
Tersangka Dugaan Suap APBD Riau Berjumlah 25 Orang
Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Johar Firdaus dan
Suparman, sebagai tersangka dalam kasus ini. Keduanya, pada periode
2009-2014 menjabat selaku Ketua dan anggota DPRD Riau.
KPK Tetapkan Johar Firdaus dan Suparman Tersangka Dugaan Suap APBD Riau
Sabtu 09 April 2016, 09:25 WIB

PEKANBARU. Riaumadani. com - Jumlah tersangka dalam kasus dugaan suap APBD Riau kembali bertambah. Hal itu setelah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Johar Firdaus dan Suparman, sebagai tersangka dalam kasus ini. Keduanya, pada periode 2009-2014 menjabat selaku Ketua dan anggota DPRD Riau.
Keduanya dinilai ikut terlibat dalam kasus dugaan suap RAPBD Perubahan Riau Tahun 2014 dan RAPBD Riau 2015. Seperti diketahui, dalam kasus ini KPK terlebih dahulu menetapkan dua tersangka, yakni mantan anggota DPRD Riau A Kirjuhari dan Gubri nonaktif, Annas Maamun. Sejauh ini, A Kirjuhari telah divonis bersalah sedangkan Annas Maamun masih dalam proses penyidikan.
Dengan penetapan ini, sejauh ini KPK telah menetapkan 25 orang tersangka kasus korupsi di Riau. Fakta ini sekaligus membuat Riau menjadi salah satu prioritas KPK dalam program pencegahan korupsi.
Perihal penetapan status tersangka terhadap Johar dan Suparman, termaktub dalam rilis Kepala Bagian Informasi dan Pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha, Jumat (8/4/2016) petang.
Dikatakan Priharsa, penetapan tersangka kedua orang tersebut berdasarkan pengembangan perkara yang dilakukan penyidik KPK."KPK menetapkan lagi dua orang sebagai tersangka.
Mereka adalah Joh (Johar Firdaus,red) selaku Ketua DPRD Riau Periode 2009-2014 dan Sup (Suparman,red), selaku anggota DPRD Riau Periode 2009-2014," ungkapnya.
Dikatakan Priharsa, keduanya diduga telah menerima hadiah atau janji dengan maksud supaya Pegawai Negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran 2014 dan/atau Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015 pada Provinsi Riau.
"Atas perbuatannya, Joh dan Sup disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP," terangnya.
Usai penetapan status tersangka tersebut, penyidik lembaga antirasuah tersebut akan melakukan proses penyidikan, seperti pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan barang bukti.
Masih Berjalan
Sementara, terhadap tersangka lainnya, yakni Annas Maamun, Priharsa menyebut kalau proses penyidikan masih berjalan. "Berkasnya belum P21 (dinyatakan lengkap,red)," sebutnya.
Dalam proses hukum kasus ini, baru mantan anggota DPRD Riau A Kirjuhari yang telah dijatuhi vonis dari pengadilan. Ia divonis bersalah dan divonis penjara selam empat tahun, oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Pekanbaru pada Kamis (17/12/2015) lalu. Selain itu, ia juga dikenai denda Rp200 juta subsider 3 bulan penjara.
Dalam pertimbangan putusannya, majelis hakim menyatakan selain terdakwa A Kirjuhari, juga terdapat tiga nama anggota DPRD Riau periode 2009-2014 yang turut bertanggung jawab dalam kasus ini, yakni Johar Firdaus, Suparman dan Riki Hariyansyah.
Bertindak bersama-sama dengan kualitas sebagai orang yang turut serta. Rangkaian perbuatan terdakwa bersama-sama Johar Firdaus, Suparman dan Riki Hariyansyah agar mempercepat proses pembahasan dan persetujuan.
25 Orang
Terkait penetapan tersangka tersebut, Priharsa mengatakan, sejauh ini KPK telah menetapkan 25 orang dari Bumi Lancang Kuning sebagai tersangka korupsi. Karena itu, Provinsi Riau merupakan salah satu daerah yang menjadi prioritas utama KPK dalam pencegahan korupsi.
"Sebagian besar meliputi sektor perizinan, pengurusan anggaran, dan pengadaan barang dan jasa," sebut Priharsa kepada wartawan.
Melihat catatan tersebut, lanjutnya, Riau menjadi salah satu prioritas utama KPK dalam pencegahan korupsi. "Hentikan sudah korupsi di Riau. Saatnya benar-benar fokus untuk pembangunan demi kesejahteraan masyarakat," imbuh Priharsa lebih lanjut.
Ke depan, sebut Priharsa, KPK kembali akan menyambangi Provinsi Riau guna meminta komitmen jajaran pemerintah baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi untuk benar-benar menjalankan tata kelola pemerintahan yang bersih.
"Kita (KPK,red) akan datang Rabu (13/4/2016) mendatang. Dalam kegiatan tersebut nantinya, KPK juga akan memberikan rekomendasi-rekomendasi bagaimana cara menutup ruang korupsi," tutupnya. **
Keduanya dinilai ikut terlibat dalam kasus dugaan suap RAPBD Perubahan Riau Tahun 2014 dan RAPBD Riau 2015. Seperti diketahui, dalam kasus ini KPK terlebih dahulu menetapkan dua tersangka, yakni mantan anggota DPRD Riau A Kirjuhari dan Gubri nonaktif, Annas Maamun. Sejauh ini, A Kirjuhari telah divonis bersalah sedangkan Annas Maamun masih dalam proses penyidikan.
Dengan penetapan ini, sejauh ini KPK telah menetapkan 25 orang tersangka kasus korupsi di Riau. Fakta ini sekaligus membuat Riau menjadi salah satu prioritas KPK dalam program pencegahan korupsi.
Perihal penetapan status tersangka terhadap Johar dan Suparman, termaktub dalam rilis Kepala Bagian Informasi dan Pemberitaan KPK, Priharsa Nugraha, Jumat (8/4/2016) petang.
Dikatakan Priharsa, penetapan tersangka kedua orang tersebut berdasarkan pengembangan perkara yang dilakukan penyidik KPK."KPK menetapkan lagi dua orang sebagai tersangka.
Mereka adalah Joh (Johar Firdaus,red) selaku Ketua DPRD Riau Periode 2009-2014 dan Sup (Suparman,red), selaku anggota DPRD Riau Periode 2009-2014," ungkapnya.
Dikatakan Priharsa, keduanya diduga telah menerima hadiah atau janji dengan maksud supaya Pegawai Negeri atau penyelenggara negara tersebut berbuat atau tidak berbuat sesuatu dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran 2014 dan/atau Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun Anggaran 2015 pada Provinsi Riau.
"Atas perbuatannya, Joh dan Sup disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 jo. pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP," terangnya.
Usai penetapan status tersangka tersebut, penyidik lembaga antirasuah tersebut akan melakukan proses penyidikan, seperti pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan barang bukti.
Masih Berjalan
Sementara, terhadap tersangka lainnya, yakni Annas Maamun, Priharsa menyebut kalau proses penyidikan masih berjalan. "Berkasnya belum P21 (dinyatakan lengkap,red)," sebutnya.
Dalam proses hukum kasus ini, baru mantan anggota DPRD Riau A Kirjuhari yang telah dijatuhi vonis dari pengadilan. Ia divonis bersalah dan divonis penjara selam empat tahun, oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Pekanbaru pada Kamis (17/12/2015) lalu. Selain itu, ia juga dikenai denda Rp200 juta subsider 3 bulan penjara.
Dalam pertimbangan putusannya, majelis hakim menyatakan selain terdakwa A Kirjuhari, juga terdapat tiga nama anggota DPRD Riau periode 2009-2014 yang turut bertanggung jawab dalam kasus ini, yakni Johar Firdaus, Suparman dan Riki Hariyansyah.
Bertindak bersama-sama dengan kualitas sebagai orang yang turut serta. Rangkaian perbuatan terdakwa bersama-sama Johar Firdaus, Suparman dan Riki Hariyansyah agar mempercepat proses pembahasan dan persetujuan.
25 Orang
Terkait penetapan tersangka tersebut, Priharsa mengatakan, sejauh ini KPK telah menetapkan 25 orang dari Bumi Lancang Kuning sebagai tersangka korupsi. Karena itu, Provinsi Riau merupakan salah satu daerah yang menjadi prioritas utama KPK dalam pencegahan korupsi.
"Sebagian besar meliputi sektor perizinan, pengurusan anggaran, dan pengadaan barang dan jasa," sebut Priharsa kepada wartawan.
Melihat catatan tersebut, lanjutnya, Riau menjadi salah satu prioritas utama KPK dalam pencegahan korupsi. "Hentikan sudah korupsi di Riau. Saatnya benar-benar fokus untuk pembangunan demi kesejahteraan masyarakat," imbuh Priharsa lebih lanjut.
Ke depan, sebut Priharsa, KPK kembali akan menyambangi Provinsi Riau guna meminta komitmen jajaran pemerintah baik di tingkat kabupaten/kota maupun provinsi untuk benar-benar menjalankan tata kelola pemerintahan yang bersih.
"Kita (KPK,red) akan datang Rabu (13/4/2016) mendatang. Dalam kegiatan tersebut nantinya, KPK juga akan memberikan rekomendasi-rekomendasi bagaimana cara menutup ruang korupsi," tutupnya. **
Editor | : | TIS,HR |
Kategori | : | Hukum |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan