Minggu, 5 Mei 2024

Breaking News

  • Tanggapi Keluhan Masyarakat Dalam Kegiatan Jumat Curhat, Polres Siak Datangkan Mobil SIM Keliling   ●   
  • Bupati Kasmarni: Tahniah Kepada Septian dan M Alga atas Penghargaan Suara Pileg Terbanyak se-Riau   ●   
  • TAUFIK HIDAYAT KETUA MPC, PP, INHU, BALON BUPATI, RESMI DAFTAR KE PARTAI NASDEM   ●   
  • Usai Dipugar, Bupati Kasmarni Resmikan Kelenteng Tri Dharma Hun Bin Kuan Siak Kecil   ●   
  • Majukan Pertanian di Meranti, Plt Bupati Asmar Temui Wamen Pertanian Harvick Hasnul Qalbi.   ●   
Pembangunan Pariwisata dan Budaya Melayu
Riau Punya 290 Tempat Daya Tarik Wisata dan Punya Agenda Wisata Tahunan
Minggu 21 Agustus 2016, 16:30 WIB
Tingkatkan Jumlah Pengunjung Wisata Riau Gubri Ajak Asita Bersinergi di Pekanbaru
ADVETORIAL
PEKANBARU. Riaumadani. com - Secara geografi Propinsi Riau adalah sebuah wilayah yang dinilai strategis berdekatan dengan beberapa negara tetangga seperti malaysia dan Singapura. Tidak heran kota bertuah ini menjadi pintu gerbang utama sebagai pariwisata budaya melayu.

Berkembangnya kebudayaan melayu searah dengan perkembangan sebuah wilayah yaitu Provinsi Riau. Misalnya saja kesenian adalah salah satu kebudayaan yang berkembang pesat.Meskipun kondisi alam di Riau terbatas dan berbeda dengan daerah lainnya yang memiliki gunung, tapi Riau memiliki 290 daya tarik wisata, Riau memiliki potensi pariwisata yang cukup besar. Potensi wisata Riau ini sebenarnya dapat dilihat dari alamnya.

Sektor pariwisata di Indonesia memberikan kontribusi besar bagi devisa negara, setiap tahunnya sektor ini dapat menyumbang devisa negara kurang lebih Rp12,5 miliar dollar. Atas alasan inilah, pemerintah pusat bersinergi dengan pemerintah daerah untuk menyusun upaya memajukan pariwisata Indonesia.

Melihat fenomena yang ada, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang sedari awal tahun lalu berupaya mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya pun jadi semakin gencar menggali potensi-potensi wisata yang ada.

"Semua pihak terkait se-Sumatera berkumpul disini untuk menyinergikan promosi wonderful Indonesia untuk Sustainable Development Goals yaitu optimalisasi pembangunan sektor pariwisata," ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Mawardi Arsyad dalam acara Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto & Informasi Sosial Ekonomi (PDRB-ISE) se-Sumatera Tahun 2016, Kamis (2/6/2016) di Hotel Aryaduta Pekanbaru.


Ket Poto : Sidang Paripurna DPRD Tentan Ranperda Pembangunan Wisata Riau

Tujuan pembangunan pariwisata ini pun telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 diantaranya yakni pariwisata ditonjolkan untuk mengangkat citra bangsa yang sekaligus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pembangunan pariwisata sangat mendukung tujuan pembangunan yang berkelanjutan, karena setelahnya akan berdampak pada pertumbuhan kunjungan wisman, pertumbuhan ekonomi, konservasi alam serta memajukan kebudayaan. Dalam hal ini, BPS berperan dalam melakukan sensus ekonomi," jelasnya.

Sementara itu, Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman yang diwakili oleh Plt Sekdaprov Riau M Yafiz mengungkapkan, bahwa sektor pariwisata berbasis budaya yang diseriusi Pemprov Riau dapat menjanjikan serta memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

"Pembangunan pariwisata memang perlu diprioritaskan, karena hal ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah. Kami di Riau telah berkomitmen untuk mengembangkan sektor pariwisata berbasis budaya ini. Nantinya, sektor pariwisata dapat menyumbang kontribusi besar di sektor lapangan kerja dan penghasil devisa," ucapnya.

Untuk Provinsi Riau disetiap sudut daerah kota dan kabupatennya memiliki keindahan alamnya yang unik dan memiliki ciri khas tertentu, seperti air terjun (yang terdapat di Rokan Hulu dan Kuansing ), Taman Nasional seperti Bukit tiga puluh di Inhu, Tesso Nilo di Pelalawan, Tahura, Giam Siak Kecil hutan lindung, serta flora dan fauna yang indah dan unik, yang juga merupakan paru - paru dunia, Istana Siak di Kabupaten Siak, Danau (yang terdapat di regnat, indragiri Hulu) hutan mangrove di Bengkalis, Meranti, Kota Dumai, Indragiri Hilir, Pantai Rupat utara, Selat Baru Bengkalis dan Pantai Solop di Indragiri Hilir, Candi Muara Takus dan Buluh Cina di Kampar. Mesjid Annur dan Mesjid Raya di Pekanbaru, Mesjid Jamik Kampar, Makam Sech Abdurahman Sidik di Indragiri Hilir dan lainnya.

Bahkan saat ini Riau memiliki wisata minat khusus, yaitu Bono yang merupakan ombak di sungai yang terletak di kawasan Teluk Meranti, Pelalawan, yang ombaknya cukup indah dan memiliki ketinggian hingga mencapai enam meter dengan durasi bermain selancar yang mencapai dua jam sepanjang 18 kilometer.

Selain itu event tahunan yang diselenggarakan setiap kabupaten yang ada di Riau juga merupakan Industri pariwisata Riau yang cukup berpotensi sperti Pacu Jalur di Kuansing yang setiap tahunnya dikunjugi oleh ratusan ribu wisatawan domestik. Begitu juga dengan Bakar Tongkang di Bagan Siapiapi, Rokan Hilir, yang dapat menarik wisatawan domestik dan manca negara sampai 50 ribu wisatawan. Dan di beberapa kabupaten lainnya juga memiliki event seperti festival Budaya Melayu, Festival Budaya Serumpun, 10 K dan Festival Bandar Kayangan dan lainya.



Ket Poto Agenda Tahunan Wisata Riau Pacu Jalur dikabupaten uansing

Salah satu upaya dari pemerintah pusat dan Pemprov Riau dalam memperkenalkan destinasi wisata yang ada di Riau kepada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. adalah bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI meluncurkan program event pariwisata Provinsi Riau yang diaksanakan di Gedung Balairung Soesilo Soedarman Kemenpar, Jakarta. Jumat (27/5/2016)

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan promosi ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun Riau sebagai objek destinasi wisata budaya. Pariwisata berbasis budaya melayu adalah prioritas promosi yang akan dilakukan untuk menggenjot jumlah wisatawan datang ke Riau.

 "Kita punya potensi dengan mengembangkan objek praiwisata berbasis budaya melayu yang tak dimiliki oleh provinsi lain manapun. Itu yang akan menjadi ciri khas pariwisata kita dan akan kita perkenalkan kepada publik Indonesia serta internasional nanti sore di Jakarta," ucap gubernur yang akrab disapa Andi Rachman ini.

Selama ini Andi mengakui, Pemprov Riau terlalu bergantung pada dua sektor yakni sektor migas dan perkebunan. Namun melihat kelesuan pada dua sektor ini selama beberapa tahun belakangan, ia menganggap harus ada perubahan prioritas pengembangan. Pariwisata berbasis budaya adalah prospek paling baik yang dipandangnya.

"Kita sudah melihat dampak melemahnya perekonomian kita beberapa waktu belakangan ini diakibakan turunnya kontribusi dua sektor ini. Tentu kita tidak akan berlama-lama menyandarkan perekonomian kita pada dua sektor ini saja," imbuhnya.

Selain pariwisata berbasis budaya, Andi juga tak akan meninggalkan agrowisata yang juga cukup banyak dimiliki Riau. Seperti Berbagai air terjun, juga Bono yang ada di Pelalawan. Menurutnya kedua basis pariwisata ini sudah cukup lengkap bagi Riau menjadi pusat wisata di Riau menggeser Sumatera Barat.

Peralihan pengembangan dari sektor migas dan perkebunan menjadi pariwisata berbasis budaya ini diharapkan Andi mampu memberikan dampak percepatan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, wisata budaya ini merupakan realisasi dari tagline Riau The Homeland of Melayu yang dicanangkan pada ulang tahun Riau tahun 2015 lalu.

" Riau akan kita jadikan sebagai pusat pariwisata dan edukasi kebudayaan se-Asia Tenggara. Apalagi dengan Riau yang dikelilingi oleh 4 sungai besar yakni Sungai Siak, Kampar, Indragiri dan Batang kuantan. Keempat sungai ini mempunyai sejarah peradaban dan kebudayaan tersendiri yang bisa digali," tandasnya.


Riau memang kaya akan kesenian dan kebudayaan yang ada saat sekarang ini, semuanya berkembang dan dilestarikan sesuai dengan kebijakan pemerintah. Banyak masyarakat luar yang berdatangan hanya untuk mengenal dan mempelajari sejarah budaya melayu dan keseniannya.

Disamping itu, selain seni dan budaya melayu yang terjaga selama ini, bumi yang dkenal dengan julukan Lancang Kuning ini ternyata juga menyimpan segudang sejarah melayu dan hasil kekayaan alam yang melimpah serta nuansa alam yang elok sehingga menjadi pusat wisata kebudayaan melayu.

Salah satu yang mendorong wisatawan lokal dan internasional adalah rasa keingintahuan mereka terhadap, Bahasa masyarakat, kerajinan tangan, makanan dan kebiasaan makan, musik dan kesenian, sejarah suatu tempat, cara kerja dan teknolgi, agama yang dinyatakan dalam cerita atau sesuatu yang dapat disaksikan, bentuk dan karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata, tata cara berpakaian penduduk setempat, sistem pendidikan dan masih banyak lainnya.
(Advetorial)



Editor : TIS
Kategori : Budaya
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top