
Pariwisata dan Budaya Melayu Riau
Ket photo: Gubri Andi Rachman menghadiri Diskusi Nasional Kepariwisataan - Sinergi
Strategi Pemasaran Pariwisata di Grand Inna Muara Hotel Convention &
Exhibition Padang.
Gubri: Optimis Riau Sebagai Objek Destinasi Wisata Budaya Berbasis Budaya Melayu
Senin 29 Agustus 2016, 07:28 WIB

ADVETORIAL
PEKANBARU. Riaumadani. com - Potensi wisata selama ini tanpa disadari telah menyumbang
devisa yang tidak sedikit, seperti pemerintah Pusat selama ini
menargetkan devisa dari sektor wisata di Provinsi Riau bisa mencapai 20
miliar USD.
Saat ini Riau baru bisa menembus angka 12 miliar USD pendapatan kunjungan wisata manca negara. Untuk itu Pemprov Riau optimis, target pemasukan devisa tersebut bakal terwujud dengan menggali wisata budaya yan dimiliki Riau, melalui daerah-daerah di kabupaten yang ada di Riau.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang sedari awal tahun lalu berupaya mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya pun jadi semakin gencar menggali potensi-potensi wisata yang ada.
Tujuan pembangunan pariwisata ini pun telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 diantaranya yakni pariwisata ditonjolkan untuk mengangkat citra bangsa yang sekaligus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Letak Provinsi Riau yang berdekatan dengan malaysia dan singapura yang dikenal sebagai kawasan serumpun ini membuat Riau dapat dijadikan sebagai gerbang emas untuk pariwisata budaya melayu.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman bersama Menfar Arief Yahya saat melaunching 'Riau Menyapa Dunia'.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan,"Selama ini Pemprov Riau terlalu bergantung pada dua sektor yakni sektor migas dan perkebunan. Namun melihat kelesuan pada dua sektor ini selama beberapa tahun belakangan, ia menganggap harus ada perubahan prioritas pengembangan. Pariwisata berbasis budaya adalah prospek paling baik yang dipandangnya.
"Kita sudah melihat dampak melemahnya perekonomian kita beberapa waktu belakangan ini diakibakan turunnya kontribusi dua sektor ini. Tentu kita tidak akan berlama-lama menyandarkan perekonomian kita pada dua sektor ini saja," imbuhnya.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan sektor ini perlu dikembangkan agar geliat ekonomi di Riau ini tidak monoton. Karena selama ini, lebih banyak bertumpu pada sektor perkebunan khususnya kelapa sawit dan sektor migas. "Ketika perekonomian kita negatif, pergerakan perekomian ikut berdampak," katanya.
Kondisi ini akan berbeda dengan sektor pariwisata. Sektor ini tak mudah digoyang oleh perekonomian global, kecuali saat terjadi isu yang besar dan berdampak luas. Pemerintah akan menyiapkan infrastruktur wisata. Untuk wahannya sendiri, menurut , Riau tak kalah dengan daerah lain. Seperti keberadaan wisata surfing Bono, Candi Muara Takus, Pacu Jalur, Istana Siak dan event Bakar Tongkang serta ragam budaya yang ada.
"Peluang yang masih terbuka tersebut di wilayah pesisir Riau. Baik untuk pengembangan sektor industri maupun sektor wisata," tambahnya.
Menurutnya peralihan pengembangan dari sektor migas dan perkebunan menjadi pariwisata berbasis budaya ini diharapkan Andi mampu memberikan dampak percepatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, wisata budaya ini merupakan realisasi dari tagline Riau The Homeland of Melayu yang dicanangkan pada ulang tahun Riau tahun 2015 lalu.
"Riau akan kita jadikan sebagai pusat pariwisata dan edukasi kebudayaan se-Asia Tenggara. Apalagi dengan Riau yang dikelilingi oleh 4 sungai besar yakni Sungai Siak, Kampar, Indragiri dan Batang kuantan. Keempat sungai ini mempunyai sejarah peradaban dan kebudayaan tersendiri yang bisa digali,"tandasnya.
Sebagai provinsi yang mayoritas penduduknya adalah orang melayu, Riau menjadi pusat pariwisata yang unik bagi orang-orang yang ingin mengenal budaya dan kehidupan orang-orang melayu. Banyak sekali pusat pariwisata di Riau ini baik itu peninggalan sejarah, perpustakaan melayu, maupun kondisi alam, serta adat istiadat orang melayu yang unik dan mengagumkan.
Sesuai visi Riau tahun 2020 untuk menjadi pusat kebudayaan melayu di mana bunyi dari visi tersebut adalah: "Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan melayu Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis, Sejarah, Lahir Dan Batin Di Asia Tenggara Tahun 2020''.
Sebagai daerah Melayu yang juga mayoritas erat dengan agama Islam maka visi Riau tahun 2020 ini tidak bertentangan ajaran Islam karena di dalam visi tersebut mengatakan untuk mewujudkan Propinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahatera tahun 2020.
Dengan mengembangkan pariwisata budaya melayu yang ada di daerah Riau ini diharapkan dapat memajukan perekonomian masyarakat sekitar daerah Riau yang menjadi pusat pariwisata dimana akan dikembangkan dari sektor wisata sejarah, budaya, serta dukungan keadaan alam dari segi perekonomian bisa dengan memberdayakan masyarakat untuk mengambil peluang dengan membuka usaha yang berhubungan dengan wisata seperti membuka usaha kerajinan tangan sebagai oleh-oleh khas daerah tersebut, menjadi pemandu wisata, membuka rumah makan, tempat reaksi atau apapun itu yang tujuannya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melayu disekitar daerah tersebut dari sektor wisata.

Ket photo: Gubri mempresentasikan Potensi Pariwisata Provinsi Riau saat Hadiri Diskusi Nasional Kepariwisataan - Sinergi Strategi Pemasaran Pariwisata Grand Inna Muara Hotel Convention & Exhibition Padang.
Jika di telusuri, Provinsi Riau selama ini ternyata memiliki potensi pariwisata kebudayaan yang tidak kalah dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunai Darussalam. Seperti wisata Mandi Sapar, Balimau Kasai, Bakudo Bono, Pacu Jalur dan Bakar Tongkang, serta Canti Muara Takus, ternyata sudah mulai mendunia. Tidak salah, pemerintah terus berupaya mengembangkan potensi yang selama ini dimiliki Riau.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman belum lama ini menyampaikan, Riau memiliki mimpi menjadi pusat ekonomi dan pusat kebudayaan di Asean pada 2020. Untuk itu Gubri meminta masyarakat bersama-sama mensukseskan cita-cita tersebut. Begitu juga kabupaten/kota untuk terus mendorong sektor pariwisata di daerahnya masing-masing.
"Ini lah yang kita dorong dengan tagline Riau The Homeland Of Melayu, Riau tanah tumpah darahnya Melayu. Karena potensi wisata kebudayaan kita sangatlah besar di Riau," katanya.
Arsyadjuliandi Rachman optimistis mengembangkan provinsi ini menjadi pusat wisata budaya Melayu sekaligus sebagai "Riau of Home Melayu".
"Riau terbuka dengan kebudayaan Melayu. Kita juga mengajarkan budaya Melayu, termasuk mengajarkan tarian dan sebagainya," tandasnya.
"Pertumbuhan ekonomi di Riau juga bagus, jadi untuk selanjutnya kita kembangkan pariwisata berbasis budaya. Karena di Riau banyak peninggalan budaya Melayu, sehingga kita punya potensi untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya Melayu," katanya kepada media di Pekanbaru, belum lama ini.
Gubernur Riau mencontohkan, Riau memiliki peninggalan-peninggalan bersejarah Melayu, seperti Candi Muara Takus, Istana Kerajaan Siak, Benteng Tujuh Lapis, dan banyak lagi yang masih bisa dikembangkan.
"Sebenarnya kita mengangkat visi kebudayaan karena Riau menjadi pusat peninggalan budaya melayu, kita mempunyai aset melayu dan kami meyakini komitmen masyarakat Riau yang terdiri dari beragam etnis agama mendukung Visi Riau 2020," katanya.
Belum lama ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI akan meluncurkan program event pariwisata Provinsi Riau yang akan dilaksanakan di Gedung Balairung Soesilo Soedarman Kemenpar, Jakarta, 27 Mei 2016, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Program ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah pusat dan Pemprov Riau dalam memperkenalkan destinasi wisata yang ada di Riau kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Karena Kemenpar memandang selama ini potensi pariwisata yang ada di Riau kurang dipromosikan secara luas.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan promosi ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun Riau sebagai objek destinasi wisata budaya berbasis budaya melayu adalah prioritas promosi yang akan dilakukan untuk menggenjot jumlah wisatawan datang ke Riau.
"Kita punya potensi dengan mengembangkan objek praiwisata berbasis budaya melayu yang tak dimiliki oleh provinsi lain manapun. Itu yang akan menjadi ciri khas pariwisata kita dan akan kita perkenalkan kepada publik Indonesia serta internasional di Jakarta," ucap Gubernur Riau.
"Mengapa acaranya harus di Jakarta. Karena Jakarta ibu kota Negara kita. Pesan yang kita sampaikan melalui acara ini ialah, dengan tagline The Homeland of Melayu, kita (Riau) menyapa dunia,'' tuturnya.
Modal besar telah dimiliki Provinsi Riau dalam mengembangkan sektor Pariwisata. Provinsi Riau memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Bahkan provinsi berjuluk Negeri Lancang Kuning ini, menjadi provinsi terpenting penyumbang devisa dari kekayaan alamnya. Sektor migas dan perkebunan menjadi denyut nadi menghidupkan negeri ini, sehingga Tanah Melayu ini dikenal sebagai negeri yang kaya.
Untuk mengangkat pariwisata berbasis budaya di Provinsi Riau, bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerja sama yang solid dari berbagai kalangan, baik para pemikir budaya, akademisi, budayawan, seniman dan masyarakat, sehingga basis ini semakin kuat. Selain itu mempromosikan aktivitas budaya di tanah ini harus dilakukan.
"Kita harus optimis. Wisata kita tidak kalah dengan negara lainnya. Riau memiliki keunggulan di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Kita hanya perlu memasarkannya," Kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman
Dikatakannya Pemrov Riau akan melakukan promosi terus menerus. Andi Racman menyadari Riau memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata, hanya saja untuk mengangkatnya perlu gencar dilakukan pemasaran. Masih banyak wisata-wisata Riau yang belum dikenal masyarakat luas karena kurangnya promosi.
Kebudayaan masyarakat Riau yang sangat kental dengan ciri khas melayu, akan menjadi terobosan baru sektor pariwisata. Dimana beberapa iven budaya yang telah dilaksanakan dibeberapa kabupaten yang ada di Riau ternyata mampu meningkatkan kunjugan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman menambahkan promosi ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun Riau sebagai objek destinasi wisata budaya. Pariwisata berbasis budaya melayu adalah prioritas promosi yang akan dilakukan untuk menggenjot jumlah wisatawan datang ke Riau.
"Kita punya potensi dengan mengembangkan objek praiwisata berbasis budaya melayu yang tak dimiliki oleh provinsi lain manapun. Itu yang akan menjadi ciri khas pariwisata kita dan akan kita perkenalkan kepada publik Indonesia serta internasional," ucap gubernur yang akrab disapa Andi Rachman ini.
Karena secara geografis Riau terletak di posisi yang strategis menjadikan Riau sebagai daerah yang berpotensi untuk mengembangkan sektor pariwisata. Riau bertetangga dengan Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki keindahan alam dan kental dengan Budaya Melayu. Riau juga memiliki akses mudah menuju negara jiran seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan beberapa maskapai penerbangan, menyediakan rute langsung dengan biaya murahnya seperti Air Asia dan Jetstar Airlines. Ini jelas menguntungkan para traveller manca negara untuk bisa berkunjung ke Indonesia
Untuk wilayah Sumatera, Riau merupakan salah satu wilayah yang cukup diperhitungkan. Perekonomian terus tumbuh dan menjadikan Riau menjadi salah satu tujuan pelaku usaha untuk melakukan ekspansi bisnisnya. Posisi Riau juga menjadikannya sebagai wilayah perlintasan antar provinsi di Sumatera.
Berkaca dari kelebihan dan kemudahan akses menuju Riau, tak salah apabila Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau membidik sektor pariwisara untuk menambah pemasukan. Terutama mengembangkan pariwisata berbasis budaya

Ket Poto menpar Arief Yahya didampingi Gubernur Riau dan sejumlah pejabat Pemprov Riau saat melaunching 'Riau Menyapa Dunia'.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman menambahkan promosi ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun Riau sebagai objek destinasi wisata budaya. Pariwisata berbasis budaya melayu adalah prioritas promosi yang akan dilakukan untuk menggenjot jumlah wisatawan datang ke Riau.
Selain pariwisata berbasis budaya, Andi juga tak akan meninggalkan agrowisata yang juga cukup banyak dimiliki Riau. Seperti Berbagai air terjun, juga Bono yang ada di Pelalawan. Menurutnya kedua basis pariwisata ini sudah cukup lengkap bagi Riau menjadi pusat wisata di Riau menggeser Sumatera Barat.
Pemprov Riau optimis dengan sangat banyak sekali tujuan wisata Riau berbasis budaya. Selain itu banyak wisata unik dan purbakala yang ada di Riau. Bahkan wisata Bono yang ada di Teluk Meranti merupakan seven ghosts di dunia yang menjadi tujuan surfing turis asing. Kita optimis pariwisata di Riau yang belum diangkat akan terus kita terus melakukan promosi
"Kita harus optimis. Wisata kita tidak kalah dengan negara lainnya. Riau memiliki keunggulan di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Kita hanya perlu memasarkannya," pungkasnya
Pemprov Riau akan terus melakukan pembangunan pada sektor pariwisata ini dengan mengembangkan Daerah Tujuan Wisata yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan yang Didukung Oleh Kebudayaan Melayu sebagai Kekayaan dan Kearifan Lokal. Kemudian selain itu pemerintah akan Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang Didukung oleh Sarana dan Prasarana, serta Penguasaan Terhadap Teknologi
Seterusnya pemerintah akan Mendorong Peningkatan Peluang Usahadan Kesempatan Kerja Melalui Fasiltasi Pengembangan Usaha dan Peningkatan Jejaring, serta Penghargaan Terhadap Hak Kekayaan Intelektual dan Prestasi di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Melaksanakan Pemasaran Pariwisata yang Lebih Strategis, di Dalam dan di Luar Negeri, dengan Memanfaatkan Event Promosi Pariwisata, Media, Jaringan Pemasaran Pariwisata dan Perkembangan Teknologi Informasi
Selanjutnya Meningkatkan Peran Serta Pemangku Kepentingan (Stakeholders), dan Meningkatkan Kerjasama dengan Berbagai Pihak Dalam Rangka Pembangunan Pariwisata Daerah. Melaksanakan Beberapa Kebijakan Khusus di Bidang Pariwisata Dalam Rangka Pengembangan Desa-desa Wisata, Event-event Pariwisata Daerah, Serta Mewujudkan Provinsi Riau sebagai Destinasi Wisata Syariah, dan Mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai Destinasi Wisata Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE).
"Kita harus optimis. Wisata kita tidak kalah dengan negara lainnya. Riau memiliki keunggulan di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Kita hanya perlu memasarkannya," pungkasnya. (Advertorial)
Saat ini Riau baru bisa menembus angka 12 miliar USD pendapatan kunjungan wisata manca negara. Untuk itu Pemprov Riau optimis, target pemasukan devisa tersebut bakal terwujud dengan menggali wisata budaya yan dimiliki Riau, melalui daerah-daerah di kabupaten yang ada di Riau.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang sedari awal tahun lalu berupaya mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya pun jadi semakin gencar menggali potensi-potensi wisata yang ada.
Tujuan pembangunan pariwisata ini pun telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 diantaranya yakni pariwisata ditonjolkan untuk mengangkat citra bangsa yang sekaligus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Letak Provinsi Riau yang berdekatan dengan malaysia dan singapura yang dikenal sebagai kawasan serumpun ini membuat Riau dapat dijadikan sebagai gerbang emas untuk pariwisata budaya melayu.

Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman bersama Menfar Arief Yahya saat melaunching 'Riau Menyapa Dunia'.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan,"Selama ini Pemprov Riau terlalu bergantung pada dua sektor yakni sektor migas dan perkebunan. Namun melihat kelesuan pada dua sektor ini selama beberapa tahun belakangan, ia menganggap harus ada perubahan prioritas pengembangan. Pariwisata berbasis budaya adalah prospek paling baik yang dipandangnya.
"Kita sudah melihat dampak melemahnya perekonomian kita beberapa waktu belakangan ini diakibakan turunnya kontribusi dua sektor ini. Tentu kita tidak akan berlama-lama menyandarkan perekonomian kita pada dua sektor ini saja," imbuhnya.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan sektor ini perlu dikembangkan agar geliat ekonomi di Riau ini tidak monoton. Karena selama ini, lebih banyak bertumpu pada sektor perkebunan khususnya kelapa sawit dan sektor migas. "Ketika perekonomian kita negatif, pergerakan perekomian ikut berdampak," katanya.
Kondisi ini akan berbeda dengan sektor pariwisata. Sektor ini tak mudah digoyang oleh perekonomian global, kecuali saat terjadi isu yang besar dan berdampak luas. Pemerintah akan menyiapkan infrastruktur wisata. Untuk wahannya sendiri, menurut , Riau tak kalah dengan daerah lain. Seperti keberadaan wisata surfing Bono, Candi Muara Takus, Pacu Jalur, Istana Siak dan event Bakar Tongkang serta ragam budaya yang ada.
"Peluang yang masih terbuka tersebut di wilayah pesisir Riau. Baik untuk pengembangan sektor industri maupun sektor wisata," tambahnya.
Menurutnya peralihan pengembangan dari sektor migas dan perkebunan menjadi pariwisata berbasis budaya ini diharapkan Andi mampu memberikan dampak percepatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, wisata budaya ini merupakan realisasi dari tagline Riau The Homeland of Melayu yang dicanangkan pada ulang tahun Riau tahun 2015 lalu.
"Riau akan kita jadikan sebagai pusat pariwisata dan edukasi kebudayaan se-Asia Tenggara. Apalagi dengan Riau yang dikelilingi oleh 4 sungai besar yakni Sungai Siak, Kampar, Indragiri dan Batang kuantan. Keempat sungai ini mempunyai sejarah peradaban dan kebudayaan tersendiri yang bisa digali,"tandasnya.
Sebagai provinsi yang mayoritas penduduknya adalah orang melayu, Riau menjadi pusat pariwisata yang unik bagi orang-orang yang ingin mengenal budaya dan kehidupan orang-orang melayu. Banyak sekali pusat pariwisata di Riau ini baik itu peninggalan sejarah, perpustakaan melayu, maupun kondisi alam, serta adat istiadat orang melayu yang unik dan mengagumkan.
Sesuai visi Riau tahun 2020 untuk menjadi pusat kebudayaan melayu di mana bunyi dari visi tersebut adalah: "Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai Pusat Perekonomian dan Kebudayaan melayu Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis, Sejarah, Lahir Dan Batin Di Asia Tenggara Tahun 2020''.
Sebagai daerah Melayu yang juga mayoritas erat dengan agama Islam maka visi Riau tahun 2020 ini tidak bertentangan ajaran Islam karena di dalam visi tersebut mengatakan untuk mewujudkan Propinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan melayu dalam lingkungan masyarakat yang agamis, sejahatera tahun 2020.
Dengan mengembangkan pariwisata budaya melayu yang ada di daerah Riau ini diharapkan dapat memajukan perekonomian masyarakat sekitar daerah Riau yang menjadi pusat pariwisata dimana akan dikembangkan dari sektor wisata sejarah, budaya, serta dukungan keadaan alam dari segi perekonomian bisa dengan memberdayakan masyarakat untuk mengambil peluang dengan membuka usaha yang berhubungan dengan wisata seperti membuka usaha kerajinan tangan sebagai oleh-oleh khas daerah tersebut, menjadi pemandu wisata, membuka rumah makan, tempat reaksi atau apapun itu yang tujuannya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat melayu disekitar daerah tersebut dari sektor wisata.

Ket photo: Gubri mempresentasikan Potensi Pariwisata Provinsi Riau saat Hadiri Diskusi Nasional Kepariwisataan - Sinergi Strategi Pemasaran Pariwisata Grand Inna Muara Hotel Convention & Exhibition Padang.
Jika di telusuri, Provinsi Riau selama ini ternyata memiliki potensi pariwisata kebudayaan yang tidak kalah dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunai Darussalam. Seperti wisata Mandi Sapar, Balimau Kasai, Bakudo Bono, Pacu Jalur dan Bakar Tongkang, serta Canti Muara Takus, ternyata sudah mulai mendunia. Tidak salah, pemerintah terus berupaya mengembangkan potensi yang selama ini dimiliki Riau.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman belum lama ini menyampaikan, Riau memiliki mimpi menjadi pusat ekonomi dan pusat kebudayaan di Asean pada 2020. Untuk itu Gubri meminta masyarakat bersama-sama mensukseskan cita-cita tersebut. Begitu juga kabupaten/kota untuk terus mendorong sektor pariwisata di daerahnya masing-masing.
"Ini lah yang kita dorong dengan tagline Riau The Homeland Of Melayu, Riau tanah tumpah darahnya Melayu. Karena potensi wisata kebudayaan kita sangatlah besar di Riau," katanya.
Arsyadjuliandi Rachman optimistis mengembangkan provinsi ini menjadi pusat wisata budaya Melayu sekaligus sebagai "Riau of Home Melayu".
"Riau terbuka dengan kebudayaan Melayu. Kita juga mengajarkan budaya Melayu, termasuk mengajarkan tarian dan sebagainya," tandasnya.
"Pertumbuhan ekonomi di Riau juga bagus, jadi untuk selanjutnya kita kembangkan pariwisata berbasis budaya. Karena di Riau banyak peninggalan budaya Melayu, sehingga kita punya potensi untuk mengembangkan pariwisata berbasis budaya Melayu," katanya kepada media di Pekanbaru, belum lama ini.
Gubernur Riau mencontohkan, Riau memiliki peninggalan-peninggalan bersejarah Melayu, seperti Candi Muara Takus, Istana Kerajaan Siak, Benteng Tujuh Lapis, dan banyak lagi yang masih bisa dikembangkan.
"Sebenarnya kita mengangkat visi kebudayaan karena Riau menjadi pusat peninggalan budaya melayu, kita mempunyai aset melayu dan kami meyakini komitmen masyarakat Riau yang terdiri dari beragam etnis agama mendukung Visi Riau 2020," katanya.
Belum lama ini Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI akan meluncurkan program event pariwisata Provinsi Riau yang akan dilaksanakan di Gedung Balairung Soesilo Soedarman Kemenpar, Jakarta, 27 Mei 2016, Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Program ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah pusat dan Pemprov Riau dalam memperkenalkan destinasi wisata yang ada di Riau kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Karena Kemenpar memandang selama ini potensi pariwisata yang ada di Riau kurang dipromosikan secara luas.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan promosi ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun Riau sebagai objek destinasi wisata budaya berbasis budaya melayu adalah prioritas promosi yang akan dilakukan untuk menggenjot jumlah wisatawan datang ke Riau.
"Kita punya potensi dengan mengembangkan objek praiwisata berbasis budaya melayu yang tak dimiliki oleh provinsi lain manapun. Itu yang akan menjadi ciri khas pariwisata kita dan akan kita perkenalkan kepada publik Indonesia serta internasional di Jakarta," ucap Gubernur Riau.
"Mengapa acaranya harus di Jakarta. Karena Jakarta ibu kota Negara kita. Pesan yang kita sampaikan melalui acara ini ialah, dengan tagline The Homeland of Melayu, kita (Riau) menyapa dunia,'' tuturnya.
Modal besar telah dimiliki Provinsi Riau dalam mengembangkan sektor Pariwisata. Provinsi Riau memiliki kekayaan alam yang melimpah.
Bahkan provinsi berjuluk Negeri Lancang Kuning ini, menjadi provinsi terpenting penyumbang devisa dari kekayaan alamnya. Sektor migas dan perkebunan menjadi denyut nadi menghidupkan negeri ini, sehingga Tanah Melayu ini dikenal sebagai negeri yang kaya.
Untuk mengangkat pariwisata berbasis budaya di Provinsi Riau, bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kerja sama yang solid dari berbagai kalangan, baik para pemikir budaya, akademisi, budayawan, seniman dan masyarakat, sehingga basis ini semakin kuat. Selain itu mempromosikan aktivitas budaya di tanah ini harus dilakukan.
"Kita harus optimis. Wisata kita tidak kalah dengan negara lainnya. Riau memiliki keunggulan di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Kita hanya perlu memasarkannya," Kata Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman
Dikatakannya Pemrov Riau akan melakukan promosi terus menerus. Andi Racman menyadari Riau memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata, hanya saja untuk mengangkatnya perlu gencar dilakukan pemasaran. Masih banyak wisata-wisata Riau yang belum dikenal masyarakat luas karena kurangnya promosi.
Kebudayaan masyarakat Riau yang sangat kental dengan ciri khas melayu, akan menjadi terobosan baru sektor pariwisata. Dimana beberapa iven budaya yang telah dilaksanakan dibeberapa kabupaten yang ada di Riau ternyata mampu meningkatkan kunjugan wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman menambahkan promosi ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun Riau sebagai objek destinasi wisata budaya. Pariwisata berbasis budaya melayu adalah prioritas promosi yang akan dilakukan untuk menggenjot jumlah wisatawan datang ke Riau.
"Kita punya potensi dengan mengembangkan objek praiwisata berbasis budaya melayu yang tak dimiliki oleh provinsi lain manapun. Itu yang akan menjadi ciri khas pariwisata kita dan akan kita perkenalkan kepada publik Indonesia serta internasional," ucap gubernur yang akrab disapa Andi Rachman ini.
Karena secara geografis Riau terletak di posisi yang strategis menjadikan Riau sebagai daerah yang berpotensi untuk mengembangkan sektor pariwisata. Riau bertetangga dengan Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki keindahan alam dan kental dengan Budaya Melayu. Riau juga memiliki akses mudah menuju negara jiran seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan beberapa maskapai penerbangan, menyediakan rute langsung dengan biaya murahnya seperti Air Asia dan Jetstar Airlines. Ini jelas menguntungkan para traveller manca negara untuk bisa berkunjung ke Indonesia
Untuk wilayah Sumatera, Riau merupakan salah satu wilayah yang cukup diperhitungkan. Perekonomian terus tumbuh dan menjadikan Riau menjadi salah satu tujuan pelaku usaha untuk melakukan ekspansi bisnisnya. Posisi Riau juga menjadikannya sebagai wilayah perlintasan antar provinsi di Sumatera.
Berkaca dari kelebihan dan kemudahan akses menuju Riau, tak salah apabila Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau membidik sektor pariwisara untuk menambah pemasukan. Terutama mengembangkan pariwisata berbasis budaya

Ket Poto menpar Arief Yahya didampingi Gubernur Riau dan sejumlah pejabat Pemprov Riau saat melaunching 'Riau Menyapa Dunia'.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman menambahkan promosi ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun Riau sebagai objek destinasi wisata budaya. Pariwisata berbasis budaya melayu adalah prioritas promosi yang akan dilakukan untuk menggenjot jumlah wisatawan datang ke Riau.
Selain pariwisata berbasis budaya, Andi juga tak akan meninggalkan agrowisata yang juga cukup banyak dimiliki Riau. Seperti Berbagai air terjun, juga Bono yang ada di Pelalawan. Menurutnya kedua basis pariwisata ini sudah cukup lengkap bagi Riau menjadi pusat wisata di Riau menggeser Sumatera Barat.
Pemprov Riau optimis dengan sangat banyak sekali tujuan wisata Riau berbasis budaya. Selain itu banyak wisata unik dan purbakala yang ada di Riau. Bahkan wisata Bono yang ada di Teluk Meranti merupakan seven ghosts di dunia yang menjadi tujuan surfing turis asing. Kita optimis pariwisata di Riau yang belum diangkat akan terus kita terus melakukan promosi
"Kita harus optimis. Wisata kita tidak kalah dengan negara lainnya. Riau memiliki keunggulan di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Kita hanya perlu memasarkannya," pungkasnya
Pemprov Riau akan terus melakukan pembangunan pada sektor pariwisata ini dengan mengembangkan Daerah Tujuan Wisata yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan yang Didukung Oleh Kebudayaan Melayu sebagai Kekayaan dan Kearifan Lokal. Kemudian selain itu pemerintah akan Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Aparatur Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang Didukung oleh Sarana dan Prasarana, serta Penguasaan Terhadap Teknologi
Seterusnya pemerintah akan Mendorong Peningkatan Peluang Usahadan Kesempatan Kerja Melalui Fasiltasi Pengembangan Usaha dan Peningkatan Jejaring, serta Penghargaan Terhadap Hak Kekayaan Intelektual dan Prestasi di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Melaksanakan Pemasaran Pariwisata yang Lebih Strategis, di Dalam dan di Luar Negeri, dengan Memanfaatkan Event Promosi Pariwisata, Media, Jaringan Pemasaran Pariwisata dan Perkembangan Teknologi Informasi
Selanjutnya Meningkatkan Peran Serta Pemangku Kepentingan (Stakeholders), dan Meningkatkan Kerjasama dengan Berbagai Pihak Dalam Rangka Pembangunan Pariwisata Daerah. Melaksanakan Beberapa Kebijakan Khusus di Bidang Pariwisata Dalam Rangka Pengembangan Desa-desa Wisata, Event-event Pariwisata Daerah, Serta Mewujudkan Provinsi Riau sebagai Destinasi Wisata Syariah, dan Mewujudkan Kota Pekanbaru sebagai Destinasi Wisata Meeting, Incentive, Conference and Exhibition (MICE).
"Kita harus optimis. Wisata kita tidak kalah dengan negara lainnya. Riau memiliki keunggulan di sektor pariwisata berbasis kebudayaan. Kita hanya perlu memasarkannya," pungkasnya. (Advertorial)
Editor | : | TIS-HUMAS |
Kategori | : | Pekanbaru |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan