

Keindahan Kiswah Ka'bah di Jakarta dari Perspektif Arsitek dan Ulama
RIAUMADANI. COM, JAKARTA - Salah satu simbol religius dari tanah suci Mekah kini berada di
Jakarta. Benda itu adalah kain hitam penutup Ka’bah di Masjidil Haram yang biasa disebut
Kiswah, sekarang bisa dilihat di Graha Begawan Nusantara, Jakarta Selatan.
Seperti diketahui, kain penutup Ka’bah atau kiswah ini diganti setiap tahun. Kain hitam
yang lama dilepas untuk kemudian diganti dengan yang baru. Salah satu kiswah itu
diperoleh oleh pendiri Graha Begawan Nusantara, Arie Triyono, dari Arab Saudi,
pertengahan Maret 2014.
Kiswah tersebut kemudian terpasang megah di dalam ruangan berdinding kaca.
Keagungan kiswah ini diapresiasi oleh arsitek Ridwan Kamil dan ulama kharismatik
sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya Yahya.
Keduanya diundang secara khusus ke Graha Begawan Nusantara. Usai sholat berjamaah
di depan kiswah, Ridwan Kamil dan Buya Yahya dipandu oleh Arie melihat-lihat kiswah
dari dekat.
Menurut Buya Yahya, kiswah lebih dari sekadar penutup untuk bangunan fisik, namun
melambangkan kesucian dan keagungan Ka'bah. “Dengan jahitan emas yang
mengilustrasikan kaligrafi Arab yang indah, kiswah menjadi perwujudan dari keindahan
seni Islam,” kata Buya Yahya.
Ridwan Kamil menambahkan pandangannya sebagai seorang arsitek. "Tidak hanya
elemen dekoratif. Kiswah adalah simbol religius yang kuat. Sebagai penutup bangunan
suci, kiswah memperkuat identitas religius dan kehadiran spiritual Ka'bah, "papar Kang
Emil, demikian ia biasa disapa.
Memaknai Kiswah
Arie Triyono mengatakan bahwa dirinya mengundang Buya Yahya sebagai ulama.
Sementara Ridwan Kamil ia nilai punya perhatian dan kepedulian pada dakwah dan
pengembangan arsitektur bernuansa Islam.
“Kita tahu Kang Emil itu kepeduliannya sangat tinggi pada umat Islam. Ia merancang
banyak masjid, bahkan sampai di Gaza. Oleh karena itulah Kang Emil saya undang
khusus kesini untuk memberi saran dan masukan pada tempat dimana kiswah kami
simpan dengan baik,” papar Arie.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil telah merancang sejumlah masjid yang tersebar di
Indonesia dan luar negeri. Mulai dari Masjid Al- Irsyad (Kabupaten Bandung Barat), Masjid
Al-Mumtadz (Kabupaten Bandung), Masjid Raya Asmaul Husna (Tangerang), Masjid Al-
Safar (Rest Area KM 88 Tol Purbaleunyi), Masjid Raya Al-Azhar (Summarecon, Bekasi),
Masjid Jami'e Darussalam, (Tanah Abang), Masjid Al-Kamil (Kabupaten Sumedang),
Masjid Baiturrahman (Yogyakarta), Masjid Kubah 99 Asmaul Husna (Kota Makassar),
Masjid Syaikh Ajlin (Palestina).
Di akhir pertemuan, Arie mengatakan bahwa kiswah adalah pengingat akan sejarah dan
tradisi Islam. Setiap pergantian kiswah mengingatkan umat Islam akan peran penting
Ka'bah dalam perkembangan agama mereka. "Kiswah bukan hanya sebuah penutup kain,
tetapi lambang suci yang menghubungkan hati umat Islam dengan Allah SWT,"imbuh
Arie.
Penghormatan terhadap kiswah, masih menurut Arie, adalah penghormatan terhadap
Islam itu sendiri. “Dalam setiap jahitan, dalam setiap serat kain, tersemat nilai-nilai
kebersamaan, kesucian, dan kekaguman yang memperkuat ikatan umat Islam dengan
ajaran agama mereka," pungkas Arie.
Kiswah Ka’bah diganti setiap 1 Muharram. Penggantian kiswah Ka’bah pada 1 Muharram
ini adalah perintah dari Raja Salman. Sementara untuk pencucian Ka’bah, dilakukan pada
15 Muharram.
****
Editor | : | TIS |
Kategori | : | Nasional |





01
02
03
04
05



