Genosida yang dialami Suku Rohingya
Pemerintah Indonesia Diminta Tekan Myanmar Hentikan Peganiayaan Terhadap Rohingya
Minggu 03 September 2017, 02:49 WIB
poto int
JAKARTA, RIAUMADANI.com - Mengikuti pemberitaan media terkait Genosida yang dialami Suku Rohingya di Rakhine Myanmar, sangat mengoyak batas kesabaran sebagai sesama manusia.
"Pembunuhan massal secara brutal dan keji yang dialami penduduk sipil Rohingya di Rakhine, menegaskan bahwa di abad modern ini pun prilaku primitive dan Vandalism masih berlangsung di muka bumi ini," kata Ketua Umum DPP Generasi Muda (GEMA) Mathla ul Anwar, Ahmad Nawawi kepada datariau.com melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (2/9/2017).
Dikatakannya, Aung San Suu Kyi sebagai ikon gerakan Pro Demokrasi melawan Rezim Junta Militer Myanmar yang kemudian memperoleh Nobel Perdamaian, yang hari ini memiliki kekuasaan di pemerintahan Myanmar, seharusnya dapat mengambil peran konkret menyudahi Aksi Genosida di Rakhine.
"Diamnya Suu Kyi tentu tak ayal membuat kita semua, termasuk sejumlah tokoh dunia, juga para peraih Nobel seperti Desmon Tutu, Malala Yousafzai dan lain-lain sangat kecewa," kata Ketua Umum DPP GEMA Mathlaul Anwar.
"Terlepas apapun agama kita, juga indikasi adanya kepentingan geopolitik, ekonomi dan lainnya, kekerasan yang dialami warga Rohingya di Rakhine Myanmar sudah mengoyak nilai nilai kemanusiaan kita," lanjutnya.
Untuk itu, tambah Nawawi lagi, pihaknya meminta Pemerintah RI untuk segara mengambil langkah cepat dan tegas menekan Pemerintah Myanmar melalui Jalur ASEAN dan PBB untuk segera menghentikan segala bentuk kekerasan dan peganiayaan terhadap warga Rohingya.
"Pembiaran atas tindakan brutal tentara Pemerintah Myanmar juga Kelompok Radikal agama di sana, dikhawatirkan akan berdampak serius terhadap keberlangsungan hidup Suku Rohingya di muka bumi. Konflik inipun tidak menutup kemungkinan mengganggu situasi dan kondisi keamanan kawasan Asean, Asia bahkan dunia," pungkasnya. DR
"Pembunuhan massal secara brutal dan keji yang dialami penduduk sipil Rohingya di Rakhine, menegaskan bahwa di abad modern ini pun prilaku primitive dan Vandalism masih berlangsung di muka bumi ini," kata Ketua Umum DPP Generasi Muda (GEMA) Mathla ul Anwar, Ahmad Nawawi kepada datariau.com melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (2/9/2017).
Dikatakannya, Aung San Suu Kyi sebagai ikon gerakan Pro Demokrasi melawan Rezim Junta Militer Myanmar yang kemudian memperoleh Nobel Perdamaian, yang hari ini memiliki kekuasaan di pemerintahan Myanmar, seharusnya dapat mengambil peran konkret menyudahi Aksi Genosida di Rakhine.
"Diamnya Suu Kyi tentu tak ayal membuat kita semua, termasuk sejumlah tokoh dunia, juga para peraih Nobel seperti Desmon Tutu, Malala Yousafzai dan lain-lain sangat kecewa," kata Ketua Umum DPP GEMA Mathlaul Anwar.
"Terlepas apapun agama kita, juga indikasi adanya kepentingan geopolitik, ekonomi dan lainnya, kekerasan yang dialami warga Rohingya di Rakhine Myanmar sudah mengoyak nilai nilai kemanusiaan kita," lanjutnya.
Untuk itu, tambah Nawawi lagi, pihaknya meminta Pemerintah RI untuk segara mengambil langkah cepat dan tegas menekan Pemerintah Myanmar melalui Jalur ASEAN dan PBB untuk segera menghentikan segala bentuk kekerasan dan peganiayaan terhadap warga Rohingya.
"Pembiaran atas tindakan brutal tentara Pemerintah Myanmar juga Kelompok Radikal agama di sana, dikhawatirkan akan berdampak serius terhadap keberlangsungan hidup Suku Rohingya di muka bumi. Konflik inipun tidak menutup kemungkinan mengganggu situasi dan kondisi keamanan kawasan Asean, Asia bahkan dunia," pungkasnya. DR
Editor | : | Tis-RLS |
Kategori | : | Internasional |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi riaumadain.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Internasional
Jumat 26 Januari 2024, 22:52 WIB
Daftar Negara Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Indonesia
Jumat 22 Desember 2023
Serangan Israel ke Gaza Palestina Telah Menelan Korban 20,000 Jiwa
Minggu 03 Desember 2023
Jerman Rebut Juara Piala Dunia U17 2023, Kalahkan Perancis Lewat Adu Punalti,
Sabtu 02 Desember 2023
Beberapa Menit Gencatan Senjata Usai, Militer Zionis Israel Bombardir Rumah Sakit Nasser
Politik
Selasa 07 Mei 2024, 06:14 WIB
Abdul Wahid Serahkan formulir pendaftaran calon Gubernur Riau 2024 ke PDIP
Rabu 17 April 2024
MK Tegaskan Putusan Sidang Sengketa Pilpres 2024 Diumumkan 22 April
Jumat 12 April 2024
Bupati Kasmarni Langsung Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
Senin 08 April 2024
Koperasi Bunsur Pesisir Cemerlang Salurkan Pinjaman ke Dua Kepada 476 Pemilik SHM Lahan TORA
Nasional
Sabtu 18 Mei 2024, 08:45 WIB
*TERKAIT KONFLIK LAHAN PT. RPI Vs WARGA, FORKOPIMCAM KELAYANG RDP, DETEKSI DINI*
Sabtu 18 Mei 2024
*TERKAIT KONFLIK LAHAN PT. RPI Vs WARGA, FORKOPIMCAM KELAYANG RDP, DETEKSI DINI*
Kamis 16 Mei 2024
Keindahan Kiswah Ka'bah di Jakarta dari Perspektif Arsitek dan Ulama
Kamis 16 Mei 2024
RUDI WALKER PURBA BERHARAP PENYELESAIAN KONFLIK PT. RPI DENGAN WARGA KEDEPANKAN KEARIFAN LOKAL*
Terpopuler
01
Minggu 07 Agustus 2016, 07:47 WIB
Ribuan Personel Keamanan Diterjunkan Kawal Kirab Api PON 2016 Selama 11 Har 02
Rabu 17 September 2014, 02:20 WIB
Pemkab Pelalawan Kembangkan Pembibitan Ikan Secara Modern 03
Sabtu 25 April 2015, 04:51 WIB
10 Pejabat Kedubes Asing Dipanggil ke Nusakambangan 04
Selasa 09 Februari 2016, 01:21 WIB
LSM Laporkan Satker SNVT.Dedi dan PPK, Rukun dan Irzami Ke KPK 05
Rabu 25 Juni 2014, 05:20 WIB
Capres-Cawapres Prabowo-Hatta Klarifikasi Harta ke KPK
Pekanbaru
Senin 20 Mei 2024, 12:42 WIB
KOMPOL. SUTARJA. SH, UNTUK PILBUB INHU, TEKAT SUDAH BULAT, DAFTAR KE DPW PKB RIAU
Senin 20 Mei 2024
KOMPOL. SUTARJA. SH, UNTUK PILBUB INHU, TEKAT SUDAH BULAT, DAFTAR KE DPW PKB RIAU
Rabu 15 Mei 2024
Pj Gubri SF Hariyanto Lepas JCH Riau, Ini Pesan untuk Jemaah
Rabu 08 Mei 2024
H.Endang Sukarelawan dan Lahmuddin Rambe Kembalikan Berkas Pendaftaran ke Partai PKB