DISKUSI DI HALL DEWAN PERS - 28 JULI 2016
			
			Diskusi bertajuk ''Membangun Karakter Pers Pancasila, Mengawal dan Menyukseskan Kepentingan Nasional'', di Aula Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Rabu Sore (28 Juli 2016). 
			
					
										Membangun Karakter Pers Pancasila, Mengawal dan Menyukseskan Kepentingan Nasional
			
        		Jumat 29 Juli 2016, 07:09 WIB
        
			Diskusi bertajuk ''Membangun Karakter Pers Pancasila, Mengawal dan Menyukseskan Kepentingan Nasional'', di Aula Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Rabu Sore (28 Juli 2016). 
     			JAKARTA. Riaumadani. com - Banyak manfaat media sosial, namun media sosial juga memanfaatkan kita. Indonesia dengan 139 juta pengguna internet (proyeksi APJII 2016) adalah tempat bisnis menggiurkan bagi mesin pencari seperti google, yahoo, dll serta media sosial seperti facebook, Instagram, twitter, youtube, dll.
 
Hal ini disampaikan Agus Sudibyo (Mantan Anggota Dewan Pers) saat menjadi narasumber dalam diskusi bertajuk ''Membangun Karakter Pers Pancasila, Mengawal dan Menyukseskan Kepentingan Nasional'', di Aula Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Rabu Sore (28 Juli 2016).
Selain Agus, dua narasumber lainnya adalah Tarman Azzam (Wartawan Senior, Ketua Dewan Penasehat PWI Pusat) dan Hariqo Wibawa Satria (Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi). Acara ini sekaligus sebagai Halal Bi Halal insan media yang diadakan Social Media For Civic Eduation (SMCE).
 
''Tak diragukan lagi, Google, Facebook, Yahoo, dan lain-lain memberikan sumbangan berarti bagi kemajuan peradaban masyarakat, namun disisi lain para raksasa digital ini juga tidak membayar pajak kepada Indonesia. Kita harus melakukan sesuatu agar Indonesia punya mesin pencari seperti nama-nama besar itu. Kita harus bisa memanfaatkan, meskipun faktanya kita juga dimanfaatan,'' jelas Agus Sudibyo dalam diskusi tersebut
 
Pembicara lainnya, Hariqo Wibawa Satria melihat isu utama terkait media sosial di Indonesia masih seputar keamanan penggunanya, baru sedikit yang membahas terkait keamanan dan kedaulatan negara. Benturan kepentingan antara negara dengan pemilik mesin pencari dan media sosial adalah hal bisa terjadi, sebabnya bisa dua hal: merawat atau mempertahankan kekuasaan dan kedua memperjuangkan kepentingan nasional.
 
Ia juga menekankan pada pentingnya peningkatan gotong royong dalam memperjuangkan kepentingan nasional lewat media sosial. ''terjadi peningkatan gotong royong di media sosial untuk isu-isu kemanusiaan, namun untuk isu-isu terkait radikalisme, terorisme, apalagi separatisme juga ada gotong royong, namun perlu lebih ditingkatkan lagi,'' jelas Hariqo.
 
Hariqo melanjutkan, bahwa di era digital setiap orang adalah diplomat, pemahaman ini harus terus dibangun ''Diplomat bukan saja mereka yang bekerja di Kemlu, KBRI atau lulusan HI, namun setiap kita adalah diplomat. Itu teori, untuk aksinya saat ini Komunikonten bersama Relawan Komunitas Peduli ASEAN sedang melakukan promosi Indonesia di medsos, dimulai dari Aceh hingga papua nanti dengan tagar ''kepnasindonesia'', jelas Hariqo.
 
Sementara itu, terkait dengan membangun karakter pers Pancasila, Mantan Ketua PWI Pusat, Tarman Azzam menjelaskan bahwa sebenarnya jika wartawan konsisten mentaati kode etik jurnalistik dan dan Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program (P3SPS) maka dengan sendirinya karakter Pancasila itu akan muncul.''Banyak sumber yang bisa dibaca terkait peran pers dalam pergerakan nasional dan kemerdekaan bangsa kita, nah setelah kita merdeka sekarang, hal ini perlu ditanamkan agar pers terus berjuang untuk kepentingan nasional, membangun karakter pers Pancasila adalah kerja yang tidak boleh berhenti dari generasi ke generasi,'' jelas Tarman Azzam.
 
Pria asal Bangka ini juga mengingatkan agar pemerintah tidak membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan kepentingan nasional. ''Saya yakin wartawan akan memberitakan dengan objektif, namun kebijakan-kebijakan pemerintah juga harus berpihak pada kepentingan nasiona, ''ujarnya.
 
Di Akhir diskusi, Ahmad Rouf Qusyairi (Direktur Eksekutif SMCE) menekankan bahwa diskusi ini membuka wawasan kita tentang media sosial, diplomasi dan kepentingan nasional. ''kita tanya pada diri sendiri, sudahkah kita memanfaatkan media sosial untuk kepentingan nasional, dan sudahkan negara mengantisipasi hal-hal negatif dari media sosial dengan maksimal,'' pungkas Ahmad.(rls)
     		
Hal ini disampaikan Agus Sudibyo (Mantan Anggota Dewan Pers) saat menjadi narasumber dalam diskusi bertajuk ''Membangun Karakter Pers Pancasila, Mengawal dan Menyukseskan Kepentingan Nasional'', di Aula Dewan Pers, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, pada Rabu Sore (28 Juli 2016).
Selain Agus, dua narasumber lainnya adalah Tarman Azzam (Wartawan Senior, Ketua Dewan Penasehat PWI Pusat) dan Hariqo Wibawa Satria (Direktur Eksekutif Komunikonten, Institut Media Sosial dan Diplomasi). Acara ini sekaligus sebagai Halal Bi Halal insan media yang diadakan Social Media For Civic Eduation (SMCE).
''Tak diragukan lagi, Google, Facebook, Yahoo, dan lain-lain memberikan sumbangan berarti bagi kemajuan peradaban masyarakat, namun disisi lain para raksasa digital ini juga tidak membayar pajak kepada Indonesia. Kita harus melakukan sesuatu agar Indonesia punya mesin pencari seperti nama-nama besar itu. Kita harus bisa memanfaatkan, meskipun faktanya kita juga dimanfaatan,'' jelas Agus Sudibyo dalam diskusi tersebut
Pembicara lainnya, Hariqo Wibawa Satria melihat isu utama terkait media sosial di Indonesia masih seputar keamanan penggunanya, baru sedikit yang membahas terkait keamanan dan kedaulatan negara. Benturan kepentingan antara negara dengan pemilik mesin pencari dan media sosial adalah hal bisa terjadi, sebabnya bisa dua hal: merawat atau mempertahankan kekuasaan dan kedua memperjuangkan kepentingan nasional.
Ia juga menekankan pada pentingnya peningkatan gotong royong dalam memperjuangkan kepentingan nasional lewat media sosial. ''terjadi peningkatan gotong royong di media sosial untuk isu-isu kemanusiaan, namun untuk isu-isu terkait radikalisme, terorisme, apalagi separatisme juga ada gotong royong, namun perlu lebih ditingkatkan lagi,'' jelas Hariqo.
Hariqo melanjutkan, bahwa di era digital setiap orang adalah diplomat, pemahaman ini harus terus dibangun ''Diplomat bukan saja mereka yang bekerja di Kemlu, KBRI atau lulusan HI, namun setiap kita adalah diplomat. Itu teori, untuk aksinya saat ini Komunikonten bersama Relawan Komunitas Peduli ASEAN sedang melakukan promosi Indonesia di medsos, dimulai dari Aceh hingga papua nanti dengan tagar ''kepnasindonesia'', jelas Hariqo.
Sementara itu, terkait dengan membangun karakter pers Pancasila, Mantan Ketua PWI Pusat, Tarman Azzam menjelaskan bahwa sebenarnya jika wartawan konsisten mentaati kode etik jurnalistik dan dan Pedoman Perilaku Penyiaran Dan Standar Program (P3SPS) maka dengan sendirinya karakter Pancasila itu akan muncul.''Banyak sumber yang bisa dibaca terkait peran pers dalam pergerakan nasional dan kemerdekaan bangsa kita, nah setelah kita merdeka sekarang, hal ini perlu ditanamkan agar pers terus berjuang untuk kepentingan nasional, membangun karakter pers Pancasila adalah kerja yang tidak boleh berhenti dari generasi ke generasi,'' jelas Tarman Azzam.
Pria asal Bangka ini juga mengingatkan agar pemerintah tidak membuat kebijakan-kebijakan yang merugikan kepentingan nasional. ''Saya yakin wartawan akan memberitakan dengan objektif, namun kebijakan-kebijakan pemerintah juga harus berpihak pada kepentingan nasiona, ''ujarnya.
Di Akhir diskusi, Ahmad Rouf Qusyairi (Direktur Eksekutif SMCE) menekankan bahwa diskusi ini membuka wawasan kita tentang media sosial, diplomasi dan kepentingan nasional. ''kita tanya pada diri sendiri, sudahkah kita memanfaatkan media sosial untuk kepentingan nasional, dan sudahkan negara mengantisipasi hal-hal negatif dari media sosial dengan maksimal,'' pungkas Ahmad.(rls)
| Editor | : | Tis.rls | 
| Kategori | : | Nasional | 
							Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com						
											
	Komentar Anda
	Berita Terkait
  Berita Pilihan
  
        
                        Internasional
        

        		Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
        
			Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025   
        		Rabu 09 Juli 2025
            
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
        		Rabu 11 Juni 2025
            
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
        		Kamis 08 Mei 2025
            
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
        
                        Politik
        

        		Rabu 29 Oktober 2025, 14:26 WIB
        
			Bertemu Menteri Imigrasi, Ketua IWO Riau Tegaskan Komitmen Jadi Mitra Strategis Imigrasi dan Lapas
        		Jumat 17 Oktober 2025
            
Rohul Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Riau, Bukti Kepemimpinan Visioner Bupati Anton dan Wabup Syafaruddin Poti
        		Minggu 05 Oktober 2025
            
Tim Gabungan Avsec dan Lanud RSN Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jenis Sabu Seberat Hampir 1Kg
        		Rabu 27 Agustus 2025
            
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
         Nasional         
        

        		Senin 03 November 2025, 22:19 WIB
        
			Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
        		Senin 03 November 2025
            
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
        		Senin 03 November 2025
            
PT. Tunggal Perkasa Plantations Giat Sosial, Fogging Permukiman Warga Cegah DBD
        		Jumat 24 Oktober 2025
            
Pemerintah Indonesia Resmi Bolehkan Umroh Mandiri Tanpa Biro Travel
  Terpopuler
01
            Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
            
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har        02
            Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
            
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern        03
            Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
            
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan        04
            Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
            
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK        05
            Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
            
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta  Klarifikasi Harta ke KPK        
  
         Pekanbaru         
        

        		Senin 20 Oktober 2025, 07:04 WIB
        
			Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
        		Senin 20 Oktober 2025
            
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
        		Selasa 07 Oktober 2025
            
Dugaan Adanya SPPD fiktif di DPRD Kota Pekanbaru, Sekwan Hambali Diperiksa Kejari
        		Rabu 01 Oktober 2025
            
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim  Ditreskrimsus Polda Riau