Senin, 13 Mei 2024

Breaking News

  • Bupati Alfedri lepas 21 Calon Jamaah Haji Asal Sungai Apit Kabupaten Siak   ●   
  • Aparat Desa Gondai Diduga Bagikan Ayam Terjangkit Penyakit Kepada Warga   ●   
  • Bupati Sukiman Hadiri Perayaan Milad IKJR ke-18 di Sabak Auh Kabupaten Siak   ●   
  • Disinyalir Selewengakan Dana Desa Kades Pangkalan Gondai Bungkam   ●   
  • Sekwan Setya Hendro Wardhana, Hadiri Peringatan Hari Jadi IKJR Ke-18 Kabupaten Siak   ●   
Parade Tari 2014
Juara Parade Tari 2014 di Rebut Kabupaten Siak
Senin 23 Juni 2014, 02:21 WIB
Penampilan Peserta Pada Parade tari 2014

PEKANBARU. Riaumadani.com - Kabupaten Siak tampil sebagai penyaji terbaik satu dalam helat Parade Tari 2014 tajaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Riau, Sabtu [22/6] di Anjung Seni Idrus Tintin. Tarian yang berjudul Degho Balak, koreografer Agung Saputra itu mampu menyisihkan sepuluh karya lainnya dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau.

Dengan demikian, Kabupaten Siak akan mewakili Riau dalam ajang Parade Tari Nasional 2014, Agustus mendatang. Agung selaku koreografer ketika ditemui mengatakan, karya tari yang diangkatnya berangkat dari sebuah gagasan tentang maraknya illegal logging yang dilakukan oleh segelintir kalangan yang serakah di Riau. Salah satu akibat yang paling kita rasakan adalah hilangnya udara segar dan hutan hijau. Paling menyakitkan dan masih terasa adalah masalah asap."Ya, inspirasinya dari fenomena itulah yang akhirnya tercipta karya tari dengan pijakan gerak zapin, silat dan joget," ucapnya.

Menyusul penyaji terbaik dua, karya tari berjudul "Manetek Onou" dari Kabupaten Kuantan Singingi, posisi tiga, Kabupaten Kepulauan Meranti dengan tari berjudul Gembire Sri Mahkota. Judul tari Kampuong Taghondam dari Kabupaten Kampar di posisi empat, sedangkan Kabupaten Rokan Hulu di posisi lima dengan karya berjudul Anak Omak dan penyaji terbaik enam dari Kabupaten Indragiri Hulu, karya tari berjudul Teratai Kasih.

Salah seorang dewan juri, Prof Dr Sri Hastanto mengatakan salut atas semangat koreografer di Riau dalam menemukan ide dan gagasan serta melakukan inovasi untuk menghasilkan karya tarinya.

Hanya saja lanjut guru besar Institut Seni Indoensia Surakarta itu, seharusnya jangan sampai salah menafsirkan makna tari modern hanya dengan tempo cepat semua.

"Sehingga detil gerak tidak kelihatan. Garapan yang halus juga perlu digarap dan diperhatikan. Rata-rata kita melihat, hampir semua garapan menggunakan tempo cepat, akhirnya tidak kelihatan koordinasi gerak lengan, tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya," ucap mantan Dirjen Kebudayaan itu.**



Editor : Laporan : TIS/Rp
Kategori : Siak
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top