Kamis, 28 Maret 2024

Breaking News

  • DBH Migas Meranti Turun Drastis, Sekda Bambang Sampaikan Keluhan ke Banggar DPR RI   ●   
  • Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Garuda Indonesia Bantai Vietnam 3-0 di Hanoi   ●   
  • DPD Pekat IB Meranti Kecam Keras Oknum Polisi Salah Tangkap Warga Sipil   ●   
  • Bupati Alfedri: Mari Pantau Anak-anak Kita Agar Mereka Tidak Terjerumus Pergaulan Bebas dan Narkoba   ●   
  • Temui Jampidsus, PETIR Laporkan Dugaan Korupsi Embarkasi Setdaprov Riau ke Kejagung   ●   
Kang Rois Kades Desa Lahai Kemuning Kondisi Jalan Sudah Beberapa Kali di Usulkan Melalui Musrenbang
AKIBAT HUJAN TINGGI, KONDISI JALAN DESA SANGLAP DAN LAHAI KEMUNING, RUSAK BERLUMPUR
Selasa 13 September 2022, 19:46 WIB
Kondisi jalan seperti kubangan Sawah. *Bain

Batang Cenaku, Inhu, RIAUMADANI. com -- Intensitas hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) dan sekitarnya pada beberapa pekan ini, mengakibatkan sejumlah ruas jalan mengalami kerusakan. Ruas jalan yang rusak bagaikan adonan dodol ini karena kondisi jalan masih berbentuk tanah merah ataupun belum tersentuh pengerasan badan jalan sama sekali oleh instansi terkait.

Salah satu ruas jalan yang rusak ini terjadi di akses utama penghubung antara Desa Lahai Kemuning dengan Desa Sanglap, Kecamatan Batang Cenaku, Kabupaten Inhu. Akses milik Pemerintah daerah (Pemda) Inhu ini setiap musim penghujan tiba jalan menjadi seperti kubangan sawah dan nyaris tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. 

Masyarakat pengguna jalan berharap adanya perhatian serius dari para pemangku kebijakan, baik itu dari eksekutif maupun legislatif. 

Terkait hancurnya kondisi jalan penghubung kedua Desa tersebut dibenarkan oleh Kades Lahai Kemuning, Ahmad Rois. Menurut Kang Rois, ruas jalan yang dimaksud pada setiap Musrenbang tingkat Kecamatan Batang selalu dibahas dan dijadikan salah satu skala prioritas. Namun, dari Musrenbang ke Musrenbang, tahun ke tahun, skala prioritas itu tidak kunjung direalisasikan oleh Pemda Inhu melalui Dinas PUPR.

"Sudah capek, seperti frustasi kami tiap tahun merengek rengek dengan mereka(Dinas PUPR -Red) untuk meminta jalan kami diperhatikan. Akan tetapi Musrenbang tidak ada hasilnya," ungkap Rois, Senin malam (12/9/2022) melalui sambungan sellulernya.

Senada juga disampaikan oleh Kades Sanglap, Samahdi. Menurutnya, akses utama menuju Desanya ini kondisinya sangat memprihatikan. Sebab, jangankan dilalui kendaraan roda empat, kendaraan roda dua pun sulit melintas karena penuh lumpur dibeberapa titik.

Pihaknya sebagai Pemerintah Desa dan masyarakat sudah bersatu padu dan berupaya untuk melakukan perawatan jalan melalui penggalian dana secara swadaya. Penggalian swadaya itu, khususnya para pelaku usaha buah kelapa sawit serta para petani kebun kelapa sawit yang berada disekitar jalan yang dimaksud.

Hasilnya, kata dia, kemudian dibelikan batu kerokos dan diserak kurang lebih 8 Kilo Meter (KM) dari Batas Desa Lahai Kemuning, Sipang (Motah) hingga menuju Desa Sanglap. Kendati sudah dilakukan upaya perawat jalan secara swadaya, akan tetapi, karena terbentur kekuatan biaya swadaya tentunya hasilnya masih kurang maksimal, maksutnya kata Mahdi, berbeda dengan gelontoran dana dari Pemerintah.

," Namanya petani dan masyarakat, ya dana hanya jutaan rupiah, berbeda jauh dengan dana Pemerintah yang ratusan hingga Milyaran rupiah. Jadi kami memohon Dinas PUPR memikirkan nasib masyarakat yang terletak diwilayah terujung Kabupaten Indragiri Hulu ini," pinta Mahdi.

Jalan ini, sambung Mahdi, merupakan urat nadi perekonomian masyarakat. Dengan hancurnya akses transportasi utama ini, otomotis perekonomian masyarakat semakin sulit dan terjepit. Mengapa demikian, ucap Kades, sebab ekonomi masyarakat Desanya hanya menggantungkan hidupnya dengan hasil bercocok tanam dari pertanian serta perkebunan. Namun, dengan kondisi jalan yang tidak memadai, mereka kesulitan tatkala hendak menjual hasil perkebunan keluar Desa dan ke Pabrik terdekat.

"Pokoknya kami harus susah payah dan berjibaku untuk mendapatkan kebutuhan pokok sehari hari karena hasil kebun sulit dijual dan dijadikan uang," keluh Kades yang satu ini.

Lanjut Kades, saat ini juga harga sembako dan kebutuhan pokok di Desanya mengalami lonjakan yang cukup siknifikan. Salah satu kebutuhan masyarakat yang melonjak tajam itu berjenis Bahan Bakar Minyak (BBM). Diterangkannya, harga BBM jenis pertalit di SPBU Rp 10.000, 00/ liternya. Sedangkan di Desanya eceran pertalit sudah mencapai Rp 20.000,00/liter.

"Mahalnya Pertalit ini jelas tidak terlepas dari faktor akses jalan yang sulit dilewati. Sehingga dengan tingginya harga pertalit di Desa kami, semua kebutuhan pokok lainnya jadi ikut meroket,"  ujar Samahdi lagi.

Selain butuh adanya perhatian yang serius dari Pemerintah, masyarakat juga menyoroti kinerja para wakil rakyat, yakni DPRD Kabupaten Inhu dapil 2, khususnya yang berdomisili di Kecamatan Batang Cenaku untuk ikut memperhatikan nasib akses jalan menuju Desa Sanglap tersebut.

Mereka (wakil rakyat-red) dinilai kurang memperhatikan masyarakat. Sebab mereka turun kelapangan (Desa Desa) manakala sedang melakukan kegiatan Reses. Sehingga kurang maksimal dalam menyerap aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat yang berada di pelosok.

Terkait kinerja DPRD dapil 2 yang terkesan melempem, juga menjadi soratan dan celotehan bahkan cibiran dari berbagai kalangan masyarakat penggiat media sosial (Medsos) salah satunya WhatsApp (WA).

Hal itu nampak seperti yang terjadi disalah satu WhatsApp Grup (WAG) yang diikuti awak media ini. Ada salah seorang masyarakat yang mengeshare beberapa gambar (Foto) berupa kerusakan akses utama jalan menuju Desa Sanglap tersebut. Kemudian di WAG ini gambar kemudian mendapat reaksi dan tanggapan berupa caption dari anggota WAG.

Dalam caption-nya, terlontar berbagai statmen yang sudah tidak percaya lagi dan bahkan meragukan kinerja para wakil rakyat.  " Jangankan jauh diujung sana, yg didepan mata aja gk diperhatikan, dari Blok E sampai Beligan, Dari Tower Pejangki hingga ke arah simpang DK3, dst.......seolah 'tak gune' kita punya wakil banyak disana😪 " tulis KTM alias BWR dengan Emoji menggambarkan ketidak percayaannya terhadap kinerja DPRD Inhu Dapil 2.

Selain dari BWR, coleteh juga ditulis oleh EJ di WAG ini. " Seharusnya dengan jumlah yg ada sudh bisa membawa aspirasi khususnya baatang cenaku.." Mungkin maksut dari EJ dalam captionnya menyebut dengan jumlah yang ada ini adalah ada beberapa anggota DPRD Inhu dapil 2. Namun dari kesekian wakil rakyat itu dirasa olehnya belum mampu sebagai penyambung aspirasi masyarakat dan menuntaskan segala permasalahan di wilayahnya. Nyatanya di akses utama masyarakat Desa Sanglap dari Indonesia merdeka hingga detik ini belum sama sekali tersentuh pengerasan badan jalan oleh Para pemangku kebijakan yang ada di Kabupaten Inhu.

Tulis yang sama juga dilakukan oleh PNT. Dalam WAG, dirinya mengajak yang ada di WAG pada kontestasi Pileg mendatang jangan sampai salah dalam menjatuhkan pilihan hatinya hanya karena iming iming materi berupa uang. "Mari bersama mulai sosialisasi untuk tidak menerima duwit 200kok kanggo 5 thn" demikian tulis PNT dengan bahasa nasional bercampur bahasa Jawa nya itu yang berarti dalam bahasa Indonesinya " mari bersama mulai sosialisasi untuk tidak menerima uang. Rp 200 ribu kok untuk 5 tahun".

 

Pewarta: ARBAIN HSB




Editor : Redaksi
Kategori : Inhu
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top