Listrik Mati, Diselimuti Asap, Gas Elpijipun Langka
Bertepatan dengan seringnya listrik dipadamkan secara
bergilir di kota Pekanbaru. Imbasnya, ada masyarakat yang mendapatkan
gas elpiji yang dijual di tingkat pengecer sebesar Rp48 ribu per
tabungnya.
Lengkap sudah Penderitaan Kami, Listrik Mati, Diselimuti Asap, Gas Elpijipun Langka
Kamis 08 Oktober 2015, 04:38 WIB
Bertepatan dengan seringnya listrik dipadamkan secara
bergilir di kota Pekanbaru. Imbasnya, ada masyarakat yang mendapatkan
gas elpiji yang dijual di tingkat pengecer sebesar Rp48 ribu per
tabungnya.
PEKANBARU. Riaumadani. com - Warga Kota Pekanbaru mulai resah, selain sering mati listrik 3 kali sehari dan diselimuti asap siang dan malam, gas elpiji 3 Kg itu saat ini mulai sulit didapatkan. Bahkan, saking sulitnya, Seorang ibu rumah tangga telah mendatangi sejumlah agen penjual. Hasilnya, tetap nihil.
"Lengkap sudah penderitaan kami, di luar banyak asap, di rumah listrik mati kayak minum obat 3 kali sehari, ditambah lagi mau masak saja susah. Saya sudah cari gas elpiji 3 kg di beberapa agen, tapi kosong semua," keluh Wita, seorang Ibu Rumah Tangga di kecamatan Marpoyan Damai, kota Pekanbaru, saat berbincang dengan Wartawan Selasa.[6/10/2015]
Baik Wita maupun IRT lainnya tak habis pikir, entah mengapa Riau khususnya Pekanbaru tak pernah maju menjadi kota yang diidamkan semua orang. Pemimpinnya dinilai tidak kreatif dan hanya jalan di tempat.
"Kalau begini, lebih baik saya balik saja memasak dengan membakar pakai tungku kayu saja. Dulu tuh Walikota janjinya memakmurkan rakyat, gubernur dan wakilnya gitu juga, tapi tak ada perkembangan daerah ini, Gas elpiji aja susah dicari, listrik lebih banyak matinya dari pada hidup, ketus Nayla, IRT lainnya.
Ternyata, kelangkaan gas ini sudah mulai dirasakan sejak beberapa minggu terakhir. Bertepatan dengan seringnya listrik dipadamkan secara bergilir di kota Pekanbaru. Imbasnya, ada masyarakat yang mendapatkan gas elpiji yang dijual di tingkat pengecer sebesar Rp48 ribu per tabungnya.
Kondisi ini membuat pihak PT Pertamina bingung. Beberapa waktu yang lalu, Sales Representative Elpiji PT Pertamina Pekanbaru, Mahfud mengaku bahwa pihak Pertamina sudah melakukan penyaluran distribusi 18 ribu tabung gas elpiji 3 Kg di seluruh Kota Pekanbaru setiap harinya.
Namun, soal kelangkaan gas elpiji, Pertamina mengaku tak mengetahui persoalan itu dan melemparkan tugas ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan [Disperindag] Kota Pekanbaru.
Bahkan PT Pertamina menyebut bahwa distribusi dan penyaluran gas elpiji 3 Kg masih normal dan aman. Bahkan distribusi yang disalurkan tidak ada penambahan maupun pengurangan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan [Disperindag] Kota Pekanbaru, Azwan melalui Kabid perdagangan, Mas Irba H Sulaiman menyebut bahwa pihaknya akan melakukan penyisiran di lokasi 7 titik rawan kelangkaan Elpiji, dibeberapa kecamatan di Pekanbaru, yakni di Kecamatan Marpoyan Damai, Bukit Raya, Sukajadi, Senapelan, Payung Sekaki, Lima Puluh dan Rumbai.
"Selain kita di Disperindag, nanti akan kita libatkan Pertamina untuk operasi pasar secara langsung," jelasnya.
Soal adanya gas Elpiji yang dijual Rp 48 ribu per tabungnya, Irba mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan penyisiran. Diketahui bahwa yang menjual tersebut ada di tingkat pengecer.
"Di warung itu. Kami sudah kejar. Informasinya di Kertama. Kami kejar di kertama, tak mengaku dia. Mereka pintar. Plastik atas merek agen-nya itu dicopot sama pengecer untuk mengelabui petugas. Ada dua kemungkinan itu distribusi dari Kampar karena Kertama berbatasan dengan Kabupaten Kampar," ujarnya.
Mas irba H Sulaiman, menambahkan telah terjadi peningkatan 1-2 persen kebutuhan keluarga dari dampak kabut asap yang terjadi. Ia juga menyebut permasalahan ini sudah disampaikannya dalam rapat yang digelar dengan Pertamina, Selasa [6/10/2015].
Ditanya sampai kapan masalah ini akan terjadi, Irba menjawab masih mencoba untuk menerapkan pola baru, yakni melaporkan semua pangkalan ke pihak kelurahan. Agar instansi itu bisa ikut terlibat dalam hal pengawasan. Intinya bila keadaan darurat kosong gas, lurah diminta untuk menyurati pihaknya.
"Selama ini, kesadaran masyarakat mampu, Kita nilai masih kurang, karena masih banyak yang membeli gas tiga kilo untuk kebutuhannya. Padahal ada Permen no 17, tentang SDM dan Permen No.5 Depdagri yang sudah mengaturnya, bahwa masayarakat mampu dilarang menggunakan gas bersubsidi. Kita minta lurah tegur bila ada yang membeli gas dari golongan orang mampu," pintanya.
Sementara itu disampaikan warga Tenayan Raya, Budi [32]. Ia mengatakan sangat sulit mencari simelon untuk kebutuhan rumah tangganya. Upaya untuk mencari sudah dilakukan di beberapa pangkalan dan eceran, mulai dari sekitar rumahnya, hingga ketempat- tempat lain.
Namun usaha itu dirasakannya hanya sia- sia, betapa tidak, selain kosong, bilapun ada ketersediaan dari pangkalan hanya sebentar saja.
"Tadi saya dengar dari kawan, katanya di daerah Bukit Barisan ada yang jual, karena daerah itu lumayan jauh dari rumah saya, sesampai di tempat itu, orang pangkalan bilang barusan habis. Orang pangkalan kembali menunjukkan simelon katanya ada di daerah sekitar Taman Hiburan Alam Mayang, sampai di sana perlakuan serupa kembali saya alami, yakni juga tidak ada. Ada apa sebenarnya ini?" ujar Budi, Selasa [6/10/2015].
Budi mengatakan bila kejadian seperti berlangsung lama, tentu saja akan membuat masyarakat semakin menderita, pasalnya, untuk mencari gas itu kondisi udara di Pekanbaru dipenuhi asap. Jelas- jelas akan mengancam kesehatan dirinya maupun keluarga yang di rumahnya. Selanjutnya bila tidak melakukan kegiatan, keluarganya mau diberi makan apa, ditambah lagi dengan pemadaman listrik yang sering terjadi.**
"Lengkap sudah penderitaan kami, di luar banyak asap, di rumah listrik mati kayak minum obat 3 kali sehari, ditambah lagi mau masak saja susah. Saya sudah cari gas elpiji 3 kg di beberapa agen, tapi kosong semua," keluh Wita, seorang Ibu Rumah Tangga di kecamatan Marpoyan Damai, kota Pekanbaru, saat berbincang dengan Wartawan Selasa.[6/10/2015]
Baik Wita maupun IRT lainnya tak habis pikir, entah mengapa Riau khususnya Pekanbaru tak pernah maju menjadi kota yang diidamkan semua orang. Pemimpinnya dinilai tidak kreatif dan hanya jalan di tempat.
"Kalau begini, lebih baik saya balik saja memasak dengan membakar pakai tungku kayu saja. Dulu tuh Walikota janjinya memakmurkan rakyat, gubernur dan wakilnya gitu juga, tapi tak ada perkembangan daerah ini, Gas elpiji aja susah dicari, listrik lebih banyak matinya dari pada hidup, ketus Nayla, IRT lainnya.
Ternyata, kelangkaan gas ini sudah mulai dirasakan sejak beberapa minggu terakhir. Bertepatan dengan seringnya listrik dipadamkan secara bergilir di kota Pekanbaru. Imbasnya, ada masyarakat yang mendapatkan gas elpiji yang dijual di tingkat pengecer sebesar Rp48 ribu per tabungnya.
Kondisi ini membuat pihak PT Pertamina bingung. Beberapa waktu yang lalu, Sales Representative Elpiji PT Pertamina Pekanbaru, Mahfud mengaku bahwa pihak Pertamina sudah melakukan penyaluran distribusi 18 ribu tabung gas elpiji 3 Kg di seluruh Kota Pekanbaru setiap harinya.
Namun, soal kelangkaan gas elpiji, Pertamina mengaku tak mengetahui persoalan itu dan melemparkan tugas ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan [Disperindag] Kota Pekanbaru.
Bahkan PT Pertamina menyebut bahwa distribusi dan penyaluran gas elpiji 3 Kg masih normal dan aman. Bahkan distribusi yang disalurkan tidak ada penambahan maupun pengurangan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan [Disperindag] Kota Pekanbaru, Azwan melalui Kabid perdagangan, Mas Irba H Sulaiman menyebut bahwa pihaknya akan melakukan penyisiran di lokasi 7 titik rawan kelangkaan Elpiji, dibeberapa kecamatan di Pekanbaru, yakni di Kecamatan Marpoyan Damai, Bukit Raya, Sukajadi, Senapelan, Payung Sekaki, Lima Puluh dan Rumbai.
"Selain kita di Disperindag, nanti akan kita libatkan Pertamina untuk operasi pasar secara langsung," jelasnya.
Soal adanya gas Elpiji yang dijual Rp 48 ribu per tabungnya, Irba mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan penyisiran. Diketahui bahwa yang menjual tersebut ada di tingkat pengecer.
"Di warung itu. Kami sudah kejar. Informasinya di Kertama. Kami kejar di kertama, tak mengaku dia. Mereka pintar. Plastik atas merek agen-nya itu dicopot sama pengecer untuk mengelabui petugas. Ada dua kemungkinan itu distribusi dari Kampar karena Kertama berbatasan dengan Kabupaten Kampar," ujarnya.
Mas irba H Sulaiman, menambahkan telah terjadi peningkatan 1-2 persen kebutuhan keluarga dari dampak kabut asap yang terjadi. Ia juga menyebut permasalahan ini sudah disampaikannya dalam rapat yang digelar dengan Pertamina, Selasa [6/10/2015].
Ditanya sampai kapan masalah ini akan terjadi, Irba menjawab masih mencoba untuk menerapkan pola baru, yakni melaporkan semua pangkalan ke pihak kelurahan. Agar instansi itu bisa ikut terlibat dalam hal pengawasan. Intinya bila keadaan darurat kosong gas, lurah diminta untuk menyurati pihaknya.
"Selama ini, kesadaran masyarakat mampu, Kita nilai masih kurang, karena masih banyak yang membeli gas tiga kilo untuk kebutuhannya. Padahal ada Permen no 17, tentang SDM dan Permen No.5 Depdagri yang sudah mengaturnya, bahwa masayarakat mampu dilarang menggunakan gas bersubsidi. Kita minta lurah tegur bila ada yang membeli gas dari golongan orang mampu," pintanya.
Sementara itu disampaikan warga Tenayan Raya, Budi [32]. Ia mengatakan sangat sulit mencari simelon untuk kebutuhan rumah tangganya. Upaya untuk mencari sudah dilakukan di beberapa pangkalan dan eceran, mulai dari sekitar rumahnya, hingga ketempat- tempat lain.
Namun usaha itu dirasakannya hanya sia- sia, betapa tidak, selain kosong, bilapun ada ketersediaan dari pangkalan hanya sebentar saja.
"Tadi saya dengar dari kawan, katanya di daerah Bukit Barisan ada yang jual, karena daerah itu lumayan jauh dari rumah saya, sesampai di tempat itu, orang pangkalan bilang barusan habis. Orang pangkalan kembali menunjukkan simelon katanya ada di daerah sekitar Taman Hiburan Alam Mayang, sampai di sana perlakuan serupa kembali saya alami, yakni juga tidak ada. Ada apa sebenarnya ini?" ujar Budi, Selasa [6/10/2015].
Budi mengatakan bila kejadian seperti berlangsung lama, tentu saja akan membuat masyarakat semakin menderita, pasalnya, untuk mencari gas itu kondisi udara di Pekanbaru dipenuhi asap. Jelas- jelas akan mengancam kesehatan dirinya maupun keluarga yang di rumahnya. Selanjutnya bila tidak melakukan kegiatan, keluarganya mau diberi makan apa, ditambah lagi dengan pemadaman listrik yang sering terjadi.**
| Editor | : | Mardeka.HR |
| Kategori | : | Pekanbaru |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 29 Oktober 2025, 14:26 WIB
Bertemu Menteri Imigrasi, Ketua IWO Riau Tegaskan Komitmen Jadi Mitra Strategis Imigrasi dan Lapas
Jumat 17 Oktober 2025
Rohul Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Riau, Bukti Kepemimpinan Visioner Bupati Anton dan Wabup Syafaruddin Poti
Minggu 05 Oktober 2025
Tim Gabungan Avsec dan Lanud RSN Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jenis Sabu Seberat Hampir 1Kg
Rabu 27 Agustus 2025
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Nasional

Senin 03 November 2025, 22:19 WIB
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
PT. Tunggal Perkasa Plantations Giat Sosial, Fogging Permukiman Warga Cegah DBD
Jumat 24 Oktober 2025
Pemerintah Indonesia Resmi Bolehkan Umroh Mandiri Tanpa Biro Travel
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 

Pekanbaru

Senin 20 Oktober 2025, 07:04 WIB
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Senin 20 Oktober 2025
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Selasa 07 Oktober 2025
Dugaan Adanya SPPD fiktif di DPRD Kota Pekanbaru, Sekwan Hambali Diperiksa Kejari
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau