Hubungan Bilateral indonesia- australia
PM Abbott dan SBY Bicarakan Hubungan Bilateral
Rabu 04 Juni 2014, 02:48 WIB
PM.Australia Tonny Abbott dan Presiden RI SBY
CANBERRA. Riaumadani..com - Perdana Menteri Australia Tony Abbott dan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Rabu (4/6/2014), dijadwalkan mengambil langkah-langkah penting menuju perbaikan hubungan kedua negara.
Abbott dijadwalkan mengunjungi pulau Batam selama enam jam untuk berbicara selama setidaknya dua atau tiga jam dengan SBY. Pembicaraan ini diharapkan mengakhiri ketegangan hubungan yang telah berlangsug selama enam bulan.
Ketegangan ini dipicu bocornya data intelijen bulan November lalu, yang menunjukkan bahwa Australia berusaha memata-matai telepon seluler SBY, Ibu negara Ani Yudhoyono, dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Istana Kepresidenan Republik Indonesia menyatakan optimismenya, bahwa hubungan bilateral -yang dibangun berdasarkan kemitraan menyeluruh- bisa dioptimalkan sekali lagi, dimana kedua negara bisa membangun kembali kepercayaan berdasarkan code of conduct (tata cara perilaku).
Bulan November 2013 lalu, di puncak ketegangan seputar isu spionase, Presiden SBY meminta pembuatan code of conduct. Tata cara ini rencananya akan mengandung protokol-protokol untuk menyelenggarakan operasi intelijen dan keamanan bersama, bahkan satu sama lain.
Beberapa patroli maritim bersama dan operasi berbagi data intelijen akan dibekukan hingga code of conduct itu selesai.
Presiden SBY dan Perdana Menteri Abbott dapat membahas kandungan tata cara tersebut, namun negosiasi akhir rincian-rinciannya akan dilakukan oleh menteri pertahanan dan menteri luar negeri kedua negara.
Sehari sebelum keberangkatannya ke Batam, Abbott menyatakan pada parlemen Australia bahwa selama ini butuh waktu menegosiasikan code of conduct.
"Pihak Indonesia butuh waktu untuk menyerahkan draft nya ke kami. Saat ini, kami membahas draft mereka, dan saya yakin saat menteri luar negeri dan menteri pertahanan nanti menjalani dialog 'two-plus-two', yang akan berlangsung setelah beberapa pekan ke depan, itu saat yang amat baik untuk menyelesaikan code of conduct ini."
Menurut informasi yang didapat ABC, Indonesia menyerahkan draft tata cara pada tanggal 24 April. Duta besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, dan duta besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat, sudah berada di Batam.
Presiden SBY dijadwalkan membuka MTQ nasional di Batam. Ia menyatakan akan bertemu dengan Abbott di sela-sela acara tersebut dan juga akan bertemu presiden Singapura, Tony Tan.
Selain membahas isu intelijen, pertemuan Abbott-SBY juga akan membahas isu-isu regional lainnya. Kemungkinan besar, kebijakan Australia terkait pencari suaka dan kebijakan luar negeri China baru-baru ini di bagian barat daya Pasifik.
Abbott telah menyatakan keinginannya untuk "memperbaiki hubungan dengan Indonesia saat (SBY) masih menjabat, karena Ia selama ini tidak hanya menjadi presiden yang hebat, Ia juga teman baik bagi Australia.". **
Abbott dijadwalkan mengunjungi pulau Batam selama enam jam untuk berbicara selama setidaknya dua atau tiga jam dengan SBY. Pembicaraan ini diharapkan mengakhiri ketegangan hubungan yang telah berlangsug selama enam bulan.
Ketegangan ini dipicu bocornya data intelijen bulan November lalu, yang menunjukkan bahwa Australia berusaha memata-matai telepon seluler SBY, Ibu negara Ani Yudhoyono, dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Istana Kepresidenan Republik Indonesia menyatakan optimismenya, bahwa hubungan bilateral -yang dibangun berdasarkan kemitraan menyeluruh- bisa dioptimalkan sekali lagi, dimana kedua negara bisa membangun kembali kepercayaan berdasarkan code of conduct (tata cara perilaku).
Bulan November 2013 lalu, di puncak ketegangan seputar isu spionase, Presiden SBY meminta pembuatan code of conduct. Tata cara ini rencananya akan mengandung protokol-protokol untuk menyelenggarakan operasi intelijen dan keamanan bersama, bahkan satu sama lain.
Beberapa patroli maritim bersama dan operasi berbagi data intelijen akan dibekukan hingga code of conduct itu selesai.
Presiden SBY dan Perdana Menteri Abbott dapat membahas kandungan tata cara tersebut, namun negosiasi akhir rincian-rinciannya akan dilakukan oleh menteri pertahanan dan menteri luar negeri kedua negara.
Sehari sebelum keberangkatannya ke Batam, Abbott menyatakan pada parlemen Australia bahwa selama ini butuh waktu menegosiasikan code of conduct.
"Pihak Indonesia butuh waktu untuk menyerahkan draft nya ke kami. Saat ini, kami membahas draft mereka, dan saya yakin saat menteri luar negeri dan menteri pertahanan nanti menjalani dialog 'two-plus-two', yang akan berlangsung setelah beberapa pekan ke depan, itu saat yang amat baik untuk menyelesaikan code of conduct ini."
Menurut informasi yang didapat ABC, Indonesia menyerahkan draft tata cara pada tanggal 24 April. Duta besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, dan duta besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat, sudah berada di Batam.
Presiden SBY dijadwalkan membuka MTQ nasional di Batam. Ia menyatakan akan bertemu dengan Abbott di sela-sela acara tersebut dan juga akan bertemu presiden Singapura, Tony Tan.
Selain membahas isu intelijen, pertemuan Abbott-SBY juga akan membahas isu-isu regional lainnya. Kemungkinan besar, kebijakan Australia terkait pencari suaka dan kebijakan luar negeri China baru-baru ini di bagian barat daya Pasifik.
Abbott telah menyatakan keinginannya untuk "memperbaiki hubungan dengan Indonesia saat (SBY) masih menjabat, karena Ia selama ini tidak hanya menjadi presiden yang hebat, Ia juga teman baik bagi Australia.". **
Editor | : | Sumber :Kompas.com |
Kategori | : | Internasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Selasa 07 Mei 2024, 06:14 WIB
Abdul Wahid Serahkan formulir pendaftaran calon Gubernur Riau 2024 ke PDIP
Rabu 17 April 2024
MK Tegaskan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Diumumkan 22 April
Jumat 12 April 2024
Bupati Kasmarni Langsung Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Senin 08 April 2024
Koperasi Bunsur Pesisir Cemerlang Salurkan Pinjaman ke Dua Kepada 476 Pemilik SHM Lahan TORA
Nasional
Rabu 15 Mei 2024, 06:40 WIB
Dewan Pers Tolak RUU Penyiaran, Ancaman Independensi dan Profesionalisme
Rabu 15 Mei 2024
Dewan Pers Tolak RUU Penyiaran, Ancaman Independensi dan Profesionalisme
Sabtu 11 Mei 2024
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari: Caleg Terpilih di Pileg 2024 Tak Wajib Mundur Jika Maju Pilkada
Senin 06 Mei 2024
Miris! Mahkamah Agung Diduga Terindikasi Kuat sebagai Pasar Gelap Jual-beli Perkara
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Rabu 15 Mei 2024, 06:11 WIB
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 15 Mei 2024
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 08 Mei 2024
H.Endang Sukarelawan dan Lahmuddin Rambe Kembalikan Berkas Pendaftaran ke Partai PKB
Rabu 08 Mei 2024
Rahmansyah Kembalikan Formulir Pendaftaran Bacalon Walikota Pekanbaru ke PKB dan Nasdem