Mantan Sekdaprov Riau Dituntut 7 Tahun 6 Bulan Penjara
			
			Kejati Riau tuntut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau non aktif, Yan Prana Jaya dengan hukuman 7 tahun 6 bulan penjara dalam kasus dugaan korupsi Rp 1,8 miliar, di Pengadilan Negeri Pekanbaru Jumat (9/7/21)
			
     			
					
										Tuntutan Korupsi Yan Prana Dinilai Jauh Dari Rasa Keadilan, Dr. Huda: Tuntutannya "seperti basa-basi
			
        		Sabtu 10 Juli 2021, 23:57 WIB
        
			Kejati Riau tuntut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau non aktif, Yan Prana Jaya dengan hukuman 7 tahun 6 bulan penjara dalam kasus dugaan korupsi Rp 1,8 miliar, di Pengadilan Negeri Pekanbaru Jumat (9/7/21)RIAUMADANI. COM - Didakwa terlibat korupsi saat menjabat Kepala Bappeda Pemkab Siak, Riau, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejati Riau menuntut Mantan Sekda Pemprov Riau, Yan Prana Jaya dengan hukuman 7 tahun 6 bulan penjara dalam kasus dugaan korupsi Rp 1,8 miliar, di Pengadilan Negeri Pekanbaru Jumat (9/7/21). Sidang tuntutan diikuti Yan Prana secara virtual dari Rutan Sialang Bungkuk.
Tuntutan ini dinilai Akademisi dan Praktisi hukum di Riau, hanya sebagai “Basa-basi” JPU dalam pemuntut tersangka Korupsi yang merugikan negara tersebut.
“Tuntutannya "seperti basa-basi” saja, jauh dari rasa keadilan,” kata Ketua Pusat Studi Anti Korupsi Fakultas Hukum Universitas Islam Riau, Dr. Muhammad Nurul Huda SH MH., pada redaksi dalam pesan WhatsApp, Sabtu (10/7/21) pagi.
Lanjut Direktur Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formasi) Riau, itu membandingkan kasus korupsi dengan pencurian dalam KUHP, "barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian. 
"Pidana penjaranya lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah lho. Kalau kita bandingkan dengan pencurian bisa tentunya bolehlah lebih tinggi kok," kata DR Huda.
Ahli Hukum Pidana Riau ini mengharapkan, semoga hakim dalam menilai korupsi di Riau agar progresif dan mampu membaca keinginan rakyat.
"Ya kalau misal hakim memvonis 15 tahun, rasanya rakyat akan sedikit terobati rasa keadilannya,," pungkas Dr. Huda.
Sedikit menyamai pendapat Dr Huda dalam sebuah wancara dengan suaracom, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati, menyebut bahwa pemerintah dan DPR dianggap pula telah menyamakan kasus pidana umum biasa dengan pidana kejahatan luar biasa untuk bisa menerima remisi dengan cepat.
"Hal ini menunjukkan DPR menyamakan tindak pidana biasa dengan tindak pidana khusus. Kalau disamakan ya tidak adil terhadap yang mencuri ayam. Artinya proses remisi dapat membuka peluang korupsi berikutnya," kata Asfinawati.
"Lebih parah lagi jika mencuri ayam karena miskin, miskin karena uang Negara "dicuri" koruptor. Jadi korupsi harus dibedakan dengan orang mencuri ayam karena kelaparan," imbuhnya.
Sehingga, kata Asfinawati dapat menjadi peluang menghilangkan makna pemidanaan atau pengaturan pidana tentang korupsi itu sendiri.
Seperti diberitakan sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau non aktif, Yan Prana Jaya telah diperiksa jaksa pidana khusus Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau.
Pemeriksaan tersebut merupakan yang pertama kalinya sejak menyandang status sebagai tersangka dugaan kasus anggaran rutin di Bapedda Kabupaten Siak.
Jaksa mengungkapkan bahwa pihak penyidik masih akan terus mendalami dugaan kasus yang merugikan negara sebesar Rp 1,8 miliar tersebut.
Usai ditetapkan tersangka mantan Sekda Provinsi Riau nonaktif tersebut telah dibawa ke Rutan Klas I Pekanbaru, Yan Prana ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi anggaran rutin di Bapedda Siak 2014-2017.
Dengan mengenakan rompi tahanan berwarna oranye, Yan Prana langsung dijebloskan ke dalam sel.
Aspidsus Kajati Riau, sebelumnya menyebut bahwa ditahannya Pejabat Eselon I di lingkup Pemprov Riau tersebut lantaran dikhawatirkan menghilangkan barang bukti.
Jaksa penyidik saat ini masih melakukan pengembangan kasus untuk memperkuat bukti tindak pidana. Selain Yan Prana, jaksa juga akan memanggil saksi lainnya.
Jaksa menjelaskan, penyimpangan anggaran dilakukan Yan Prana ketika jadi Pengguna Anggaran (PA). Modusnya melakukan pemotongan atau pemungutan setiap pencairan anggaran sebesar 10 persen.(**)
     		| Editor | : | Tis | 
| Kategori | : | Hukum | 
							Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com						
											
	Komentar Anda
	Berita Terkait
  Berita Pilihan
  
        
                        Internasional
        

        		Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
        
			Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025   
        		Rabu 09 Juli 2025
            
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
        		Rabu 11 Juni 2025
            
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
        		Kamis 08 Mei 2025
            
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
        
                        Politik
        

        		Rabu 29 Oktober 2025, 14:26 WIB
        
			Bertemu Menteri Imigrasi, Ketua IWO Riau Tegaskan Komitmen Jadi Mitra Strategis Imigrasi dan Lapas
        		Jumat 17 Oktober 2025
            
Rohul Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Riau, Bukti Kepemimpinan Visioner Bupati Anton dan Wabup Syafaruddin Poti
        		Minggu 05 Oktober 2025
            
Tim Gabungan Avsec dan Lanud RSN Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jenis Sabu Seberat Hampir 1Kg
        		Rabu 27 Agustus 2025
            
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
         Nasional         
        

        		Senin 03 November 2025, 22:19 WIB
        
			Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
        		Senin 03 November 2025
            
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
        		Senin 03 November 2025
            
PT. Tunggal Perkasa Plantations Giat Sosial, Fogging Permukiman Warga Cegah DBD
        		Jumat 24 Oktober 2025
            
Pemerintah Indonesia Resmi Bolehkan Umroh Mandiri Tanpa Biro Travel
  Terpopuler
01
            Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
            
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har        02
            Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
            
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern        03
            Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
            
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan        04
            Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
            
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK        05
            Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
            
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta  Klarifikasi Harta ke KPK        
  
         Pekanbaru         
        

        		Senin 20 Oktober 2025, 07:04 WIB
        
			Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
        		Senin 20 Oktober 2025
            
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
        		Selasa 07 Oktober 2025
            
Dugaan Adanya SPPD fiktif di DPRD Kota Pekanbaru, Sekwan Hambali Diperiksa Kejari
        		Rabu 01 Oktober 2025
            
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim  Ditreskrimsus Polda Riau