Jumat, 29 Maret 2024

Breaking News

  • Plt Bupati Asmar Serahkan LKPD Tahun 2023 ke BPK RI Perwakilan Riau   ●   
  • Pemkab Meranti Peringati Nuzul Qur’an di Masjid Agung Darul Ulum Selat Panjang   ●   
  • Sekda Meranti Ajak Seluruh Pihak Serius dan Jaga Konsentrsi Laksanakan Percepatan Penurunan Stunting   ●   
  • REZITA MEYLANI YOPI, BUPATI INHU RESMIKAN SPKLU PERTAMA UNTUK MOBIL LISTRIK   ●   
  • Bea cukai Bengkalis Musnahkan 19.800 KG Buah Mangga Ilegal, Kerugian Negara Mencapai Ratusan Juta.   ●   
Konferprov PWI Riau ke-15 Bengkalis
Pesta Mandat Hiasi Konferensi PWI Riau 2022, Ratusan Peserta Tolak Lanjutkan Sidang Pleno
Sabtu 25 Juni 2022, 06:04 WIB

BENGKALIS - Konferensi Provinsi (Konferprov) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau ke-15 di Bengkalis Kamis (22-23/6/2022), diwarnai dengan pesta ratusan surat mandat.

Dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT), terdapat 492 pemilik suara sah. Sebanyak 52 peserta tidak hadir tanpa keterangan dan sekitar 180 peserta memberikan suara melalui mandat atau kuasa memilih. Dengan demikian hanya 260 peserta yang dinyatakan hadir dalam konferensi tersebut.

Dari sekitar 180 peserta yang kehadirannya dalam Konferensi dimandatariskan, ada 92 orang yang tidak memiliki kartu aktif, sedang proses peningkatan status atau perpanjangan masa berlaku. Mereka tetap masih bisa memilih, karena kartu mereka sedang dalam pengurusan ke PWI Pusat. Mereka tetap memiliki hak untuk memilih dan dipilih. Hebatnya lagi, sekitar 87 peserta yang hadir di konferensi Bengkalis, kehadirannya tidak dianggap, karena sudah memberikan surat kuasa. Jadi mandat mereka tetap berlaku. Harusnya mandat itu diakui jika yang memiliki kartu, tidak hadir secara fisik.

Akibatnya, banyak peserta sidang yang protes. Kenapa kartunya dalam proses tapi bisa membuat mandat. Padahal untuk memberikan mandat, harus menyerahkan kartu biru PWI yang sah. Tanpa kartu itu, maka mandatnya tak sah. Sementara kartu mereka masih dalam pengurusan.

Akibat lainnya, terjadi perdebatan antara sebagian peserta dengan peserta lainnya yang dipimpin dua orang Steering Commite (SC). Bahkan SC juga mengabaikan saran PWI pusat yang diwakili oleh Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat, Zulkifli Gani Ottoh.

"Mandat yang kartunya mati atau peningkatan status, secara etika sebaiknya tidak diberikan hak memilih kecuali mereka hadir secara fisik. Mereka sudah diberikan hak untuk memilih dan dipilih. Tapi jika tidak hadir secara fisik artinya mereka tidak menghargai konferensi ini," kata Ketua Bidang Organisasi PWI Pusat Zulkifli Gani Ottoh.

Namun fatwa PWI Zulkifli Gani Ottoh yang didukung oleh dua mantan Sekretaris PWI Riau Eka Putra Nazir dan Mario Abdillah Khair yang tercatat sebagai peserta Konfeprov, diacuhkan oleh pimpinan sidang.

Helmi Burman sebagai SC dan pimpinan sidang, berlagak masa bodoh, mengabaikan fatwa atau pendapat PWI pusat terkait mandat tersebut. Bahkan dia meminta agar masalah ini diselesaikan dengan voting atau pemilihan suara anggota sidang. Tindakannya ini, mendapat kecaman dari ratusan peserta konferensi yang kemudian memilih tidak ikut melanjutkan konferensi.

"Pimpinan sidang, saya nilai membuat kacau Konferensi PWI Riau. Dia adalah dalang berkecamuk dan kacaunya acara. Dengan membuat voting, dia sudah membuat onggok onggok (kelompok kelompok) sehingga yang tidak sah menjadi benar. Dia memaksakan kehendak kelompoknya, " kata Eka Putra Nazir sebagai peserta konferensi.

Menurut Mario Abdillah Khair, mereka perlu mengetahui, pelaksana konferensi haruslah sesuai dengan PD/PRT (Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga) PWI sebagai acuan dalam penyusunan tata tertib jalannya sidang. "Apa yang saya sampaikan sebagai peserta dalam konferensi itu mengacu pada PD/PRT," kata Mario.

Melihat kondisi ini, Eka PUtra dan Mario Abdilah Khair yang mendukung kandidat Ketua PWI, Dr H Syafridi SH MH, bersama ratusan peserta konferensi PWI Riau lainnya, menyatakan tidak melanjutkan sidang pleno. Karena mereka menilai Helmi Burman sebagai pimpinan sidang yang mengusung kandidat Zulmansyah Sekedang (Incumbent) sudah mencederai demokrasi Konferensi PWI Riau tersebut.

Sementara Syafriadi sendiri, atas kejadian ini, tidak ikut lagi mencalonkan diri menjadi Ketua PWI Riau. "Terima kasih atas dukungan teman-teman membela saya. Bersama ratusan anggota PWI Riau yang mendukung keputusan ini, kami tidak menyelesaikan pleno," kata doktor ahli hukum pers ini.

Dia melanjutkan, penolakan ratusan peserta untuk meneruskan hadir dalam Konfrensi Provinsi PWI Riau, adalah bentuk tidak transparannya panitia Konferprov terhadap beberapa tata tertib yang dibahas dalam persidangan.

Juga, pemilihan tempat pelaksanaan Konferprov yang diadakan di Kota Bengkalis, diduga keras membuat panitia mudah mengumpulkan mandat yang diadakan pada hari kerja itu. Ketidaktransparanan lainnya adalah penempatan para peserta yang seakan di kotak-kotakkan. "Ini adalah pelaksanaan Konferprov PWI terburuk selama ini," tegas Syafriadi.

Yang paling menyedihkan adalah tidak netralnya panitia Konferprov di dalam menyikapi peserta oleh panitia daerah. Mereka menilai, PWI Bengkalis tidak netral dalam memberlakukan peserta konferprov yang berbeda pilihan dengan petahana.

"Ini sungguh kita sesalkan sekali. Seharusnya sebagai tuan rumah PWI Bengkalis harus bersikap netral.

Sebab, tidak semua anggota PWI itu memilih petahana sebagai calon ketua PWI," sebut Ridha M Hatzil, salah seorang peserta sidang pleno konferensi. "Saya juga heran dan sedih, melihat banyaknya kartu baru atau yang diproses menjelang konferensi," tambah mantan wakil sekretaris PWI Riau ini.

Karena itu, Ridha juga tidak ikut hadir bersama ratusan anggota PWI Riau yang menolak hadir dalam konferensi dengan agenda pleno Laporan Pertanggungjawaban (LPj) Ketua PWI Riau Zulmansyah Sekedang, serta proses penjaringan dan pemilihan calon ketua PWI Riau. Ridha memilih pulang ke Pekanbaru.

Dari ratusan anggota PWI Riau yang menolak ikut hadir melanjutkan sidang, tampak mantan Ketua PWI Riau dua priode (2007-2017), H. Dheni Kurnia. Juga wartawan senior DR H Syafridi SH MH, Fakhrunnas MA Jabbar, Mario Abdillah Khair, Eka Putra Nazir, Tun Akhyar, H Yusrizal Koto, Saparuddin Koto, Dr. Molly Wahyuni, Yuki Chandra, Khairuddin Domo, Faisal Sikumbang, H. Yan Faisal, Ali Masruri, Zulpen Zuhri, Agustiar, Eka Buana Putra serta sejumlah tokoh pers lainnya yang tercatat sebagai anggota PWI Riau. **sumber Vokal




Editor : Tis
Kategori : Bengkalis
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
 
 
Copyrights © 2022 All Rights Reserved by Riaumadani.com
Scroll to top