Singapura Protes dilanda asap dari Indonesia
Empat bentuk protes Singapura dilanda asap dari Indonesia
Kamis 08 Oktober 2015, 04:58 WIB
Bukan hanya warga di Sumatera dan Kalimantan saja yang menderita
lantaran kabut asap akibat kebakaran lahan, tapi negara tetangga
Malaysia dan Singapura juga ikut kena getahnya.
SINGAPURA. Riaumadani. com - Bukan hanya warga di Sumatera dan Kalimantan saja yang menderita lantaran kabut asap akibat kebakaran lahan, tapi negara tetangga Malaysia dan Singapura juga ikut kena getahnya.
Pemerintah Malaysia sudah berkali-kali mengajukan protes, demikian pula dengan Singapura. Pertengahan bulan lalu Badan Lingkungan Nasional Singapura [NEA] mengatakan kepada BBC, kondisi udara sudah tidak sehat dan itu akan berlangsung hingga beberapa pekan.
Berikut empat protes Singapura akibat dipapar asap dari Indonesia.
1.Minta Indonesia tindak tegas pelaku pembakaran
Indeks kualitas udara di Singapura pertengahan bulan lalu menyentuh titik membahayakan. Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Vivian Balakrishnan menghubungi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI, Siti Nurbaya Bakar, untuk menyampaikan keprihatinan.
"Kami berharap langkah-langkah penanganan terpadu segera dilakukan, termasuk menghukum lebih keras pelaku pembakaran lahan," kata Balakrishnan, seperti dilansir surat kabar Strait Times, Jumat [11/9/2015].
Banyak turis asing melawat ke Singapura merasa kecewa karena bertandang saat asap menyelimuti kota. "Terakhir kali saya ke sini udaranya bersih. Tapi sekarang ternyata seperti ini," kata pelajar Taiwan, Chang Chun Wei.
2.Gugat lima perusahaan Indonesia pemicu kebakaran lahan
Pemerintah Singapura menempuh jalur hukum, mengguggat lima perusahaan bidang produksi kertas dan sawit Indonesia. Kelima korporasi itu dinilai bertanggung jawab atas pembakaran lahan yang membuat negara kota itu mengalami bencana asap dua pekan terakhir.
Seperti dilaporkan ABC Net, Minggu [27/9/2015], Singapura akan menggunakan dasar hukum UU Asap Lintas Negara yang dibuat pada 2014. Berbekal beleid itu, perusahaan lokal maupun asing dapat dijerat dengan pasal pencemaran lingkungan, dendanya maksimal USD 1,95 juta [setara Rp 28,6 miliar].
Buruan utama Singapura adalah Asia Pulp and Paper [APP] anak perusahaan grup konglomerat Sinarmas.
Selain APP, Singapura menggugat pula Rimba Hutani Mas, Sebangun Bumi Andalas Wood Industries, Bumi Sriwijaya Sentosa, dan Wachyuni Mandira. Selain diyakini otoritas Singapura membakar lahan, kelima perusahaan itu dinilai tidak serius memadamkan api di wilayah kerja mereka.
Badan Lingkungan Singapura [NEA] telah mengirim surat resmi, khususnya kepada APP, supaya menjelaskan apa saja bukti mereka tidak membakar lahan. APP memiliki unit usaha di Singapura, sehingga bisa disidik secara hukum.
Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura, Vivian Balakrishnan mengumumkan lima perusahaan tersangka utama pembakar lahan itu akhir pekan lalu. Dia mengatakan bukti awal menunjukkan tindakan beberapa korporasi tidak dapat ditolerir lagi.
Sepekan terakhir, warga Singapura menghirup kualitas udara yang membahayakan akibat asap.
"Asap ini bukan bencana alam, melainkan kelalaian manusia yang tidak bisa ditoleransi," kata Vivian.
Kepada the Strait Times kemarin [27/8/2015], APP mengaku akan mengikuti prosedur pemeriksaan yang digelar NEA. Namun perusahaan milik keluarga taipan Eka Tjipta Widjaja ini membantah meraih keuntungan dari kebakaran hutan.
"Adanya kebakaran lahan justru menimbulkan ongkos dan menyedot sumber daya yang besar dari perusahaan kami," kata juru bicara APP.
Bukan kali ini saja APP berurusan dengan hukum Singapura. Pada 2001, Komisi Persaingan Usaha Singapura [CAD] memeriksa perusahaan Sinarmas itu ketika mengajukan pailit atas utang jatuh tempo USD 13,9 miliar.
3.Desak pemerintah Indonesia umumkan daftar perusahaan pembakar lahan
Singapura secara resmi meminta Pemerintah Indonesia memberi informasi deretan perusahaan, termasuk kemungkinan dari negara mereka, yang turut membakar lahan di Sumatera ataupun Kalimantan. Lebih jauh lagi, mereka ingin perusahaan yang berperan memicu bencana asap ini namanya diungkap ke publik.
Channel News Asia melaporkan, Rabu [7/10/2015], nama-nama perusahaan itu sudah diminta oleh Singapura sejak dua pekan lalu, namun Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyatakan perlu ada permintaan formal. Sekarang surat resmi sudah dikirim oleh Negeri Singa.
Nama perusahaan ini penting bagi Singapura, agar mereka bisa menetapkan langkah hukum susulan. Negara kota itu telah mengguggat lima perusahaan Indonesia punya kantor cabang di Singapura, dengan UU Bencana Asap. Salah satu perusahaan diperkarakan oleh Singapura adalah Asia Pulp Paper, anak usaha konglomerasi Sinarmas.
"Sesuai surat yang diminta pemerintah Indonesia sebelumnya, kami berharap nama-nama perusahaan dapat diberikan sehingga pemerintah kami dapat mengambil langkah yang diperlukan,"seperti dikutip dari surat Kementerian Luar Negeri Singapura.
Selain meminta identitas perusahaan bertanggung jawab atas bencana asap sebulan terakhir, Singapura kembali mengulang tawaran mereka mengirim sumber daya untuk ikut memadamkan api di beberapa provinsi Sumatera. Dalam surat yang ditembuskan pada KBRI Singapura itu, dijelaskan bahwa negara kota ini siap mengirim satu pesawat C-130 untuk membuat hujan buatan, tim dari Angkatan Darat Singapura, serta satu helikopter Chinook buat mengirim bom air.
Terkait tawaran bantuan dari Singapura, pemerintah Indonesia maju mundur. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya memang menolak bantuan itu sebelumnya, karena tidak sesuai kebutuhan.
" Banyak yang menurut kita dibutuhkan tidak dipakai oleh mereka. Jadi kita sama, [jika] Singapura ingin membantu, butuh yang sesuai," ujarnya.
Dalam jumpa pers kemarin di Jakarta, Sutopo mengatakan yang dibutuhkan BNPB untuk memadamkan api adalah sokongan pesawat Beriev Be-2000. Sedangkan kalaupun Singapura bisa mengirim Chinook, jangan cuma satu unit. Soalnya target Indonesia adalah bom air bisa langsung menyasar 1,6 hektar lahan terbakar.
"Kecuali dibantu 20 chinook [oleh Singapura], mau kita," kata Sutopo.
Sebelumnya akhir September lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menuding Singapura terlalu banyak wacana soal membantu pemadaman api di hutan. Dia pun menantang Negeri Singa bergerak aktif bila memang ingin ikut menyelesaikan isu bencana asap.
"Silakan saja kami terbuka. Singapura bisa ikut lihat sendiri. Singapura, silakan kalau mau membantu. Jangan hanya bicara," kata Kalla saat melawat ke Amerika Serikat.
4.Tawarkan bantuan pesawat buat padamkan api di Indonesia
Berdasarkan laporan Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Air [MEWR] Singapura, periode Juni hingga Oktober 2015 akan sangat kering karena pengaruh El Nino di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah Negara Kota itu khawatir kondisi cuaca itu memicu kabut asap arah dari hutan Indonesia yang terbakar.
Berdasarkan Channel News Asia, Kamis [4/6/'2015], Negeri Singa berkomitmen mengirim bantuan penanganan bencana asap ke Indonesia. Bentuknya adalah satu pesawat C-130 untuk operasi hujan buatan, serta satu pesawat serupa untuk mengirim tim pemadam kebakaran Singapura di hutan yang kadung terbakar.
Tim bantuan itu termasuk pula satu kompi pasukan sipil Singapura [SCDF] yang bisa dikirim sewaktu-waktu seandainya kondisi memburuk. Satu helikopter Chinook juga siaga mengirim kantong air untuk pemadaman dari udara.
Di luar itu, pemerintah Singapura akan memasok citra satelit kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB] untuk memantau hutan di Tanah Air yang berpotensi terbakar.
Bantuan yang sudah diberikan sejak 2005, menurut MEWR, semakin penting untuk dioptimalkan karena kabut asap bisa lebih buruk akibat El Nino. "Cuaca akan lebih kering dari kemarau biasanya, sehingga dampak kabut asap di hutan yang terbakar lebih berbahaya," seperti tertulis dalam keterangan pers MEWR.
Singapura cukup sensitif dengan isu kabut asap dari Indonesia. Hubungan kedua negara pun kerap merenggang gara-gara bencana alam tersebut.
Kabut asap rata-rata muncul dari hutan di Provinsi Riau yang menjadi sentra industri kelapa sawit. Kebakaran hutan itu terjadi saban tahun, sehingga media maupun masyarakat Singapura selalu menyalahkan pemerintah Indonesia.
Kabut asap kiriman dari Indonesia terparah yang pernah dialami Singapura terjadi pada 2012. Saat itu pantauan pollutant standard index [PSI] saat pertama kali kabut asap memasuki Singapura mencapai 295, lalu PSI naik hingga level 401.
Angka itu merupakan rekor terparah sepanjang sejarah. Ratusan orang dilarikan ke rumah sakit akibat gangguan pernapasan. Sedangkan sepanjang 2013-2014, kabut asap pun masih menghantui warga Singapura.**
Pemerintah Malaysia sudah berkali-kali mengajukan protes, demikian pula dengan Singapura. Pertengahan bulan lalu Badan Lingkungan Nasional Singapura [NEA] mengatakan kepada BBC, kondisi udara sudah tidak sehat dan itu akan berlangsung hingga beberapa pekan.
Berikut empat protes Singapura akibat dipapar asap dari Indonesia.
1.Minta Indonesia tindak tegas pelaku pembakaran
Indeks kualitas udara di Singapura pertengahan bulan lalu menyentuh titik membahayakan. Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Vivian Balakrishnan menghubungi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI, Siti Nurbaya Bakar, untuk menyampaikan keprihatinan.
"Kami berharap langkah-langkah penanganan terpadu segera dilakukan, termasuk menghukum lebih keras pelaku pembakaran lahan," kata Balakrishnan, seperti dilansir surat kabar Strait Times, Jumat [11/9/2015].
Banyak turis asing melawat ke Singapura merasa kecewa karena bertandang saat asap menyelimuti kota. "Terakhir kali saya ke sini udaranya bersih. Tapi sekarang ternyata seperti ini," kata pelajar Taiwan, Chang Chun Wei.
2.Gugat lima perusahaan Indonesia pemicu kebakaran lahan
Pemerintah Singapura menempuh jalur hukum, mengguggat lima perusahaan bidang produksi kertas dan sawit Indonesia. Kelima korporasi itu dinilai bertanggung jawab atas pembakaran lahan yang membuat negara kota itu mengalami bencana asap dua pekan terakhir.
Seperti dilaporkan ABC Net, Minggu [27/9/2015], Singapura akan menggunakan dasar hukum UU Asap Lintas Negara yang dibuat pada 2014. Berbekal beleid itu, perusahaan lokal maupun asing dapat dijerat dengan pasal pencemaran lingkungan, dendanya maksimal USD 1,95 juta [setara Rp 28,6 miliar].
Buruan utama Singapura adalah Asia Pulp and Paper [APP] anak perusahaan grup konglomerat Sinarmas.
Selain APP, Singapura menggugat pula Rimba Hutani Mas, Sebangun Bumi Andalas Wood Industries, Bumi Sriwijaya Sentosa, dan Wachyuni Mandira. Selain diyakini otoritas Singapura membakar lahan, kelima perusahaan itu dinilai tidak serius memadamkan api di wilayah kerja mereka.
Badan Lingkungan Singapura [NEA] telah mengirim surat resmi, khususnya kepada APP, supaya menjelaskan apa saja bukti mereka tidak membakar lahan. APP memiliki unit usaha di Singapura, sehingga bisa disidik secara hukum.
Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura, Vivian Balakrishnan mengumumkan lima perusahaan tersangka utama pembakar lahan itu akhir pekan lalu. Dia mengatakan bukti awal menunjukkan tindakan beberapa korporasi tidak dapat ditolerir lagi.
Sepekan terakhir, warga Singapura menghirup kualitas udara yang membahayakan akibat asap.
"Asap ini bukan bencana alam, melainkan kelalaian manusia yang tidak bisa ditoleransi," kata Vivian.
Kepada the Strait Times kemarin [27/8/2015], APP mengaku akan mengikuti prosedur pemeriksaan yang digelar NEA. Namun perusahaan milik keluarga taipan Eka Tjipta Widjaja ini membantah meraih keuntungan dari kebakaran hutan.
"Adanya kebakaran lahan justru menimbulkan ongkos dan menyedot sumber daya yang besar dari perusahaan kami," kata juru bicara APP.
Bukan kali ini saja APP berurusan dengan hukum Singapura. Pada 2001, Komisi Persaingan Usaha Singapura [CAD] memeriksa perusahaan Sinarmas itu ketika mengajukan pailit atas utang jatuh tempo USD 13,9 miliar.
3.Desak pemerintah Indonesia umumkan daftar perusahaan pembakar lahan
Singapura secara resmi meminta Pemerintah Indonesia memberi informasi deretan perusahaan, termasuk kemungkinan dari negara mereka, yang turut membakar lahan di Sumatera ataupun Kalimantan. Lebih jauh lagi, mereka ingin perusahaan yang berperan memicu bencana asap ini namanya diungkap ke publik.
Channel News Asia melaporkan, Rabu [7/10/2015], nama-nama perusahaan itu sudah diminta oleh Singapura sejak dua pekan lalu, namun Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyatakan perlu ada permintaan formal. Sekarang surat resmi sudah dikirim oleh Negeri Singa.
Nama perusahaan ini penting bagi Singapura, agar mereka bisa menetapkan langkah hukum susulan. Negara kota itu telah mengguggat lima perusahaan Indonesia punya kantor cabang di Singapura, dengan UU Bencana Asap. Salah satu perusahaan diperkarakan oleh Singapura adalah Asia Pulp Paper, anak usaha konglomerasi Sinarmas.
"Sesuai surat yang diminta pemerintah Indonesia sebelumnya, kami berharap nama-nama perusahaan dapat diberikan sehingga pemerintah kami dapat mengambil langkah yang diperlukan,"seperti dikutip dari surat Kementerian Luar Negeri Singapura.
Selain meminta identitas perusahaan bertanggung jawab atas bencana asap sebulan terakhir, Singapura kembali mengulang tawaran mereka mengirim sumber daya untuk ikut memadamkan api di beberapa provinsi Sumatera. Dalam surat yang ditembuskan pada KBRI Singapura itu, dijelaskan bahwa negara kota ini siap mengirim satu pesawat C-130 untuk membuat hujan buatan, tim dari Angkatan Darat Singapura, serta satu helikopter Chinook buat mengirim bom air.
Terkait tawaran bantuan dari Singapura, pemerintah Indonesia maju mundur. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pihaknya memang menolak bantuan itu sebelumnya, karena tidak sesuai kebutuhan.
" Banyak yang menurut kita dibutuhkan tidak dipakai oleh mereka. Jadi kita sama, [jika] Singapura ingin membantu, butuh yang sesuai," ujarnya.
Dalam jumpa pers kemarin di Jakarta, Sutopo mengatakan yang dibutuhkan BNPB untuk memadamkan api adalah sokongan pesawat Beriev Be-2000. Sedangkan kalaupun Singapura bisa mengirim Chinook, jangan cuma satu unit. Soalnya target Indonesia adalah bom air bisa langsung menyasar 1,6 hektar lahan terbakar.
"Kecuali dibantu 20 chinook [oleh Singapura], mau kita," kata Sutopo.
Sebelumnya akhir September lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menuding Singapura terlalu banyak wacana soal membantu pemadaman api di hutan. Dia pun menantang Negeri Singa bergerak aktif bila memang ingin ikut menyelesaikan isu bencana asap.
"Silakan saja kami terbuka. Singapura bisa ikut lihat sendiri. Singapura, silakan kalau mau membantu. Jangan hanya bicara," kata Kalla saat melawat ke Amerika Serikat.
4.Tawarkan bantuan pesawat buat padamkan api di Indonesia
Berdasarkan laporan Kementerian Lingkungan dan Sumber Daya Air [MEWR] Singapura, periode Juni hingga Oktober 2015 akan sangat kering karena pengaruh El Nino di kawasan Asia Tenggara. Pemerintah Negara Kota itu khawatir kondisi cuaca itu memicu kabut asap arah dari hutan Indonesia yang terbakar.
Berdasarkan Channel News Asia, Kamis [4/6/'2015], Negeri Singa berkomitmen mengirim bantuan penanganan bencana asap ke Indonesia. Bentuknya adalah satu pesawat C-130 untuk operasi hujan buatan, serta satu pesawat serupa untuk mengirim tim pemadam kebakaran Singapura di hutan yang kadung terbakar.
Tim bantuan itu termasuk pula satu kompi pasukan sipil Singapura [SCDF] yang bisa dikirim sewaktu-waktu seandainya kondisi memburuk. Satu helikopter Chinook juga siaga mengirim kantong air untuk pemadaman dari udara.
Di luar itu, pemerintah Singapura akan memasok citra satelit kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana [BNPB] untuk memantau hutan di Tanah Air yang berpotensi terbakar.
Bantuan yang sudah diberikan sejak 2005, menurut MEWR, semakin penting untuk dioptimalkan karena kabut asap bisa lebih buruk akibat El Nino. "Cuaca akan lebih kering dari kemarau biasanya, sehingga dampak kabut asap di hutan yang terbakar lebih berbahaya," seperti tertulis dalam keterangan pers MEWR.
Singapura cukup sensitif dengan isu kabut asap dari Indonesia. Hubungan kedua negara pun kerap merenggang gara-gara bencana alam tersebut.
Kabut asap rata-rata muncul dari hutan di Provinsi Riau yang menjadi sentra industri kelapa sawit. Kebakaran hutan itu terjadi saban tahun, sehingga media maupun masyarakat Singapura selalu menyalahkan pemerintah Indonesia.
Kabut asap kiriman dari Indonesia terparah yang pernah dialami Singapura terjadi pada 2012. Saat itu pantauan pollutant standard index [PSI] saat pertama kali kabut asap memasuki Singapura mencapai 295, lalu PSI naik hingga level 401.
Angka itu merupakan rekor terparah sepanjang sejarah. Ratusan orang dilarikan ke rumah sakit akibat gangguan pernapasan. Sedangkan sepanjang 2013-2014, kabut asap pun masih menghantui warga Singapura.**
Editor | : | Mardeka.TIS |
Kategori | : | Internasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Rabu 17 April 2024, 07:50 WIB
MK Tegaskan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Diumumkan 22 April
Jumat 12 April 2024
Bupati Kasmarni Langsung Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Rabu 10 April 2024
Upika Kecamatan Sungai Apit Gelar Pawai Takbir Keliling Kota Dikuti Ratusan Masyarakat
Senin 08 April 2024
Koperasi Bunsur Pesisir Cemerlang Salurkan Pinjaman ke Dua Kepada 476 Pemilik SHM Lahan TORA
Nasional
Sabtu 20 April 2024, 09:46 WIB
Tindak Lanjuti Pelanggaran Internal, KPK Tahan 15 Tersangka Pemerasan di Rutan
Sabtu 20 April 2024
Tindak Lanjuti Pelanggaran Internal, KPK Tahan 15 Tersangka Pemerasan di Rutan
Sabtu 20 April 2024
KPK Catat 14.072 PN/WL Belum Lapor LHKPN Hingga Batas Akhir Maret 2024
Selasa 09 April 2024
Hasil Sidang Isbat: Pemerintah Tetapkan Idul Fitri 2024 Rabu 10 April
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Jumat 26 April 2024, 23:27 WIB
Parisman Ikhwan Alias Bang Iwan Patah Ambil Formulir Balon Walikota Pekanbaru di DPC PKB
Jumat 26 April 2024
Parisman Ikhwan Alias Bang Iwan Patah Ambil Formulir Balon Walikota Pekanbaru di DPC PKB
Senin 22 April 2024
Terbuka Untuk Umum, DPC PKB Pekanbaru Buka Pendaftaran Calon Walikota
Jumat 15 Maret 2024
Awal Ramadan Harga Cabai Merah di Pekanbaru Melambung Tinggi Tembus Rp120 Ribu/Kg