
Heboh Dana Hibah Keluarga Akidi Tio
Heriyanti atau sering disapa Ahong, warga Sumatera Selatan.dokter keluarga mereka di Palembang, Prof. Dr. dr Hardi Darmawan, kepada Kapolda Sumsel disaksikan Gubernur Sumsel Herman Deru menyerahkan bantuan 2 T untu
270 Juta Orang Tertipu; Menunggu (Hukuman) Seharga Dua Triliun
Selasa 03 Agustus 2021, 23:32 WIB

RIAUMADANI. COM - INI kisah unik yang berindikasi penipuan. Semula menakjubkan, tapi kemudian jadi ranah (dugaan) pembohongan. Bayangkan, 270 juta penduduk Indonesia, termasuk gubernur, danrem dan Kapolda Sumatera Selatan, ikut terkena "prank". Bahasa kerennya "tertipu" atau sengaja ditipu.
Awalnya, semua orang kagum. Termasuk (mungkin Presiden RI), beberapa menteri kabinet Indonesia Maju, mantan menteri, anggota MPR/DPR-RI dan sejumlah orang yang kagum dengan keluarga Akidi Tio. Mereka memuji-muji setinggi ombak di laut, awan di langit dan setinggi bentuk kepedulian di dunia. Tapi akhirnya, semua jadi gelap dan tak jelas.
Adalah Heriyanti atau sering disapa Ahong, warga Sumatera Selatan. Dia mengaku sudah bicara dengan saudara-saudaranya untuk menyumbangkan warisan ayahnya sebesar 2 triliun rupiah. Meski saudaranya pada cuek, uang itu kemudian diserahkan secara simbolis melalui Kapolda Sumsel, untuk bantuan dana penanggulangan Covid-19 Senin pekan lalu.
Ahong, wanita pendiam itu, merupakan anak ke-7 dari almarhum Akidi Tio yang meninggal 2009 lalu di usia 89 tahun. Akidi adalah pengusaha Tionghoa yang tinggal di Palembang Sumsel. Konon, mereka berasal dari Langsa Kabupaten Aceh Timur dan hijrah ke Palembang beberapa tahun lalu.
Sumbangan ini diserahkan Ahong bersama dokter keluarga mereka di Palembang, Prof. Dr. dr Hardi Darmawan, kepada Kapolda Sumsel disaksikan Gubernur Sumsel Herman Deru dan beberapa anggota Forkompinda lainnya. Wajah Kapolda Sumsel Irjen (Pol) Eko Indra Heri, Gubernur Herman, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus, begitu sumringah hari itu. Karena Rp.2 triliun bukanlah jumlah yang sedikit.
"Alhamdulillah," kata Kapolda. "Luar biasa," sambut Gubernur. Masyarakat Sumsel pun, mengelu-elukan keluarga Akidi. Tak hanya di Sumsel, kabar sumbangan ini kemudian merebak ke seluruh Indonesia. Bagai bau parfum impor dan wangi lemang hangat, cerita 2 T ini berkibar dari Sabang sampai Merauke, dari langit sampai dasar bumi.
Nama Almarhum Akidi Tio dan istrinya (juga sudah meninggal) seakan hidup kembali. Marwah keluarga mereka meroket bak Falcon-9 buatan SpaceX. Semua orang memujinya, membicarakannya, bahkan para YouTuber, penulis, wartawan, kolomnis hebat, memburu keluarga Akidi untuk konten mereka.
Halnya mengenai sumbangan yang baru ditulis di atas karton atau sejenisnya, diserahkan melalui Kapolda Sumsel, bukan kepada Gubernur Sumatera Selatan, karena ayah Ahong (Akidi Tio) sudah lama mengenal Kapolda Eko Indra Heri.
Cerita ini, dibenarkan Kapolda Sumsel. Bahkan dia menambah cerita ketika jumpa wartawan, Akidi Tio sudah dikenalnya saat bertugas di Aceh beberapa tahun silam. Jadi keluarga Akidi mempercayakan kepadanya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat Sumsel.
"Kita akan atur nanti penyalurannya. Sekalian kita bentuk tim untuk pengawasannya," sebut kapolda.
Cerita kemudian menjadi gelap, setelah seminggu lebih uang 2 T tersebut tak kunjung cair, tak juga masuk rekening Kapolda Sumsel. Akibatnya, Ahong pun "diundang" ke kantor polisi, termasuk sang Profesor Hardi Dermawan. Semula mereka akan dijadikan tersangka karena ngeprank. Tapi belakangan, beredar kabar mereka hanya dimintai keterangan.
Pasalnya, ada yang menyebut sumbangan Rp.2 triliun itu, masih ada di Bank Singapura.
Uang itu hasil usaha Akidi Tio dengan partner bisnis di Singapura dan Hongkong. Mereka juga dikatakan punya aset gedung-gedung di Negeri Singa itu. Jumlahnya cukup mengejutkan. Sekitar 11 triliun rupiah.
Melalui kisah yang berkembang, Ahong alias Heryanti sudah berusaha mencairkan, tetapi tak berhasil. Bahkan untuk mengurus semua itu, Ahong terhutang sebesar Rp.3 miliar kepada rekannya.
Menurut kabar angin, dari anak-anak Akidi Tio yang masih hidup, hanya Ahong yang terus nyinyir mengurus pencairan dana peninggalan ayahnya. Saudaranya yang lain malah sudah nyerah. Terakhir, merasa dana itu segera akan keluar, Ahong menghubungi Profesor Hardi dan Kapolda Sumsel.
Berita ini, bahkan bisa menyaingi kesuksesan Grysia Polii dan Apriyani Rahayu yang memenangkan Emas di Olimpiade Tokyo Jepang, untuk cabang bulu tangkis beregu Puteri. Prestasi anak bangsa di kancah internasional ini, bergalau dengan berita tak masuk-masuknya uang 2T itu ke rekening Eko Indra Heri, pemeriksaan terhadap Ahong dan sang guru besar.
Nasi memang belum jadi bubur. Kalaupun toh nanti jadi bubur, tinggal menambah ricisan ayam atau gula enau, karena masih nikmat juga dimakan. Artinya, kasus ini kemudian berkembang jadi jutaan versi. Ada versi polisi, ada versi masyarakat, versi penjabat, dan adapula versi dangdut; Makin di goyang makin asik, bahkan ada yang sampai teler mengulasnya.
Hanya saja, menurut seorang wartawan, rekan saya di Malaysia; "Alamak. Hebat you di Indonesia. Bisa dapat berita dengan mudah. You tak perlu kemane-mane." Saya pun lalu menjawab dengan tertawa besar. Hahaha.
Rupanya, tak hanya (diduga) 270 juta orang Indonesia yang menggunjingkan kasus Ahong dengan pejabat pemerintah ini. Media-media di Malaysia pun, kata sahabat saya itu, juga menulis kisah Ahong di halaman satu media mereka. Mungkin juga media di Singapura atau Filipina, Brunai Darussalam. Entahlah.
Judulnya, tak ada satupun yang membela Heriyanti atau Ahong. Mereka menyebut kasus ini mulai dari "Penipuan Bodoh" sampai "Wang Gelapkan Mata Pejabat".
Kisah ini, kata media Malaysia, seibarat Nabi Adam memakan buah quldi. Dirayu iblis, Adam lalu memakannya, tapi tersangkut di tenggorokan. Lalu Adam dihukum Allah SWT dengan diturunkan ke Bumi.
Di Palembang, sejauh ini memang belum ada hukuman untuk Ahong. Juga untuk kapolda dan gubernur Sumsel serta orang-orang yang menjadikan kisah ini sebagai "peristiwa nasional". Ahong baru berstatus tersangka. Perlu dicari kebenarannya. Mana tahu uang 2 T itu memang ada. Manatau Ahong memang anak dermawan yang suka bagi-bagi uang untuk orang sakit dan teraniaya. Manatau Akidi Tio memang punya uang Rp.11 triliun di Bank Singapura dan Hongkong. Manatau kisah ini berakhir dengan saling peluk dan saling memaafkan. Mana tahu atau tempe. Hehehe!
Yang jelas menurut Prof Hardi ketika diperiksa Polda Sumsel, jika uang itu memang tidak ada, Ahong memang harus minta maaf kepada masyarakat Indonesia. Meski Polda Sumsel terlanjur bikin siaran pers dan Gubernur Herman Deru menyebut tindakan bantuan ini luar bisa, semuanya memang harus ada proses. Ada hitung-hitungan hukum untuk penyelesaiannya.
Karena kasus seperti ini bukan pertama kali di Indonesia. Sejak dulu kisah prank yang menasional seperti ini, beberapa kali terjadi. Misalnya, seorang Menteri Agama yang bermimpi bahwa Indonesia punya harta karun triliunan rupiah di Prasasti Batutulis, yang bisa melunasi hutang luar negeri Indonesia.
Atau pula kisah tukang becak yang mengaku Raja dan seorang Pekerja Seks Komersial (PSK) yang mengaku Ratu dari Pedalaman Jambi bisa menyelesaikan kasus-kasus di Papua. Pun, kisah seorang dermawan yang akan membantu 3.000 rumah bagi korban gempa di tanah air. Termasuk cerita lelang motor listrik seharga 2 miliar rupiah lebih, yang semuanya hanyalah prank atau hoaks belaka.
Begitulah! Kita memang belum bisa memastikan akhir dari cerita Heriyanti atau Ahong ini. Karena semuanya masih terselimut kabut misteri. Yang pasti, banyak orang, banyak pejabat negara yang "terlibat" di sana.
Yang bisa kita lakukan saat ini, tentulah "menunggu", seperti judul lagi Ridho Rhoma. Menunggu akhir kisah prank berdurasi 2 triliun rupiah, sebagaimana bait lagu Ridho di bawah ini;
Sekian lama aku menunggu
Untuk kedatanganmu
Bukankah engkau telah berjanji
Kita jumpa di sini
Datanglah, kedatanganmu kutunggu
Telah lama, telah lama ku menunggu.
Dheni Kurnia; Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Riau dan Ketua DKP Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau.
Editor | : | Tis |
Kategori | : | Nasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 27 Agustus 2025, 22:19 WIB
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Senin 25 Agustus 2025
Silaturahmi Akbar jamaah haji Rokan Hulu tahun 2025, Bupati Anton : jadikan sebagai wadah mempererat ukhuwah islamiah
Minggu 24 Agustus 2025
Bupati Bengkalis Resmikan Gedung Futsal dan Turnamen Kenji Cup I 2025.
Sabtu 16 Agustus 2025
Camat Sungai Apit Lepaskan 32 Regu Peserta Lomba Gerak Jalan, Dalam Rangka HUT RI yang Ke-80 Tahun 2025
Nasional

Rabu 24 September 2025, 18:46 WIB
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Lintas Tengah Rusak, Elemen Masyarakat Sepakat, Truck Angkutan Batu Bara Bangun Jalan Alternatif
Rabu 24 September 2025
Siti Aisyah Anggota MPR RI Fraksi PDI-P A-164 Sosialisasi 4 Pilar di Kampung Seberang, Rengat, Inhu, Riau
Selasa 23 September 2025
Abdul Azis & Wandri Sahputra Simbolon Protes Relokasi Serta Ketidakjelasan Status Lahan
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 


Pekanbaru

Rabu 01 Oktober 2025, 23:02 WIB
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau
Rabu 01 Oktober 2025
Video Viral di Mal Pekanbaru, Dr. Jeri Klarifikasi Ungkap Fakta Pernikahannya dengan Novi
Senin 11 Agustus 2025
Peringati HUT ke-13 IWO, Muridi Susandi: Jurnalisme Bukan Hanya Tentang Berita, Tapi Senjata Perubahan