Minggu, 19 Mei 2024

Breaking News

  • Peringatan HUT ke-44 Perpusnas RI, Siak Terima Bantuan Satu Unit Mobil Perpustakaan Keliling   ●   
  • *TERKAIT KONFLIK LAHAN PT. RPI Vs WARGA, FORKOPIMCAM KELAYANG RDP, DETEKSI DINI*   ●   
  • Maju Pilkada Meranti 2024, MK Ingin Tingkatkan Pembangunan di Bidang Ekonomi dan Infrastruktur   ●   
  • KOMPOL. SUTARJA. SH KAPOLSEK KHS, JADI IRUP HARDIKNAS MEMASUKI AKHIR JABATAN   ●   
  • KOMPOL. SUTARJA. SH KAPOLSEK KHS, AGAR WARGA PENERIMA BLT GUNAKAN DANA SESUAI KEBUTUHAN PRIMER   ●   
Wako Pekanbaru: Banyak Dokter Merasa Dewa
Wako, Implementasikan Permenkes NO.1.Tahun 2012
Selasa 10 Juni 2014, 02:28 WIB
Walikota Pekanbaru Firdaus.ST.MT

PEKANBARU. Riaumadani.com -  Walikota Pekanbaru, Firdaus MT memandang masih banyak dokter lokal yang belum mampu berkomunikasi dengan baik dengan pasiennya. Bahkan, tak sedikit dokter yang membuat jarak sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat pada layanan kesehatan di rumah sakit di Kota Pekanbaru.

"Patut dicermati, di negara tetangga, hubungan antara pasien dengan dokter termasuk petugas kesehatan kuat sekali. Semua dilandasi atas hubungan kemanusiaan yang tinggi. Tapi kalau disini, saya lihat masih ada jurang yang memisahkan antara dokter dengan pasien. Seakan-akan antara dokter dan pasien tidak tinggal di satu planet. Sejumlah dokter bahkan menempatkan diri seperti masyarakat dewa," ungkap Walikota ketika membuka pertemuan sistem rujukan regionalisasi rumah sakit [Permenkes nomor 1 tahun 2012] yang diikuti perwakilan rumah sakit se Kota Pekanbaru, Senin [9/6].

Menurut Firdaus, kondisi seperti itulah yang harus di hapus oleh dokter dan tenaga kesehatan di Pekanbaru. Sehingga, rasa percaya masyarakat pada layanan kesehatan di Indonesia jadi tinggi.

Secara kemampuan, dokter di Pekanbaru sebenarnya tak kalah dengan yang ada di luar negeri. Prasarana rumah sakit juga tidak kalah canggihnya. Baik dari segi fisik gedung maupun perlengkapan kedokteran. Tapi kenapa, masyarakat lebih mempercayakan layanan kesehatannya ke luar negeri? Firdaus menilai, hal itu disebabkan oleh masalah pelayanan.

Bahkan, menurut pengamatannya pribadi, pelayanan yang kurang baiki itu ditunjukkan oleh dokter maupun petugas kesehatan lainnya. Karena itu, pada pimpinan Rumah Sakit [RS] dan dokter diminta lebih meningkatkan hubungan dengan pasien dengan semangat persaudaraan.

"Jika mampu menanamkan rasa persaudaraan, setidaknya hal itu bisa menumbuhkan rasa percaya dari masyarakat. Sebaliknya,kalau komunikasi dokter dan pasien saklak, bisa-bisa malah menimbulkan ketidakpuasan," tuturnya.

Walikota menambahkan, saat ini banyak masyarakat Riau yang memilih berobat atau memeriksa kesehatannya ke RS di Malaysia atau Singapura. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan orang per bulan. Ini menandakan, kepercayaan masyarakat pada RS di negara luar itu sangat tinggi. Sehingga, meskipun di Pekanbaru ada RS, mereka lebih memilih berobat ke luar negeri.

Ditanya kenapa sejumlah dokter kurang mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasiennya, Walikota menjawab bahwa hal itu berkaitan dengan budaya. "Karena hubungan yang kurang baik itu dirasakan bukan orang perorang. Tapi dikebanyakan dokter.

Sebenarnya, tambah Firdaus, Pemko sudah ada menggelar pelatihan pendidikan pelayanan prima. Dimana tujuannya mendorong petugas kesehatan agar memberi pelayanan secara baik dalan segala hal. Mulai dari tutur kata, ramah tamah, tindakan medis dan sebagainya.

Sayangnya, di sebagian dokter pelayanan prima tersebut masih dipahami sekedar slogan. "Masih ucapan di bibir saja. Sementara, implementasinya secara umum belum terjadi," katanya.

Meski demikian, dia melihat di beberapa RS sudah mulai ada pembenahan. Ketika berkunjung ke RS dan berdiskusi dengan pasien, sudah banyak yang menilai pelayanan RS mulai membaik. Tapi secara umum kualitasnya masih jauh dibanding di RS negara tetangga.

Dalam kesempatan itu, Walikota juga menekankan pentingnya menyebar lokasi RS rujukan. Apalagi saat ini rujukan yang berlaku lebih terfokus ke RSUD Arifin Achmad. Sehingga, pasien disana kerap membludak. Padahal, Menteri Kesehatan sudah meminta agar RSUD itu tidak menjadi Puskesmas besar.

Menurutnya, rujukan-rujukan harusnya diberikan juga ke RS lain. Pemko juga berencana nantinya penetapan RS rujukan dibagi berdasarkan wilayah. Dengan tujuan, ketika diperlukan pasien lebih dekat dengan RS rujukan.

"Karena dalam kegiatan ini hadir pimpinan dari 30 RS, maka diharap semua materi yang disampaikan menjadi motivasi pada mereka agar meningkatkan kepercayaan masyarakat pada layanan kesehatan lokal," tandasnya.**




Editor : Laporan : TAM/TP
Kategori : Pekanbaru
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top