Peranap, Inhu, RIAUMADANI. com- Buntut dari pemukulan yang dilakukan oknum pengamanan PT. Sinar Reksa Kencana (SRK) Mentari Group kepada Husein (37), warga Batang Peranap berujung konflik.
Di ceritakan Husein, bahwa dirinya sekitar bulan Ramadhan yang lalu di tuduh mencuri Tandan Buah Sawit (TBS) di lokasi PT. SRK, padahal itu TBS hasil kebun saya sendiri. Namun pihak Perusahaan ngotot hingga terjadilah pemukulan terhadap diri saya yang dilakukan oknum pengaman perusahaan.
Tidak Terima dilakukan semena-mena akhirnya beberapa warga berdemo, hingga terjadilah kesepakatan bahwa, PT. SRK diwajibkan bayar uang adat senilai RP. 45 juta, dengan rincian, Rp 15 juta untuk biaya beli Sapi, Rp 15 juta untuk biaya konsumsi (makan bersama, kenduri, red) dan Rp 15 juta untuk biaya Sagu Hati.
Di sepakati seluruh pembayaran Rp 45 juta tersebut akan dibayarkan tiga minggu setelah Lebaran. Namun, karena waktu yang di sepakati tidak kunjung di tepati, terjadilah demo yang di mediasi kan oleh Polsek Peranap. Dalam mediasi tersebut juga tidak ada titik temu.
Selanjutnya, pada hari ini selasa, 14 juni '22 kami memberitahukan kepada Perusahaan akan melaksanakan Demo. Ada sekitar 400 sepeda motor dan sekitar 15 mobil dengan perkiraan warga sebanyak satu ribu (1000 ) personil yang berangkat ke kantor PT. SRK. Mobilisasi dimulai sekitar pukul 13: 00 wib, siang.
Melihat jumlah warga yang banyak dan sudah tersulut emosi, maka Perusahaan mengabulkan dan membayarkan sejumlah uang yang sudah di sepakati sebelumnya. Namun entah bagaimana pemicunya terjadi amuk warga melempari kaca kantor PT. SRK dan tiba- tiba terjadilah kobaran api yang begitu cepat menjalar.
Diperkirakan kobaran api terjadi sekitar pukul 15: 30 wib, sore. Selain itu, situasi dan kondisi sore tadi hingga kini sangat mencekam, "Demikian jelas Husein, selasa ( 14/juni 2022), malam.
Sementara itu Edi Harianto, Manager Regional wilayah Riau PT. SRK belum bisa di konfirmasi, beberapa kali nomor HP dengan nomor: + 62 8124 184 xxxx tidak tersambung, dan pesan Chat Washap RIAUMADANI. com terkait hal ini belum di balas.
PEWARTA: BDS