Saiman Pakpahan Sebut Ada Motif Politik di Balik Aksi Demo Gubri Syamsuar
Kamis 03 Juni 2021, 14:22 WIB
Saiman Pakpahan Pengamat Politik RiauRIAUMADANI. COM - Pengamat Politik Riau Saiman Pakpahan mengkritik keras aksi-aksi demo yang tidak dieskpresikan secara santun dan beradab yang sering terjadi belakangan ini. Termasuk aksi sekelompok massa, Rabu (2/6/2021) kemarin di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Puteri Kaca Mayang Pekanbaru yang kasar, brutal dan jauh dari kesantunan Budaya Melayu.
Memang secara politik, kata Saiman Pakpahan, siapapun tidak boleh membatasi masyarakat dalam mengekspresikan hak-hak politiknya. Dan penyampaian aspirasi maupun pendapat di depan umum tersebut dilindungi oleh Undang-undang.
"Namun tentu saja ketika mengekspresikan (hak-hak politik) itu mesti dilakukan dengan cara-cara yang santun dan beradab. Apalagi budaya politik kita di Riau itu budaya Melayu. Jadi semestinya in-line dengan itu (budaya Melayu)," kata Saiman Pakpahan dalam wawancara dengan media, Kamis (3/6/2021) di Pekanbaru menanggapi fenomena aksi-aksi demo yang sering terjadi belakangan ini di Riau.
Dari pengamatan Saiman, aksi-aksi demo yang terjadi belakangan ini di Riau, hampir keseluruhannya diarahkan kepada Gubernur Riau Syamsuar, dengan berbagai caci maki serta tuduhan-tuduhan yang bersifat memvonis. "Ya, siapapun juga, selagi ber-KTP Riau pasti tidak akan setuju dengan cara-cara aksi unjuk rasa yang kasar, brutal dan jauh dari kesantunan budaya Melayu. Karena memang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku," katanya lagi.
Pengamat politik Universitas Riau ini juga mengkritik pemilihan diksi yang dipakai massa aksi seperti penyebutan "Syamsuar Gubernur Drakula" atau "Tangkap Syamsuar, Gubernur Koruptor". "Itu sangat tendensius dan melukai hati banyak masyarakat di Riau. Pak Syamsuar itu Gubernur Riau, lho. Jadi tolong hormati marwah beliau sebagai Gubernur," ujar Saiman Pakpahan lagi.
Saiman sekali lagi menegaskan bahwa aksi-aksi massa yang mengkritisi berbagai kebijakan dan permasalahan yang terjadi, tidak ada masalah.
"Karena kita negara demokratis dan perlu partisipatif politik dan hak-hak pendapat masyarakat itu muncul ke permukaan. Tetapi tentu saja harus disampaikan dan diartikulasikan dengan cara-cara santun dan beradab. Itu yang kita kritik," tegasnya.
Kepada pihak-pihak yang ada di balik aktor gerakan tersebut, Saiman berharap mereka segera sadar. Karena apa yang mereka lakukan bukan cara yang benar dalam melakukan sosialisasi dan edukasi politik terhadap masyarakat Riau. "Kalau ingin membangun Riau secara komprehensif, mereka mestinya sadar. Berikan kesempatan kepada Pak Gubernur Syamsuar menyelesaikan pekerjaan rumahnya yang dijanjikan dalam Pilgubri kemarin selama lima tahun," ujar Saiman.
"Kenapa harus diganggu-ganggu dengan gerakan-gerakan kelompok kepentingan yang tidak jelas itu?" kata Saiman lagi balik bertanya.
Saiman sendiri menduga aksi-aksi yang terjadi belakangan ini sangat kental motif politiknya dan bukan soal penegakan hukum lagi. "Kala mereka bilang ini soal penegakan hukum, kenapa Bansos yang dia bidik? Kenapa misalnya bukan kota Pekanbaru atau kota-kota lainnya yang terus-menerus dirundung masalah sampai saat ini. Kenapa Syamsuar yang hari ini notabene adalah Gubernur Riau yang jadi sasaran. Jadi (aksi-aksi) ini sangat kental dengan motif politik, bukan penegakan hukum," tegasnya.
Sementara jika aksi-aksi itu murni soal penegakan hukum, menurut Saiman, mereka mesti menyasar banyak pengguna anggaran yang lain di Provinsi Riau. "Tapi kenapa ini saja dan yang mereka sasar itu terus-menerus adalah Gubernur Riau?" tanya Saiman lagi.
Karena itu, menurut Saiman, secara politik pemerintahan, sosial, budaya dan sebagainya, yang sangat dilanggar oleh kelompok-kelompok aksi itu adalah persoalan etik. "Ketika mereka menyampaikan aspirasinya, kita tidak bungkam mereka untuk bicara. Silakan, karena itu adalah hak kelompok kepentingan untuk menyampaikan fikiran-fikiran mereka. Tapi tolong hormati dan jaga marwan Gubernur. Itu Gubernur kita di Riau," ungkap Saiman.
Kalaupun misalnya mereka mau sebutkan tentang kasusnya di Siak, kata Saiman, mestinya disebutkan waktu itu Syamsuar sebagai bupati. Jangan disebut Gubernur Syamsuar. Sebab, Syamsuar sebagai Gubernur Riau, tidak ada urusannya dengan kasus kemarin tersebut. Semestinya mereka itu, kata Saiman, memilah-milahnya.
"Jadi harapan saya terhadap aktor intelektual yang berada di belakang gerakan ini, aki (baca: baterai) intelelektualnya tolong dinaikan dikit, kalau mau main," tegas Saiman Pakpahan.
Ketika ditanya soal diksi-diksi dalam demo, misalnya penyebutan "Gubernur Drakula" atau "Tangkap Syamsuar Gubernur Koruptor" apakah sudah memenuhi unsur pencemaran nama baik yang dapat dilaporkan ke penegak hukum, Saiman, menyarankan untuk meminta pendapat para ahli pidana. "Saya kira nanti bisa dilihat pasal-pasal delik aduan yang mengatur tentang pencemaran nama baik. Dan teman-teman di Fakultas Hukum lebih tepat untuk menanggapinya." jawab Saiman.
Bagi Saiman selaku pengamat sosial politik dan pemerintahan, dia melihat lihat yang dilanggar itu murni persoalan etik. "Jadi etika politiknya itu tak ada untuk mengartikulasikan kepentingan. Etika pergerakan publiknya itu tidak terbangun. Sehingga mereka melakukan gerakan membabi buta, sangat propokatif, mereka ingin publik segera terpancing dengan gerakan-gerakan mereka," tutup Saiman Pakpahan. (**)
| Editor | : | Tis |
| Kategori | : | Pekanbaru |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional

Minggu 07 September 2025, 20:18 WIB
Timnas Indonesia U-23 Wajib Kalahkan Korea Selatan Untuk lolos ke Putaran Final Piala Asia U-23 2025
Rabu 09 Juli 2025
PKB Gelar Puncak Harlah 23 Juli, Undang Prabowo hingga Ketum Partai
Rabu 11 Juni 2025
Arab Saudi Tegur Indonesia soal Data Kesehatan Jemaah, Kuota Haji 2026 Terancam Dipotong
Kamis 08 Mei 2025
"Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah"
Politik

Rabu 29 Oktober 2025, 14:26 WIB
Bertemu Menteri Imigrasi, Ketua IWO Riau Tegaskan Komitmen Jadi Mitra Strategis Imigrasi dan Lapas
Jumat 17 Oktober 2025
Rohul Catat Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Riau, Bukti Kepemimpinan Visioner Bupati Anton dan Wabup Syafaruddin Poti
Minggu 05 Oktober 2025
Tim Gabungan Avsec dan Lanud RSN Gagalkan Penyelundupan Narkotika Jenis Sabu Seberat Hampir 1Kg
Rabu 27 Agustus 2025
Kejari Rohul Tahan LA Kepsek dan R Bendahara SMAN 1 Ujung Batu
Nasional

Senin 03 November 2025, 22:19 WIB
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
Pemprov Riau Tegaskan Gubernur Abdul Wahid Tak Terjaring OTT KPK
Senin 03 November 2025
PT. Tunggal Perkasa Plantations Giat Sosial, Fogging Permukiman Warga Cegah DBD
Jumat 24 Oktober 2025
Pemerintah Indonesia Resmi Bolehkan Umroh Mandiri Tanpa Biro Travel
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK 

Pekanbaru

Senin 20 Oktober 2025, 07:04 WIB
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Senin 20 Oktober 2025
Dani Nursalam Pimpin LKP DPW PKB Riau, Abdul Wahid: Kader Harus Jadi Penjaga Ideologi dan Aspirasi Masyarakat
Selasa 07 Oktober 2025
Dugaan Adanya SPPD fiktif di DPRD Kota Pekanbaru, Sekwan Hambali Diperiksa Kejari
Rabu 01 Oktober 2025
Dua Pelaku Pengoplos Gas LPG Bersubsidi Dibekuk Tim Ditreskrimsus Polda Riau