuh terhadap aturan juri karate tersebut. Sebab, ia tak ingin menukar 'auratnya' dengan sebuah medali yang belum tentu didapatkannya.Poto Facebook Janan Farizi
LUAR BIASA...Diminta Lepas Jilbab, Aulia Memilih Mundur dari Kejuaraan Karate
Senin 26 Desember 2016, 11:57 WIB
Aulia menolak patuh terhadap aturan juri karate tersebut. Sebab, ia tak ingin menukar 'auratnya' dengan sebuah medali yang belum tentu didapatkannya.Poto Facebook Janan Farizi
JAKARTA .Riaumadani. com - Aulia, seorang siswi dari SMPIT Harapan Umat, Ngawi, Jawa Timur, rela memupus keinginannya mengikuti perlombaan karate se-Jawa Timur lantaran juri meminta peserta untuk melepas jilbab.
Berbeda dari temannya yang lain, Aulia menolak patuh terhadap aturan juri karate tersebut. Sebab, ia tak ingin menukar 'auratnya' dengan sebuah medali yang belum tentu didapatkannya.
"Peserta yang lain yang sebelumnya berjilbab, mulai melepas jilbabnya satu per satu. Tapi anak itu (Aulia) perlahan dengan air mata menggenang di pelupuk, ia melangkah meninggalkan arena pertandingan," kata Guru Aulia, Janan Farisi melalui akun Facebook-nya seperti dikutip Okezone, Senin (26/12/2016).
Aulia saat itu diminta untuk melepas jilbab yang dipakainya dan menggantikan dengan penutup kepala yang terbuka lehernya. Namun, Aulia menolak karena penutup kepala tersebut dinilai tidak menutup keseluruhan auratnya.
Aulia diminta tetap harus membuka jilbabnya dan mengganti dengan penutup kepala yang terbuka leher dan telinga jika ingin bertanding. Tapi Aulia memilih mempertahankan menutup auratnya.
Dugaan adanya diskriminasi juri karate tersebut mulai ramai dibicarakan ketika guru Aulia itu memposting ceritanya di Facebook. Berdasarkan pantauan, cerita itu diposting akun bernama Janan pada Sabtu 24 Desember 2016 sekira pukul 14.05 WIB. Hingga saat ini, posting-an itu telah mendapat 5.400 lebih like, 1.113 komentar dan 3.987 kali dibagikan.
Janan menuturkan, kejuaraan karate se-Jawa Timur itu diselenggarakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Magetan, Jawa Timur, pada Jumat 23 Desember 2016. Aulia, kata Janan, telah berlatih siang dan malam untuk menyambut datangnya kejuaraan karate itu. Namun, ketika santriwati itu sudah siap bertanding dengan seragam karatenya, salah seorang juri meminta agar jilbab yang dikenakan Aulia dilepas.
"Tersentaklah ia. Bergejolak pertandingan yang sangat hebat dalam hatinya. Bertanding mengejar mimpi atau mempertahankan jilbabnya, izzah keislamannya," tulis dia.
"Aku yang merekam semua itu dengan mata kepalaku, hampir tak percaya. Sebelumnya aku hanya mendengar seperti ini dari berita. Tapi kali ini hadir dengan nyata di depan mata. Ini negeri mayoritas muslim. Ada apa dengan jilbab? Mari tanamkan izzah Islam dalam hati anak-anak kita. Hingga esok lagi, tak ada lagi seorang muslim yang menjual izzahnya demi sekeping medali," pungkas dia.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak penyelenggara perlombaan karate terkait larangan pemakaian jilbab pada pertandingan ini.
Berbeda dari temannya yang lain, Aulia menolak patuh terhadap aturan juri karate tersebut. Sebab, ia tak ingin menukar 'auratnya' dengan sebuah medali yang belum tentu didapatkannya.
"Peserta yang lain yang sebelumnya berjilbab, mulai melepas jilbabnya satu per satu. Tapi anak itu (Aulia) perlahan dengan air mata menggenang di pelupuk, ia melangkah meninggalkan arena pertandingan," kata Guru Aulia, Janan Farisi melalui akun Facebook-nya seperti dikutip Okezone, Senin (26/12/2016).
Aulia saat itu diminta untuk melepas jilbab yang dipakainya dan menggantikan dengan penutup kepala yang terbuka lehernya. Namun, Aulia menolak karena penutup kepala tersebut dinilai tidak menutup keseluruhan auratnya.
Aulia diminta tetap harus membuka jilbabnya dan mengganti dengan penutup kepala yang terbuka leher dan telinga jika ingin bertanding. Tapi Aulia memilih mempertahankan menutup auratnya.
Dugaan adanya diskriminasi juri karate tersebut mulai ramai dibicarakan ketika guru Aulia itu memposting ceritanya di Facebook. Berdasarkan pantauan, cerita itu diposting akun bernama Janan pada Sabtu 24 Desember 2016 sekira pukul 14.05 WIB. Hingga saat ini, posting-an itu telah mendapat 5.400 lebih like, 1.113 komentar dan 3.987 kali dibagikan.
Janan menuturkan, kejuaraan karate se-Jawa Timur itu diselenggarakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Magetan, Jawa Timur, pada Jumat 23 Desember 2016. Aulia, kata Janan, telah berlatih siang dan malam untuk menyambut datangnya kejuaraan karate itu. Namun, ketika santriwati itu sudah siap bertanding dengan seragam karatenya, salah seorang juri meminta agar jilbab yang dikenakan Aulia dilepas.
"Tersentaklah ia. Bergejolak pertandingan yang sangat hebat dalam hatinya. Bertanding mengejar mimpi atau mempertahankan jilbabnya, izzah keislamannya," tulis dia.
"Aku yang merekam semua itu dengan mata kepalaku, hampir tak percaya. Sebelumnya aku hanya mendengar seperti ini dari berita. Tapi kali ini hadir dengan nyata di depan mata. Ini negeri mayoritas muslim. Ada apa dengan jilbab? Mari tanamkan izzah Islam dalam hati anak-anak kita. Hingga esok lagi, tak ada lagi seorang muslim yang menjual izzahnya demi sekeping medali," pungkas dia.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak penyelenggara perlombaan karate terkait larangan pemakaian jilbab pada pertandingan ini.
| Editor | : | RE |
| Kategori | : | Nasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 29 Oktober 2025, 14:26 WIB
Bertemu Menteri Imigrasi, Ketua IWO Riau Tegaskan Komitmen Jadi Mitra Strategis Imigrasi dan Lapas
Jumat 17 Oktober 2025
Rohul Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Riau, Bukti Kepemimpinan Visioner Bupati Anton dan Wabup Syafaruddin Poti
Minggu 05 Oktober 2025
Tim Gabungan Avsec dan Lanud RSN Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jenis Sabu Seberat Hampir 1Kg
Rabu 27 Agustus 2025
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Nasional

Senin 03 November 2025, 22:19 WIB
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
PT. Tunggal Perkasa Plantations Giat Sosial, Fogging Permukiman Warga Cegah DBD
Jumat 24 Oktober 2025
Pemerintah Indonesia Resmi Bolehkan Umroh Mandiri Tanpa Biro Travel
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 

Pekanbaru

Senin 20 Oktober 2025, 07:04 WIB
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Senin 20 Oktober 2025
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Selasa 07 Oktober 2025
Dugaan Adanya SPPD fiktif di DPRD Kota Pekanbaru, Sekwan Hambali Diperiksa Kejari
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau