Wako Pekanbaru: Banyak Dokter Merasa Dewa
Wako, Implementasikan Permenkes NO.1.Tahun 2012
Selasa 10 Juni 2014, 02:28 WIB
Walikota Pekanbaru Firdaus.ST.MT
PEKANBARU. Riaumadani.com - Walikota Pekanbaru, Firdaus MT memandang masih banyak dokter lokal yang belum mampu berkomunikasi dengan baik dengan pasiennya. Bahkan, tak sedikit dokter yang membuat jarak sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat pada layanan kesehatan di rumah sakit di Kota Pekanbaru.
"Patut dicermati, di negara tetangga, hubungan antara pasien dengan dokter termasuk petugas kesehatan kuat sekali. Semua dilandasi atas hubungan kemanusiaan yang tinggi. Tapi kalau disini, saya lihat masih ada jurang yang memisahkan antara dokter dengan pasien. Seakan-akan antara dokter dan pasien tidak tinggal di satu planet. Sejumlah dokter bahkan menempatkan diri seperti masyarakat dewa," ungkap Walikota ketika membuka pertemuan sistem rujukan regionalisasi rumah sakit [Permenkes nomor 1 tahun 2012] yang diikuti perwakilan rumah sakit se Kota Pekanbaru, Senin [9/6].
Menurut Firdaus, kondisi seperti itulah yang harus di hapus oleh dokter dan tenaga kesehatan di Pekanbaru. Sehingga, rasa percaya masyarakat pada layanan kesehatan di Indonesia jadi tinggi.
Secara kemampuan, dokter di Pekanbaru sebenarnya tak kalah dengan yang ada di luar negeri. Prasarana rumah sakit juga tidak kalah canggihnya. Baik dari segi fisik gedung maupun perlengkapan kedokteran. Tapi kenapa, masyarakat lebih mempercayakan layanan kesehatannya ke luar negeri? Firdaus menilai, hal itu disebabkan oleh masalah pelayanan.
Bahkan, menurut pengamatannya pribadi, pelayanan yang kurang baiki itu ditunjukkan oleh dokter maupun petugas kesehatan lainnya. Karena itu, pada pimpinan Rumah Sakit [RS] dan dokter diminta lebih meningkatkan hubungan dengan pasien dengan semangat persaudaraan.
"Jika mampu menanamkan rasa persaudaraan, setidaknya hal itu bisa menumbuhkan rasa percaya dari masyarakat. Sebaliknya,kalau komunikasi dokter dan pasien saklak, bisa-bisa malah menimbulkan ketidakpuasan," tuturnya.
Walikota menambahkan, saat ini banyak masyarakat Riau yang memilih berobat atau memeriksa kesehatannya ke RS di Malaysia atau Singapura. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan orang per bulan. Ini menandakan, kepercayaan masyarakat pada RS di negara luar itu sangat tinggi. Sehingga, meskipun di Pekanbaru ada RS, mereka lebih memilih berobat ke luar negeri.
Ditanya kenapa sejumlah dokter kurang mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasiennya, Walikota menjawab bahwa hal itu berkaitan dengan budaya. "Karena hubungan yang kurang baik itu dirasakan bukan orang perorang. Tapi dikebanyakan dokter.
Sebenarnya, tambah Firdaus, Pemko sudah ada menggelar pelatihan pendidikan pelayanan prima. Dimana tujuannya mendorong petugas kesehatan agar memberi pelayanan secara baik dalan segala hal. Mulai dari tutur kata, ramah tamah, tindakan medis dan sebagainya.
Sayangnya, di sebagian dokter pelayanan prima tersebut masih dipahami sekedar slogan. "Masih ucapan di bibir saja. Sementara, implementasinya secara umum belum terjadi," katanya.
Meski demikian, dia melihat di beberapa RS sudah mulai ada pembenahan. Ketika berkunjung ke RS dan berdiskusi dengan pasien, sudah banyak yang menilai pelayanan RS mulai membaik. Tapi secara umum kualitasnya masih jauh dibanding di RS negara tetangga.
Dalam kesempatan itu, Walikota juga menekankan pentingnya menyebar lokasi RS rujukan. Apalagi saat ini rujukan yang berlaku lebih terfokus ke RSUD Arifin Achmad. Sehingga, pasien disana kerap membludak. Padahal, Menteri Kesehatan sudah meminta agar RSUD itu tidak menjadi Puskesmas besar.
Menurutnya, rujukan-rujukan harusnya diberikan juga ke RS lain. Pemko juga berencana nantinya penetapan RS rujukan dibagi berdasarkan wilayah. Dengan tujuan, ketika diperlukan pasien lebih dekat dengan RS rujukan.
"Karena dalam kegiatan ini hadir pimpinan dari 30 RS, maka diharap semua materi yang disampaikan menjadi motivasi pada mereka agar meningkatkan kepercayaan masyarakat pada layanan kesehatan lokal," tandasnya.**
"Patut dicermati, di negara tetangga, hubungan antara pasien dengan dokter termasuk petugas kesehatan kuat sekali. Semua dilandasi atas hubungan kemanusiaan yang tinggi. Tapi kalau disini, saya lihat masih ada jurang yang memisahkan antara dokter dengan pasien. Seakan-akan antara dokter dan pasien tidak tinggal di satu planet. Sejumlah dokter bahkan menempatkan diri seperti masyarakat dewa," ungkap Walikota ketika membuka pertemuan sistem rujukan regionalisasi rumah sakit [Permenkes nomor 1 tahun 2012] yang diikuti perwakilan rumah sakit se Kota Pekanbaru, Senin [9/6].
Menurut Firdaus, kondisi seperti itulah yang harus di hapus oleh dokter dan tenaga kesehatan di Pekanbaru. Sehingga, rasa percaya masyarakat pada layanan kesehatan di Indonesia jadi tinggi.
Secara kemampuan, dokter di Pekanbaru sebenarnya tak kalah dengan yang ada di luar negeri. Prasarana rumah sakit juga tidak kalah canggihnya. Baik dari segi fisik gedung maupun perlengkapan kedokteran. Tapi kenapa, masyarakat lebih mempercayakan layanan kesehatannya ke luar negeri? Firdaus menilai, hal itu disebabkan oleh masalah pelayanan.
Bahkan, menurut pengamatannya pribadi, pelayanan yang kurang baiki itu ditunjukkan oleh dokter maupun petugas kesehatan lainnya. Karena itu, pada pimpinan Rumah Sakit [RS] dan dokter diminta lebih meningkatkan hubungan dengan pasien dengan semangat persaudaraan.
"Jika mampu menanamkan rasa persaudaraan, setidaknya hal itu bisa menumbuhkan rasa percaya dari masyarakat. Sebaliknya,kalau komunikasi dokter dan pasien saklak, bisa-bisa malah menimbulkan ketidakpuasan," tuturnya.
Walikota menambahkan, saat ini banyak masyarakat Riau yang memilih berobat atau memeriksa kesehatannya ke RS di Malaysia atau Singapura. Jumlahnya bahkan mencapai ribuan orang per bulan. Ini menandakan, kepercayaan masyarakat pada RS di negara luar itu sangat tinggi. Sehingga, meskipun di Pekanbaru ada RS, mereka lebih memilih berobat ke luar negeri.
Ditanya kenapa sejumlah dokter kurang mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasiennya, Walikota menjawab bahwa hal itu berkaitan dengan budaya. "Karena hubungan yang kurang baik itu dirasakan bukan orang perorang. Tapi dikebanyakan dokter.
Sebenarnya, tambah Firdaus, Pemko sudah ada menggelar pelatihan pendidikan pelayanan prima. Dimana tujuannya mendorong petugas kesehatan agar memberi pelayanan secara baik dalan segala hal. Mulai dari tutur kata, ramah tamah, tindakan medis dan sebagainya.
Sayangnya, di sebagian dokter pelayanan prima tersebut masih dipahami sekedar slogan. "Masih ucapan di bibir saja. Sementara, implementasinya secara umum belum terjadi," katanya.
Meski demikian, dia melihat di beberapa RS sudah mulai ada pembenahan. Ketika berkunjung ke RS dan berdiskusi dengan pasien, sudah banyak yang menilai pelayanan RS mulai membaik. Tapi secara umum kualitasnya masih jauh dibanding di RS negara tetangga.
Dalam kesempatan itu, Walikota juga menekankan pentingnya menyebar lokasi RS rujukan. Apalagi saat ini rujukan yang berlaku lebih terfokus ke RSUD Arifin Achmad. Sehingga, pasien disana kerap membludak. Padahal, Menteri Kesehatan sudah meminta agar RSUD itu tidak menjadi Puskesmas besar.
Menurutnya, rujukan-rujukan harusnya diberikan juga ke RS lain. Pemko juga berencana nantinya penetapan RS rujukan dibagi berdasarkan wilayah. Dengan tujuan, ketika diperlukan pasien lebih dekat dengan RS rujukan.
"Karena dalam kegiatan ini hadir pimpinan dari 30 RS, maka diharap semua materi yang disampaikan menjadi motivasi pada mereka agar meningkatkan kepercayaan masyarakat pada layanan kesehatan lokal," tandasnya.**
Editor | : | Laporan : TAM/TP |
Kategori | : | Pekanbaru |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Selasa 07 Mei 2024, 06:14 WIB
Abdul Wahid Serahkan formulir pendaftaran calon Gubernur Riau 2024 ke PDIP
Rabu 17 April 2024
MK Tegaskan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Diumumkan 22 April
Jumat 12 April 2024
Bupati Kasmarni Langsung Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Senin 08 April 2024
Koperasi Bunsur Pesisir Cemerlang Salurkan Pinjaman ke Dua Kepada 476 Pemilik SHM Lahan TORA
Nasional
Sabtu 18 Mei 2024, 08:45 WIB
*TERKAIT KONFLIK LAHAN PT. RPI Vs WARGA, FORKOPIMCAM KELAYANG RDP, DETEKSI DINI*
Sabtu 18 Mei 2024
*TERKAIT KONFLIK LAHAN PT. RPI Vs WARGA, FORKOPIMCAM KELAYANG RDP, DETEKSI DINI*
Kamis 16 Mei 2024
Keindahan Kiswah Ka'bah di Jakarta dari Perspektif Arsitek dan Ulama
Kamis 16 Mei 2024
RUDI WALKER PURBA BERHARAP PENYELESAIAN KONFLIK PT. RPI DENGAN WARGA KEDEPANKAN KEARIFAN LOKAL*
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 06:11 WIB
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 15 Mei 2024
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 08 Mei 2024
H.Endang Sukarelawan dan Lahmuddin Rambe Kembalikan Berkas Pendaftaran ke Partai PKB
Rabu 08 Mei 2024
Rahmansyah Kembalikan Formulir Pendaftaran Bacalon Walikota Pekanbaru ke PKB dan Nasdem